Friday, September 16, 2011

APAKAH TORAH TELAH DIBATALKAN MENURUT EFESUS 2:15?


Terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia menuliskan, “sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,…”.


Benarkah Efesus 2:15 membicarakan “pembatalan Torah?” Marilah kita mengulas teks dan konteks Efesus 2:15, agar mendapatkan pengertian yang wajar dan proporsional mengenai hakikat Torah.

Jika benar terjemahan diatas, mengapa pada banyak ayat lain, Rasul Paul mengatakan “jika demikian, adakah kami membatalkan Torah karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya” (Rm 3:31). Demikian pula dibagian lain dikatakan, “Jika demikian, apakah yang hendak kukatakan? Adakah Hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh Hukum Taurat aku telah mengenal dosa” (Rm 7:7). Bahkan dengan tegas Rasul Paul mengatakan, “Jadi Hukum Taurat adalah kudus dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik” (Rm 7:12). Bagaimana mungkin disatu pihak Rasul Paulus mengatakan bahwa Torah tidak dibatalkan, kudus dan baik namun dipihak lain berkata Torah dibatalkan?? 


Jika terjemahan Efesus 2:15 benar demikian, bagaimana jika diperhadapkan dengan perkataan Mesias sendiri, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya” (Mat 5:17)? Apakah Paulus lebih tinggi dari Yesus Sang Mesias sehingga membuat pernyataan yang berlawanan dengan Yesus Sang Mesias yang dikasihinya?

Konteks Efesus pasal 2 harus diperhatikan secara seksama dan secara keseluruhan. Untuk mengetahui “apa yang dibatalkan” atau “apa yang dirobohkan”, kita akan menelusuri berdasarkan konteks perikop Efesus 2. Surat ini secara khusus ditujukan pada orang kudus yang tinggal di Efesus (Ef 1:1). Agaknya merupakan campuran Yahudi dan non Yahudi. Ini tersirat dari kata-kata, “kamu bukan Yahudi secara daging” (Ef 2:11), “orang-orang tidak bersunat” (Ef 2:11), “tidak termasuk kewargaan Israel” (Ef 2:12), “tanpa ketetapan” (Ef 2:12), “tanpa pengharapan dan tanpa Tuhan didalam dunia” (Ef 2:12).

Kondisi yang digambarkan oleh Rasul Paulus diatas telah berubah setelah mereka menerima Sang Mesias sebagaimana dijelaskan, “Tetapi SEKARANG didalam Sang Mesias kamu yang dahulu jauh, sudah menjadi dekat oleh darah Sang Mashiah” (Ef 2:13). Hasil penerimaan Yesus Sang Mesias menurut Paul adalah “dipersatukan” (Ef 2:14, “diperdamaikan” (Ef 2:16), “persatuan kedua belah pihak, yaitu Yahudi dan non Yahudi didalam Yesus” (Ef 2:18-21), untuk dipakai “menjadi Bait Tuhan” (Ef 2:22). Jika kita jujur dan obyektif membaca keseluruhan konteks Efesus pasal 2, ssungguhnya Paul sedang membicarakan mengenai HUBUNGAN YAHUDI DAN NON YAHUDI YANG TELAH DIPERSATUKAN DIDALAM YESUS MELALUI KEMATIANNYA, SEHINGGA PERSETERUAN ATAU TEMBOK YANG MEMISAHKAN YAHUDI DAN NON YAHUDI, TELAH DIROBOHKAN!

Jika konteksnya demikian, maka yang “dibatalkan” atau “dirobohkan” adalah PERSETERUAN  antara Yahudi dan non Yahudi dan bukan Torah itu sendiri. Menurut DR. David Stern, perseteruan antara Yahudi dan non Yahudi mngandung empat komponen: (a) Kecemburuan non Yahudi atas status Israel sebagai bangsa pilihan, (b) Yahudi merasa bangga dengan status sebagai bangsa pilihan, (c) Non Yahudi benci dengan kebanggaan status tersebut, (d) Ketidaksukaan terhadap kebiasaan atau tradisi yang berbeda[1]

Atas dasar pemahaman diatas, Efesus 2:15 yang dalam teks Greek berbunyi, “en exthran en te sarki hautou ton nomon ton entolon en dogmasi, katargesos ina tous duo ktise en heatoi eis ena kainon anthropon, poion eirenen”[2], tidak tepat diterjemahkan sebagaimana Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkannya.

DR. David Stern menerjemahkan sbb: “The Messiah has broken down the m’chitzah which divided us , by destroying in his own body the enmity occasioned by the Torah, with its command set forth in the form of ordinances”[3] (Sang Mesias telah merobohkan tembok yang memisahkan kita, dengan melenyapkan dalam tubuh-Nya, m’chitzah {tirai} yang terjadi melalui Torah, dengan ketetapan yang dinyatakan dalam bentuk perintah-perintahnya). Sementara itu DR. James Trimm menerjemahkan, “And enmity (by his flesh, and the Torah, because of Commands in His Commandement) is abolished”[4] (Dan perseteruan {oleh tubuh-Nya dan Torah disebabkan Perintah-perintah dalam Ketetapan-Nya} telah dilenyapkan)”.


[1] Op.Cit., Jewish New Testament Commentary, JNTP, 1992, p.585


[2] Barbara Kurt Alland, etc., The Greek New Testament, 1998


[3] Op.Cit., Jewish New Testament, JNTP, 1989


[4] Op.Cit., The Hebraic Roots Version Scriptures


1 comment:

  1. Kenapa gak minta terjemahan dari orang mabok aja...?! Pasti bakal lebih menarik bunyi terjemahannya... :P

    ReplyDelete