Monday, January 30, 2012

APAKAH YAKUB BERGUMUL DENGAN TUHAN ATAU MALAIKAT TUHAN?


Kajian Kejadian 32:30


Jika kita membaca Kejadian 32:22-32 dikisahkan bagaimana Yakub (Ibr: Ya’aqov) bergulat dengan seorang manusia misterius yang dijumpainya pada malam hari usai dirinya menyebrangkan kedua istrinya –Leah dan Rakhel- dan kesebelas anaknya serta kedua pembantunya melewati sungai Yaboq (Kej 32:22). Kisah ini kerap membingungkan para penafsir, siapa sesungguhnya yang dijumpai Yakub di suatu tempat yang kelak dinamai dengan Pniel? Mayoritas penafsiran menyatakan bahwa Yakub bergulat atau berkelahi dengan Tuhan. Kenyataan ini diperkuat oleh permintaan Yakub dan pertanyaan Yakub. Yakub meminta orang tersebut memberkatinya sebagaimana dikatakan:  “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku."(Kej 32:26). Bukankah hanya Tuhan yang mampu memberi berkat? Yakub pun menyatakan usai bergulat dan menang mengalami manusia misterius tersebut dengan mengatakan, “Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Tuhan berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!"(Kej 32:31). Bukan hanya pertanyaan dan pernyataan Yakub bahkan manusia misterius tersebut mengatakan pada Yakub bahwa dirinya telah mengalami kemenangan saat bergulat dengan Tuhan sbb: Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Tuhan dan manusia, dan engkau menang.". Persoalan yang muncul dengan kisah di atas, bagaimana mungkin Tuhan memperlihatkan diri-Nya pada manusia jika manusia tidak mampu melihat-Nya? Bahkan bagaimana mungkin manusia mengalahkan Tuhan?

Kita akan kaji secara seksama persoalan di atas dengan melakukan kajian teks dan konteks. Kita mulai dengan pernyataan Yakub sbb: Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Tuhan berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong. Dalam bahasa Ibraninya tertulis demikian: ויקרא יעקב שׁם המקום פניאל כי־ראיתי אלהים פנים אל־פנים ותנצל נפשׁי  (wayiqra Ya’aqov shem ha maqom Pniel, ki raiti elohim panim el panim wattinnatsel nafshi). Sehingga kata “Pniel” artinya “Berhadapan dengan Tuhan”. Kata kunci yang akan kita kaji adalah istilah “Elohim”. Apa arti kata “Elohim” dalam Kitab TaNaKh (Torah, Neviim, Kethuvim)?

Istilah Elohim (אלהים) memiliki makna yang beragam sbb:

Pertama, istilah Elohim menunjuk pada sebutan umum untuk Tuhan atau yang disembah sebagaimana dikatakan dalam Kejadian 1:1 sbb: “Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi” (בראשׁית ברא אלהים את השׁמים ואת הארץ:bereshit bara Elohim et ha shamayim we et ha arets). Dalam pemahaman orang Ibrani/Israel, Tuhan memiliki nama yaitu Yahweh sebagaimana dikatakan: “Yahweh, Tuhan nenek moyangmu, Tuhan Abraham, Tuhan Ishak dan TuhanYakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun” (Keluaran 3:15). Frasa “Yahweh,Tuhan nenek moyangmu” dipergunakan: יהוה אלהי אבתיכם (Yahweh, Elohey avotekem). Dan dikatakan dalam Yeremia 10:10 sbb: “Dan Yahweh adalah Tuhan yang benar,...” (ויהוה אלהים אמת : wa Yahweh Elohim emet).

Kedua, istilah Elohim menunjuk pada dewa-dewa atau tuhan asing sebagaimana dikatakan dalam Ulangan 5:7 sbb: “Jangan ada padamu tuhan lain di hadapan-Ku” (לא יהיה־לך אלהים אחרים על־פני׃ : lo yihye leka elohim akherim al panay). Selanjutnya dalam  Tawarik 16:26 dikatakan sbb: “Sebab segala tuhan bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi Yahwehlah yang menjadikan langit” (כל־אלהי העמים אלילים ויהוה שׁמים עשׂה : ki kol elohey ha’amim elilim wa Yahweh shamayim asha).

Ketiga, istilah Elohim menunjuk pada patung buatan tangan manusia sebagaimana dikatakan dalam Keluaran 20:23 sbb: “Janganlah kamu membuat di samping-Ku tuhan perak, juga tuhan emas janganlah kamu buat bagimu” (  לא תעשׂון אתי אלהי כסף ואלהי זהב לא תעשׂו לכם׃ : lo taasyun itti elohey kesef we elohey zahav, lo taasyun lakem).

Keempat, istilah Elohim menunjuk pada seseorang yang memiliki otoritas dan kewibawaan sebagaimana dikatakan dalam Kejadian 23:6: "Dengarlah kepada kami, tuanku. Tuanku ini seorang raja agung di tengah-tengah kami; jadi kuburkanlah isterimu yang mati itu dalam kuburan kami yang terpilih, tidak akan ada seorang pun dari kami yang menolak menyediakan kuburannya bagimu untuk menguburkan isterimu yang mati itu." Terjemahan di atas adalah terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia. Frasa yang diterjemahkan “Raja Agung” dalam bahasa Ibrani tertulis נשׂיא אלהים (neshi Elohim) dan ditujukan pada Abraham. Istilah נשׂיא אלהים (neshi Elohim) lebih tepat diterjemahkan “Pemimpin Ilahi” atau “Pemimpin dari Tuhan”.

Kelima, istilah Elohim menunjuk pada seseorang yang bertugas sebagai hakim sebagaimana dikatakan dalam Keluaran 21:6-8 sbb: “maka haruslah tuannya itu membawanya menghadap Tuhan, lalu membawanya ke pintu atau ke tiang pintu, dan tuannya itu menusuk telinganya dengan penusuk, dan budak itu bekerja pada tuannya untuk seumur hidup. Apabila ada seorang menjual anaknya yang perempuan sebagai budak, maka perempuan itu tidak boleh keluar seperti cara budak-budak lelaki keluar. Jika perempuan itu tidak disukai tuannya, yang telah menyediakannya bagi dirinya sendiri, maka haruslah tuannya itu mengizinkan ia ditebus; tuannya itu tidak berhak untuk menjualnya kepada bangsa asing, karena ia memungkiri janjinya kepada perempuan itu”. Terjemahan di atas adalah terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia. Frasa “menghadap Tuhan” dalam bahasa Ibraninya אל־האלהים (el ha Elohim) oleh teks Septuaginta diterjemahkan dengan “To kriterion tou Theou” yang artinya “dibawa menuju kursi pengadilan Tuhan”. Jika melihat konteks kalimat dari ayat 6-8 sangat jelas bahwa orang yang bersalah di bawa kepada hakim dan dikenakan hukuman senbagaimana yang telah diperintahkan dalam Torah.

Keenam, istilah Elohim menunjuk pada pergulatan yang dahsyat sebagaimana dikatakan dalam Kejadian 30:8 sbb: “Berkatalah Rahel: "Aku telah sangat hebat bergulat dengan kakakku, dan aku pun menang." Maka ia menamai anak itu Naftali”. Terjemahan di atas adalah terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia. Frasa, “Aku telah sangat hebat bergulat dengan kakakku...” dalam teks Ibraninya נפתולי אלהים נפתלתי עם־אחתי  (nafttuley Elohim nifttaltti im akhotim).

Ketujuh, istilah Elohim menunjuk pada kehadiran roh tertentu sebagaimana dikatakan dalam 1 Samuel 28:13 sbb: “Maka berbicaralah raja kepadanya: "Janganlah takut; tetapi apakah yang kaulihat?" Perempuan itu menjawab Saul: "Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi." Konteks percakapan di atas adalah seorang dukun yang disuruh Saul untuk membangkitkan roh Nabi Samuel dan dukun tersebut merasa melihat sesuatu yang ilahi muncul dari asap. Frasa “yang ilahi muncul dari dalam bumi” dalam bahasa Ibraninya אלהים ראיתי עלים מן־הארץ (Elohim raiti ‘olim min haarets).

Dari kajian istilah Elohim (אלהים) di atas kita mendapatkan data bahwa istilah tersebut memiliki aneka ragam makna tergantung konteks dan kata yang mendahului atau membelakanginya. Jika istilah tersebut dilekatkan dengan nama Yahweh, maka istilah tersebut menunjuk pada Tuhan yang benar yang patut disembah.

Sebelum kita memastikan siapakah manusia misterius yang menjumpai Yakub dan bergulat semalaman dengannya, mari kita lihat kasus-kasus lain yang setara dengan peristiwa Yakub dimana tokoh-tokoh lain pun mengalami pengalaman yang sama, yaitu dijumpai oleh pribadi Ilahi.

Pertama, Kisah Gideon. Pada suatu ketika Gideon dijumpai oleh Malaikat Yahweh untuk menerima tugas melakukan perlawanan dan penyerbuan atas kekejaman orang Midian. Dalam Hakim-hakim 6:11-12 dikatakan sbb: Kemudian datanglah Malaikat Yahweh dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian. Malaikat Yahweh menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "Yahweh menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani”. Frasa “Malaikat Yahweh” dalam bahasa Ibrani disebut dengan מלאך יהוה (Malak Yahweh). Dan ketika Gideon memberikan persembahan makanan dengan bahan daging hewan dan adonan roti, malaikat membakar persembahan Gideon sehingga Gideon berseru pada ayat 22-24 sbb: “Maka tahulah Gideon, bahwa itulah Malaikat Yahweh lalu katanya: "Celakalah aku, Tuhanku Yahweh! sebab memang telah kulihat Malaikat Yahweh dengan berhadapan muka." Tetapi berfirmanlah Yahweh kepadanya: "Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati." Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi Yahweh dan menamainya: Yahweh itu keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di Ofra, kota orang Abiezer”. Dari kisah dan percakapan di atas kita dapat melihat bahwa sesungguhnya Tuhan Yahweh memiliki pola penyampaian kehendak-Nya melalui kehadiran malaikat yang mengambil wujud manusia. Pernyataan Gideon saat mendirikan dan menamai mezbah tersebut Yahweh itu keselamatan” memberikan petunjuk bahwa Gideon telah berjumpa SECARA TIDAK LANGSUNG dengan Tuhan Yahweh melalui kehadiran malaikat Yahweh dan bukan berjumpa dengan Yahweh itu sendiri.

Kedua, Kisah Abraham. Pada saat kota Sodom dan Gomora hendak dimusnahkan, Abraham dijumpai oleh Tuhan Yahweh melalui kehadiran tiga orang malaikat yang dijamu dalam rumahnya. Kejadian 18:1-5 sbb: “Kemudian Yahweh menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik. Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah, serta berkata: "Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini. Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini; biarlah kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar kembali; kemudian bolehlah tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini." Jawab mereka: "Perbuatlah seperti yang kaukatakan itu." Setelah perjamuan selesai ketiga orang malaikat tersebut diantar oleh Abraham untuk melihat kondisi Sodom Gomora dan ketika ketiga orang tersebut pergi , Abraham sendirian bersama Yahweh dalam wujud suara atau firman-Nya sebagaimana dikatakan dalam Kejadian 18:16 dan 22 sbb: “Lalu berangkatlah orang-orang itu dari situ dan memandang ke arah Sodom; dan Abraham berjalan bersama-sama dengan mereka untuk mengantarkan mereka.  Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan Yahweh”.

Dari kisah di atas kita kembali melihat suatu POLA PEWAHYUAN, dimana Tuhan berbicara secara langsung maupun tidak langsung kepada hamba-Nya. Pewahyuan secara tidak langsung terjadi melalui kehadiran Malaikat Yahweh dalam wujud sebenarnya maupun dalam wujud manusia. Kasus Gideon dan Abraham para malaikat datang dalam wujud manusia. Yang menarik dalam banyak kasus ketika Yahweh menampakkan diri dalam wujud tertentu seperti Tiang Awan dan Tiang Api, sesungguhnya yang menampakkan diri adalah juga Malaikat Yahweh sebagaimana dikatakan dalam Keluaran 13:21-22 sbb: Yahweh berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu” dan juga dikatakan pada Keluaran 14: 19-20 sbb: “Kemudian bergeraklah Malaikat Tuhan, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu”. Sejauh ini dapat disimpulkan bahwa kehadiran malaikat, entah dalam wujud sebenarnya atau penampakkan wujud manusia mewakili secara tidak langsung kehadiran Tuhan Yahweh.

Kembali kepada kasus pergulatan Yakub dengan manusia misterius di Pniel, sesungguhnya orang tersebut adalah malaikat Yahweh yang menampakkan diri dalm wujud manusia. Jika kita membaca teks Targum Aramaik, yaitu terjemahan dan komentar TaNaKh dalam bahasa Aramaik, Frasa כי־ראיתי אלהים פנים אל־פנים (Aku telah melihat Tuhan berhadapan muka) diterjemahkan dengan “Arey khazeti Malaka D’YWY apin be apin”. Kata D’YWY merupakan bentuk pengganti untuk Yahweh dalam bahasa Aramaik dengan mengunakan kata Yod, Waw, Yod. Berarti penafsir TaNaKh sejak mulanya menyadari bahwa yang ditemui Yakub sesungguhnya adalah Tuhan Yahweh melalui malaikat yang menyatakan diri dalam wujud manusia. Pernyataan orang misterius yang mengatakan: “sebab engkau telah bergumul melawan Tuhan dan manusia, dan engkau menang” harus dipahami dalam pengertian bahwa Yakub bergumul secara tidak langsung dengan Tuhan melalui malaikat-Nya yang mengambil wujud manusia. Bahkan kalimat “dan melawan manusia” sudah sangat jelas membuktikan siapa yang dihadapi oleh Yakub secara fisik.

Monday, January 2, 2012

NASIB DUNIA: DIMUSNAHKAN DAN DIPULIHKAN



Mark Hitchchok dalam bukunya yang berjudul 2012: The Bible and the End of the World (2009, p.102) mengatakan sbb, “The oldest surviving prediction of the world’s imminent demise was found inscribed upon an Assyrian clay tablet which stated, ‘Our earth is degenerated in these latter days. There are signs that the world is speedily coming to end. Bribery and corruption are common[1] (Ramalan tertua yang masih bertahan perihal kehancuran dunia yang semakin mendekat telah ditemukan tertulis dalam lembaran tanah liat bangsa Assiria yang menyatakan bahwa dunia kita mengalami kemerosotan di akhir zaman. Ada sejumlah tanda-tanda bahwa dunia sedang menuju ambang kemusnahannya. Perilaku menyuap dan korupsi merajalela). Benarkah dunia saat ini sedang dalam ambang kemusnahan? Benarkah berbagai prediksi yang menghubungkan tahun 2012 sebagai  akhir dunia? Apakah berbagai bencana alam yang bersifat massiv (besar-besaran) dan global akhir-akhir ini memberikan petunjuk perihal akhir dunia?

Berkaitan dengan prediksi tahun 2012 sebagai akhir dunia, didasarkan pada ramalan bangsa Maya kuno. Bangsa Maya kuno berpusat di Amerika Tengah dan puncak kejayaan peradaban mereka adalah disekitar tahun 250 sampai 900 Ms. Imam-imam bangsa Maya menemukan sistem kalender yang dihubungkan dengan pengamatan astronomis dan yang dipercaya oleh beberapa orang lebih akurat dibandingkan kalender yang kita pergunakan sekarang ini. Meskipun demikian mereka sama sekali tidak mempergunakan alat-alat modern seperti teleskop dan cukup hanya dengan mempergunakan mata telanjang untuk mempelajari langit.
Seperti apakah kalender bangsa Maya itu? Mereka mendasarkan pada penyelidikan astronomis dan menciptakan sistem kalender yang merancang sejarah yang diawali dengan permulaan dunia pada tanggal 11 Agustus 3114 sM. Dengan mempergunakan sistem kalender matahari, bangsa Maya mengukur waktu dalam 20 unit. Sebanyak 20 kin (hari) mengasilkan winal (bulan); 18 winal menghasilkan tun (tahun); 20 tun menghasilkan katun (20 tahun) dan 20 katun menghasilkan baktun (400 tahun). Untuk memastikan kapan dunia berakhir, mereka menghitung dari awal penciptaan dan mencatat telah berapa lama waktu berjalan. Dengan berbagai kalkulasi rumit dari tahun ke tahun dari sejak awalnya penciptaan, mereka menemukan bahwa dunia akan berakhir pada 13 baktun (5200 tahun).

Dan jika dikomparasikan (diperbandingkan) ke dalam kalender Gregorian maka dunia akan berakhir pada tanggal 21-12-2012 sebagaimana dikatakan oleh Raymond Hundley dalam bukunya berjudul Will the World End in 2012? (2010, p. 7-8) Sbb, “Translating the Mayan calendar date into the Gregorian calendar system used today produces a date of December 21, 2012 as the end-date for the present age[2] (menerjemahkan kalender bangsa Maya ke dalam sistem kalender Gregorian yang kita pergunakan saat ini, maka dihasilkan angka 21 Desember 2012).

Minat bangsa Maya terhadap penghitungan waktu terlihat dalam kenyataan bahwa mereka mengembangkan 20 sistem kalender yang berbeda dan tiga diantaranya dijadikan rujukan oleh bangsa Maya dimana salah satunya yang berisikan predikisi dunia akan berakhir pada tahun 2012 dan dari kalender ini berasal kepercayaan bahwa dunia akan berakhir pada tahun 2012 (Mark Hitchchok, p.32-33)[3].

Kitab Suci TaNaKh dan Kitab Perjanjian Baru pun memprediksikan hal yang sama. Bedanya, Kitab Suci tidak memberikan kepastian perihal tanggal, hari, bulan maupun tahunnya. Sabda Yesus Sang Mesias sbb, “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar” (Mat 24:42-43).

Bumi Akan Dihancurkan

Kitab Yesaya 24:1-23 memberikan nubuatan mengenai nasib bumi yang akan mengalami kemusnahan. Yesaya 24:1 memberikan gambaran yang kuat sbb, “Sesungguhnya, YHWH akan menanduskan bumi dan akan menghancurkannya, akan membalikkan permukaannya, dan akan menyerakkan penduduknya”. Ada empat kata kerja yang dipergunakan untuk menggambarkan tindakan YHWH atas dunia yaitu “menanduskan bumi” (boqeq ha arets), “menghancurkannya” (bolqah), “”membalikkan permukannya” (‘iwah paneyha), “menyerakkan penduduknya” (hefits yoshveyha).

Mengapa Bumi Dihancurkan?

Apakah yang menjadi penyebab kehancuran dunia tersebut? Yesaya 24:5 menjelaskan sbb, “Bumi cemar karena penduduknya, sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi”. Frasa “melanggar undang-undang” adalah tidak tepat. Dalam bahasa Ibraninya, avru torot yang seharusnya diterjemahkan melanggar berbagai ajaran. Kata torot adalah bentuk jamak dari torah yang bermakna ajaran. DR. David Stern dalam Complete Jewish Bible menerjemahkan sbb, “they have transgressed the teachings” (mereka telah melanggar berbagai ajaran). Dan bukan hanya melanggar Torah namun juga “mengubah ketetapan” (khalfu khoq) serta “mengingkari perjanjian abadi” (hefru berit ‘olam).

Jika ada orang Kristen yang mengatakan bahwa Torah tidak berlaku lagi dalam kehidupan Kristiani, maka pernyataanya tersebut diucapkan tanpa pengetahuan yang didasarkan pada kesalahpahaman penafsiran atas surat-surat rasul Paul dan ditambah dengan terjemahan yang bias. Yesus bersabda, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya” (Mat 5:17) Dan Yesus Sang Mesias memberikan peringatan kepada barangsiapa yang mengajarkan Torah telah dibatalkan sbb, “Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga” (Mat 5:19)