Sunday, December 16, 2012

BERSENTUHAN DENGAN ALAM CIPTAAN TUHAN (TELAGA SUNYI, BATURRADEN)



Seseorang pernah bertanya pada saya, “untuk apa Tuhan menciptakan alam semesta khususnya kehidupan di bumi yang dihuni manusia, berbagai hewan serta tumbuhan?” Saya mengutip Kitab Mazmur 19:2-7, “Langit menceritakan kemuliaan Tuhan, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya”.

Kutipan ayat di atas mengatakan bahwa “hashamayim mesaprim kevod El, umaasyeh yadaiw maggid haraqiya” (Langit menceritakan kemuliaan Tuhan, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya). Tujuan penciptaan alam semesta dan kehidupan yang indah di bumi adalah untuk memperlihatkan kebesaran dan kekuasaan Tuhan. Jika kita perhatikan, seluruh sistem dan gerak dalam alam semesta khususnya kehidupan di bumi mencerminkan keteraturan, harmoni, sistematis, hukum yang mengatur keseimbangan. Mari kita perhatikan beberapa keteraturan dan keseimbangan berikut ini:

Tingkat eksentrisitas bumi (kemiringan rotasi bumi) berada dalam angka 2%. Jika kemiringan bumi saat berotasi mendekati angka 0% maka berbentuk lonjong dan jika mendekati angka 1% maka akan berbentuk datar. Dengan kisaran angka kemiringan 2% maka rotai bumi seperti lingkaran. Jika mendekati kemiringan 1% maka lautan kita akan menguap karena terlalu dekat dengan matahari dan membeku jika menjauh dari matahari (Noel Hornor, Planet Earth; Lucky Accident or Master Handiwork?, Good News Magazine, March-April 2012, p. 5)

Kadar oksigen dalam atmosfir bumi berjumlah 21%. Dengan jumlah sedemikian, kehidupan bumi dapat terjamin. Apa yang terjadi jika kadar oksigen 25%? Akan ada ledakan besar secara tiba-tiba. Apa yang akan terjadi jika kadar oksigen 15%? Manusia akan mengalami mati lemas (Ibid.,)

Bumi kita senantiasa dibombardir cahaya radiasi matahari. Tingkat transparansi atmosfir bumi sebagai penyaring radiasi matahari sangat berpengaruh terhadap kehidupan di bumi. Jika atmosfir bumi terlalu terang akan menimbulkan efek bagi manusia berupa kanker kulit. Namun jika atmosfitr bumi kurang terang maka akan menimbulkan ketiadaan kemampuan foto sintesis pada tanaman hijau yang mengubah air, mineral serta karbon dioksida menjadi oksigen (Ibid., p. 6).

Tuesday, December 11, 2012

TORAH SEBAGAI SUMBER KESEHATAN JASMANI ROHANI




DR, Grant R. Jefrey dalam bab 7 dari bukunya mengulas tentang “Pengetahuan Medis Yang Mutakhir Dalam Alkitab” mengatakan sbb:”Meskipun demikian, kelima kita pertama dari Alkitab yang ditulis oleh Musa pada kurang lebih tahun 1491-1451 sebelum Masehi, yang dikenal sebagai Hukum Taurat, mengandung prinsip-prinsip ilmiah yang luar biasa. Selain itu, Alkitab juga berisi pengetahuan medis dan ilmiah yang terkini mengenai higiene dan sanitasi[1]. Ketika beliau melakukan kajian atas pengobatan Mesir kuno yang terekam dalam Papyrus Eber,yang diterjemahkan S.E. Massengill dalam bukunya, “A Sketch of Medicine and Pharmacy” sampailah pada kesimpulan sbb: “Penyelidikan atas cara-cara pengobatan yang digunakan oleh orang-orang Mesir kuno dan kebudayaan-kebudayaan penyembah berhala lainnya di Timur Tengah menunjukkan suatu data yang mengejutkan; ternyata mereka bahkan tidak memiliki pengetahuan medis yang paling dasar sebagaimana yang kita kenal dewasa ini. Akan tetapi, hukum-hukum Musa mengandung peraturan-peraturan spesifik dan prosedur-prosedur kebersihan yang jika diikuti dengan setia, akan menyingkapkan penyakit-penyakit mengerikan yang menyengsarakan bangsa Mesir pada masa itu dan masih diderita oleh kebanyakan manusia di Dunia Ketiga saat ini[2].


   25
 
Dalam bukunya, Grant R. Jeffrey mengulas contoh-contoh pengobatan sakit penyakit ala Mesir kuno. Orang yang luka serpihan diobati dengan sejenis saleb yang berasal dari campuran darah cacing dan tahi keledai. Kerontokkan rambut diobati dengan larutan yang terdiri dari lemak kuda, buaya, kucing, ular dan satu gigi keldai yang sudah dilumatkan dalam madu untuk dioleskan pada kepalanya. Dalam buku An Ancient Egypttian Herbal, diperoleh informasi mengenai sejumlah pengobatan Mesir kuno yang melibatkan bahan-bahan seperti “tahi kucing”, “tahi kuda nil”, “kuku keledai”, “tahi rusa betina”, “tahi lalat”.Dalam buku ini dilaporkan mengenai pengobatan penyakit tumor yang resepnya terdiri dari  tahi lalat dicampur denga jus kurma untuk mengempeskan tumor[3].