Teks yang kita baca ini memerintahkan pada segenap umat Kristen untuk bersiap sedia memberikan dirinya untuk melakukan “pertanggungan jawab” perihal iman dan kepercayaannya. Kata yang diterjemahkan dengan “pertanggungan jawab” dalam bahasa Yunaninya apologian bentuk akusatif feminin dari apologia. Kata apologia muncul dan diterjemahkan secara berbeda sesuai konteks kalimatnya yaitu “pembelaan diri” (2 Korintus 7:11) dan “membela Injil” (Fil 1:16). Jadi apologia bisa bermakna memberikan jawaban, tanggapan, pertanggungjawaban, pembelaan terhadap Injil.
Pembelaan
Injil? Bagaimana bisa Injil dibela? Bukankah Tuhan pembela kita? Bukankah
seharusnya Injil yang membela kita? Kita memang sudah terlanjur memiliki sebuah
struktur kesadaran yang diajarkan dan diterima serta mengendap dalam alam bawah
sadar kita bahwa “membela Injil” adalah sebuah kemustahilan karena seharusnya
Injillah yang membela kita. Namun faktanya, kata apologia memang artinya “mempertahankan”, “membela”,
“mempertanggungjawabkan”. Yang jadi soal adalah apa makna “membela Injil” atau
“mempertanggungjawabkan apa yang kita percayai?” dalam ketiga teks tersebut?
Bukan sebagaimana yang kerap dipertontonkan oleh sejumlah perilaku kelompok
agama non Kristen yang kerap berteriak-teriak dan mengumbar kemarahan serta
kekerasan atas nama membela Tuhan dan agamanya.
Sebaliknya, membela Injil dan
mempertanggungjawabkan iman adalah sebuah sikap dan perilaku dimana kita
bersiap sedia memberikan jawaban, respon, tanggapan, pembelaan, kepada siapapun
yang mempertanyakan prinsip-prinsip keimanan. Bentuk pertanggungjawaban,
pembelaan, penjelasan harus mengikuti kaidah yang dianjurkan yaitu, “tetapi haruslah dengan lemah lembut dan
hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu
karena hidupmu yang saleh dalam Mesias, menjadi malu karena fitnahan mereka
itu” (1 Ptr 3:15-16). Sudah jelas bukan bahwa senjata atau alat untuk
memberikan pertanggungjawaban atau pertahanan serta pembelaan iman adalah
kelemahlembutan, kesabaran, hati nurani yang murni. Tujuan itu semua adalah
menaklukan hati orang yang menentang Yesus dan membuat mereka malu karena
berbagai tuduhan dan fitnahan yang mereka lontarkan pada orang Kristen.
No comments:
Post a Comment