Rasul Yohanes
menggemakan makna Yom Kippur menunjuk
pada karya pengorbanan Yeshua dengan mengatakan, “Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk
dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” (1 Yoh 2:2).
Penulis Kitab Ibrani menggemakan hal yang sama, “Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari
pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama
sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya
satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan
Tuhan...”(Ibr 10:11-12).
Karena Rosh ha Shanah dan Yom Kippur berdekatan dalam berjarak
sepuluh hari, maka perayaan Yom Kippur menjadi sangat penting. Apa yang telah
dimulai pada bulan Tishri sebagai evaluasi diri dan pertobatan maka pada hari
kesepuluh digenapi dengan penebusan dan pengampunan. Sejak Bait Suci di Yerusalem hancur pada tahun 70 Ms.
maka muncul kebingungan diantara para rabbi, mengenai bagaimana
pelaksanaan korban Yom Kippur yang berpusat di Bait Suci. Pada perkembangannya
para rabbi membuat korban pengganti melalui Tseloshah
Taw atau “TIGA T” yaitu: Tefilah
(doa), Tsedaqah (perbuatan baik,
derma) dan Teshuvah (pertobatan).
Perayaan Yom Kippur (hari pendamaian) menunjuk
pada pendamaian dosa-dosa kolektif Bangsa Yisrael terhadap YHWH dengan
penyembelihan hewan setahun sekali. Dalam
Perjanjian Baru menunjuk pada karya Yesus sebagai korban pendamaian sejati. Barney Kasdan dalam bukunya
berjudul God’s Appointed Times: A
Practical Guide for Understanding and Celebrating the Biblical Holidays (p.77-78) memberikan penjelasan mengenai Yom Kippur sbb: Berdasarkan Imamat 16,
ritual Yom Kippur berpusat pada persembahan dua korban kambing. Yang satu
dinamai dengan Khatat yang akan
disembelih sebagai lampang penghapusan dosa Yisrael. Sementara kambing yang
satu diberi nama Azazel. Kambing ini
tidak disembelih namun dibuang ke hutan dan ditandai kain merah kesumba.
Kambing ini sebagai lambang dosa Yisrael yang dibuang. Ritual di atas merupakan
ketetapan Tuhan yang agung, yaitu mengenai penebusan dan pengampunan melalui
korban pengganti.
No comments:
Post a Comment