Yohanes 1:14
Midrash Sukot 5777 – 2016
Oleh:
Pdt. Teguh Hindarto, S.Sos., MTh.
Pilar-Pilar Ibadah Kristiani
Ibadah Kristiani pada awalnya berakar pada Yudaisme. Yesus Sang Mesias adalah seorang Yahudi (Ibr 7:14) dan beribadah secara Yahudi. Demikian pula murid-murid Yesus dan para rasulnya meneruskan tata cara ibadah Yudaisme tersebut. Pilar ibadah Kristiani yang berakar pada Yudaisme meliputi sbb: Ibadah Harian tiga kali sehari (Tefilah Sakharit, Minkhah, Maariv – Kis 3:1; 10:3), Ibadah Pekanan (Sabat – Kis 13:14,27,42,44), Ibadah Bulanan (Rosh kodesh – Kol 2:16-17), Ibadah Tahunan atau Tujuh Hari Raya (Sheva Moedim – Kis 20:16, 1 Kor 16:8).
Para ahli liturgi Kristen pun mengakui bahwa beberapa tradisi liturgis dalam gereja Katholik, Orthodox dan Protestan, sebenarnya berakar dari Yudaisme. Pdt. Theo Witkamp, Th.D., menjelaskan dalam artikelnya sbb: “Gereja Kristen dimulai sebagai suatu sekte Yahudi. Oleh karena itu, kalau kita ingin tahu tentang asal-usul dan latar belakang ibadah Kristen awal, kita terutama harus memandang kebiasaan-kebiasaan liturgis dan musikal dari agama Yahudi pada Abad Pertama Masehi”(Mazmur-Mazmur Kekristenan Purba Dalam Konteks Yahudi Abad Pertama, dalam Jurnal Teologi GEMA Duta Wacana, No 48 Tahun 1994, hal 16). Rashid Rahman mengatakan,“Gereja awal tidak memiliki pola ibadah tersendiri dan asli. Mereka beribadah bersama dengan umat Yahudi dan kemudian mengambil beberapa ritus Yahudi untuk menjadi pola ibadah harian”(Ibadah Harian Zaman Patristik, 2000: 36).
Apa yang terjadi jika pilar-pilar yang menopang sebuah bangunan dirobohkan? Ketimpangan yang berujung pada kehancuran. Tidak heran jika selama berabad-abad Kekristenan kehilangan kesalehan dan keintiman dalam beribadah kepada Tuhan. Bangun tidur langsung berdoa tanpa mencuci muka dan tangan. Ibadah hanya seminggu sekali. Pergi ke tempat ibadah seperti hendak pergi ke pesta. Tidak mengherankan banyak orang Kristen berpindah agama kepada Islam yang menawarkan kesalehan dan keteraturan dalam beribadah. Padahal sejatinya peribadahan Kristiani yang berakar pada Yudaisme dan yang dilestarikan oleh para rasul jika diperbandingkan dengan peribadahan dalam Islam, tiada jauh berbeda. Bahkan boleh dikatakan Islam hanya meneruskan peribadahan yang Yudaisme dan Kristen awal.
Yesus Dalam Tujuh Hari Raya YHWH
Di Sinai YHWH memberikan Torah. Dalam Torah, YHWH menetapkan Moedim (waktu-waktu yang tetap) atau hari-hari raya yang berjumlah tujuh (sheva moedim). Ketujuh perayaan tersebut adalah (Imamat 23:1-44) sbb: Pesakh (14 Nisan), Ha Matsah (roti tidak beragi, 15 Nisan), Sfirat ha Omer (menghitung omer setelah shabat hari raya), Shavuot (hari kelimapuluh setelah menghitung omer), Yom Truah /Rosh ha Shanah (peniupan shofar atau tahun baru Ibrani, 1 Tishri), Yom Kippur (hari pendamaian, 10 Tishri), Sukkot (perayaan pondok daun, 15-21 Tishri).
Rasul Paul menghubungkan Tujuh Hari Raya dalam Imamat 23:1-44 dengan karya Yesus Sang Mesias sebagaimana dituliskan dalam Kolose 2:16-17. Tidak sebagaimana banyak kalangan Kristen menafsirkannya, Kolose 2:16-17 bukanlah larangan agar orang Kristen melaksanakan perayaan yang ditetapkan oleh YHWH di Sinai namun perihal larangan agar jemaat Mesias non Yahudi jangan membiarkan diri mereka dihakimi oleh beberapa kelompok mazhab Yahudi yang menekankan praktek legalistik dalam pelaksanaan Torah yang dipaksakan terhadap jemaat non Yahudi. DR. David Stern menjelaskan sbb: “Namun di sini nampaknya orang-orang non Yahudi yang di yahudisasi, seperti di Korintus yang meletakkan pada diri mereka dalam ketaatan kepada pelaksanaan Torah yang legalistik (1 Kor 9:20) harus membebaskan diri dari aturan-aturan dangkal (Shaul memberikan contoh pada ayat 21) mengenai kapan dan bagaimana makan dan minum agar menjadikan... tawanan” (Jewish New Testament Commentary, 1992:610). Pernyataan Rasul Paul memberikan pemahaman bahwa perayaan yang ditetapkan YHWH di Sinai merupakan bayangan yang wujud nyatanya adalah Mesias. Barney Kasdan memberikan penjelasan mengenai relevansi Tujuh Hari Raya bagi kehidupan iman pengikut Mesias sbb: “Hari Raya YHWH atau Hari Raya Biblikal mengajar kita mengenai sifat Tuhan dan rencana-Nya bagi umat manusia...singkatnya semua Hari Raya YHWH telah diberikan bagi Israel dan orang beriman yang ditempelkan untuk belajar dalam cara yang sederhanan mengenai Tuhan dan rencananya bagi dunia” (God’s Appointed Times: A Practical Guide for Understanding and Celebrating the Biblical Holidays, 1993: vi).
Merayakan Tujuh Hari YHWH bukan hanya merayakan peristiwa historis untuk memperingati tindakan YHWH terhadap umat Israel kuno yang tergambar dalam perayaan-perayaan tersebut (Im 23:1-44) namun sekaligus merayakan peristiwa Kristologis dan Soteriologis yang dikerjakan oleh Yesus Sang Mesias yang terdesain/terpola dalam perayaan-perayaan tersebut. Tidak mengherankan apabila rasul-rasul Yesus menghubungkan seluruh peristiwa Kristologis dan Soteriologis tersebut dengan tipologis dalam Tujuh Hari Raya (Luk 22:19-20, 2 Kor 5:17, 1 Kor 15:20, 1 Tes 4:16-18, 1 Yoh 2:2, Yoh 1:14).
Sukkot dan Shekinah
Sukot (Pondok Daun) adalah perayaan puncak dari Tujuh Hari Raya (Sheva Moedim) yang ditetapkan YHWH di Sinai (Im 23: 39-43) untuk memperingati penyertaan Tuhan YHWH terhadap leluhur Israel selama berada di padang gurun sebagaimana diamarkan: "Akan tetapi pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu pada waktu mengumpulkan hasil tanahmu, kamu harus mengadakan perayaan bagi YHWH tujuh hari lamanya; pada hari yang pertama haruslah ada perhentian penuh dan juga pada hari yang kedelapan harus ada perhentian penuh. Pada hari yang pertama kamu harus mengambil buah-buah dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon korma, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan YHWH Tuhanmu, tujuh hari lamanya. Kamu harus merayakannya sebagai perayaan bagi YHWH tujuh hari lamanya dalam setahun; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. Dalam bulan yang ketujuh kamu harus merayakannya. Di dalam pondok-pondok daun (be sukkot - בסכת) kamu harus tinggal tujuh hari lamanya, setiap orang asli di Israel haruslah tinggal di dalam pondok-pondok daun (be sukkot - בסכת), supaya diketahui oleh keturunanmu, bahwa Aku telah menyuruh orang Israel tinggal di dalam pondok-pondok selama Aku menuntun mereka sesudah keluar dari tanah Mesir, Akulah YHWH Tuhanmu"
Sukot merupakan perayaan yang bermakna profetik karena dihubungkan dengan pemerintahan YHWH di akhir zaman sebagaimana dinubuatkan dalam Zakaria 14:16 sbb: "Maka semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem, akan datang tahun demi tahun untuk sujud menyembah kepada Raja, YHWH semesta alam, dan untuk merayakan hari raya Pondok Daun"
Mengapa kita merayakan Sukkot? Pertama, karena Yahshua (Yeshua) Sang Mesias pun merayakan Tujuh Hari Raya demikian pula dengan Sukkot (Yoh 7:1-2, 37-38). Kedua, karena Tujuh Hari adalah bayangan yang menunjuk pada karya Mesianis Yesus (Kol 2:16).
Merayakan Tujuh Hari YHWH bukan hanya merayakan peristiwa historis untuk memperingati tindakan YHWH terhadap umat Israel kuno yang tergambar dalam perayaan-perayaan tersebut (Im 23:1-44) namun sekaligus merayakan peristiwa Kristologis dan Soteriologis yang dikerjakan oleh Yahshua (Yeshua) Sang Mesias yang terdesain/terpola dalam perayaan-perayaan tersebut. Tidak mengherankan apabila rasul-rasul Yesus menghubungkan seluruh peristiwa Kristologis dan Soteriologis tersebut dengan tipologis dalam Tujuh Hari Raya sehingga muncul ayat-ayat sbb:
“Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu” (Luk 22:19-20)
“Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Mesias” (2 Kor 5:17)
“Tetapi yang benar ialah, bahwa Mesias telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal” (1 Kor 15:20)
“Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Tuhan berbunyi, maka Junjungan Agung sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Mesias akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Junjungan Agung di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Junjungan Agung. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini”(1 Tes 4:16-18)
"Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia" (1 Yoh 2:2)
Kembali kepada Perayaan Sukkot. Essensi perayaan ini berkisar pada peringatan penyertaan YHWH terhadap leluhur Israel selama mereka berada di padang gurun. Leluhur Israel membuat kemah-kemah (sukkot, jamak - sukkah, tunggal) dan kemuliaan YHWH yaitu "Shekinah" tinggal dalam Kemah Suci (Miskhan). Kata "kemah" atau "pondok" dalam teks Septuaginta diterjemahkan "skenais" (jamak) atau "skenoo" (tunggal).
Menariknya, dalam Yohanes 1 ayat 14 dikatakan, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”. Sepintas ayat ini hanya memberikan informasi kepada kita mengenai hakikat Mesias sebagai Sang Firman YHWH yang menjadi manusia. Dan ayat ini menjadi kredo dasar atau pengakuan akan Keilahian Mesias sebagai Sang Firman YHWH. Namun mari kita perhatikan satu kata dalam ayat 14 yaitu kata yang diterjemahkan dengan “diam”. Kata Yunani "eskenosen" (εσκηνωσεν) dari kata kerja "skenoo" (σκηνω) yang artinya “membentangkan kemah”. Kata ini diterjemahkan dalam Hebrew New Testament, yaitu terjemahan dalam bahasa Ibrani modern untuk komunitas Yahudi, dengan kata "yishkon" (וישכן) dari kata "shakan" (שכן) yang artinya “kemah”.
Berdasarkan kajian kata dan bahasa di atas, maka Yohanes 1:14 dapat dibaca, “Firman itu telah menjadi manusia, dan BERKEMAH (Yishkon) di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”. Apa arti penting kata “berkemah” pada ayat 14? Yohanes hendak memberikan pesan tersembunyi bahwa Yahshua Sang Mesias lahir pada saat orang Yahudi merayakan Sukkot atau "eorte skenon". Kata Yunani "skenoo" yang dipakai disini menurut Strong's Concordance mempunyai arti: "1) to fix one's tabernacle, have one's tabernacle, abide (or live) in a tabernacle (or tent), tabernacle 2) to dwell". Dengan bahasa yang lain, Mitch dan Zhava Glaser melukiskan perayaan Sukot kaitannya dengan Yohanes 1:14 sbb: “Jesus is God tabernacling among men. The word ‘dwelt’ in Greek implies a temporary dwelling, a sukkah booth. Jesus is God’s ultimate sukkah booth. For God, in Jesus Christ, tabernacle among men. As the Temple was a temporary dwelling for the Shekinah, so Jesus tabernacling among us manifested the glory of God. He is the source of light and life to all who believe” (Yesus adalah tabernakel Tuhan di antara kita. Kata Inggris ‘dwelt’ dalam bahasa Yunani bermakna tempat tinggal sementara, kemah sukah. Yesus adalah kemah sukah sejati. Karena Tuhan di dalam Yesus Sang Mesias, berkemah di antara manusia. Sebagaimana Bait Suci merupakan tempat tinggal sementara bagi Shekinah, maka Yesus yang berkemah di antara ita memantulkan kemuliaan Tuhan. Yesus adalah sumber terang dan kehidupan bagi siapapun yang percaya – The Fall Feast of Israel, 1987:185).
Selain peristiwa Kristologis dan Soteriologis, Sukot pun mengandung makna Eskatologis atau berhubungan dengan suatu zaman yang akan berakhir dimana kelak hanya Tuhan YHWH yang bertahta dan berkuasa. Diatakan dalam Zakharia 14:7-9 dan 16 sbb: “tetapi akan ada satu hari -- hari itu diketahui oleh YHWH -- dengan tidak ada pergantian siang dan malam, dan malampun menjadi siang. Pada waktu itu akan mengalir air kehidupan dari Yerusalem; setengahnya mengalir ke laut timur, dan setengah lagi mengalir ke laut barat; hal itu akan terus berlangsung dalam musim panas dan dalam musim dingin. Maka YHWH akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu YHWH adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya…Maka semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem, akan datang tahun demi tahun untuk sujud menyembah kepada Raja, YHWH semesta alam, dan untuk merayakan hari raya Pondok Daun”. Senada dengan teks apokaliptik (penyingkapan akhir zaman) dari Zakharia 14:7-9, 16, Yohanes menuliskan perihal Langit dan Bumi Baru yaitu Yerusalem Baru yang turun dari surga di mana Kemah Tuhan akan didirikan sebagaimana dikatakan: “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Tuhan, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Tuhan ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Tuhan mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu” (Why 21:-4). Perhatikan frasa Yunani “skene tou Theou” yang diterjemahkan dalam Hebrew New Testament dengan “mishkan Elohim” dan oleh Lembaga Alkitab Indonesia diterjemahkan, “Kemah Tuhan”. Perhatikan pula kata Yunani, “skenoosei” yang diterjemahkan oleh Hebrew New Testament dengan “sakan” dan oleh Lembaga Alkitab Indonesia, “diam” atau “tinggal”. Mitch dan Zhava Glaser menyimpulkan pembacaan teks Wahyu 21:1-4 sbb: “Ultimately, the whole earth become the sukkah booth of God and He will reign in the presence of His Son for all eternity” (Akhirnya, seluruh bumi menjadi kemah Tuhan dan Dia akan memerintah melalui kehadiran Putra-Nya untuk selamanya – The Fall Feast of Israel, 1987:213).
Oleh karenanya, perayaan Sukot bukan hanya perayaan hadirnya "Shekinah" (kemuliaan) YHWH di Kemah Suci dalam wujud Tiang Awan dan Tiang Api di tengah-tengah perkemahan leluhur Israel namun perayaan bahwa "Shekinah" Tuhan hadir di tengah-tengah umat manusia melalui Sang Firman yang menjadi manusia yaitu Yahshua (Yeshua) Sang Mesias. Bahkan sebuah peringatan perihal Kemah Tuhan yang akan tinggal di tengah manusia dalam wujud Yerusalem yang baru di masa datang yang kita nantikan bersama.
Kiranya "Shekinah" YHWH yang mewujud dalam diri Yesus Sang Mesias hadir dan berkemah di hati kita, rumah tangga kita, pekerjaan kita, masa depan kita sehingga apapun persoalan yang kita hadapi, jika "Shekinah-Nya" berdiam dalam kehidupan kita, maka segala sesuatu dapat kita selesaikan bukan dengan keluh kesah, bukan dengan mengemis pertolongan, bukan dengan melakukan jalan pintas menanggulangi persoalan, bukan pula dengan ketakutan akan masa depan.
Khag Sukot Sameakh 5777
Selamat Hari Raya Pondok Daun 2016!
No comments:
Post a Comment