Jika
kita menghadiri upacara pemakaman di kalangan mereka yang beragama Islam, kerap
muncul ujaran yang kurang lebihnya demikian, “Kiranya saudara A matinya dalam
keadaan “khusnul khotimah”, lalu akan ditimpali para hadirin , “Amin”. Apakah
makna kata “khusnul khatimah?” Artinya “akhir yang baik”. Seseorang yang
meninggal diharapkan meninggal dalam keadaan yang baik. Menurut kepercayaan
Islam mereka yang meninggal dalam keadaan baik memiliki sejumlah ciri al.,
mampu mengucapkan kalimat sahadat saat sakratul maut alias menjelang kematian.
Sebaliknya, mereka yang mengakhiri kehidupan dengan buruk disebut “shu’ul
khatimah” yang merupakan kebalikkan dari “khusnul khatimah”.
Demikian pula
dalam Kekristenan, sekalipun kalimat demikian tidak pernah atau jarang
terucapkan namun pernyataan senada dapat kita temui dalam tulisan Rasul Paul
yang berkata, “Aku telah mengakhiri
pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara
iman” (2 Tim 4:7). Dalam teks Yunaninya, “Ton kalon agoona egoonismai, ton dromon teteleka, ten pistin tetereka”
yang jika diterjemahkan secara literal, “Pertarungan
yang baik telah kuselesaikan, perlombaan telah kuselesaikan, iman telah
kupelihara”. Bedanya, dalam Kekristenan merujuk pernyataan Rasul Paul bahwa
kita sendirilah yang harus bisa mengukur dan mengakhiri pertandingan dalam
kehidupan ini.
Apakah selama kita hidup kita telah melakukan perjuangan dengan
sebaik mungkin, telah melakukan pertandingan hingga garis finish serta
memelihara iman dan kesetiaan pada Tuhan dan sabda-Nya? Atau justru sebaliknya
kita telah menjadi orang yang berpaling dari Anugrah Tuhan saat akhir-akhir
kehidupan kita? Apakah kita kerap melanggar sabda dan perintah-Nya sehingga
gagal mencapai garis akhir? Mengakhiri pertandingan dengan baik atau gagal
mengakhiri pertandingan dengan baik adalah sebuah pilihan. Kita bisa memilih
mengakhiri pertandingan dengan baik atau mengakhiri dengan kekalahan.
Oleh
karenanya marilah dalam waktu yang masih disediakan oleh Tuhan kita jalani
dengan baik dan bertanggung jawab hingga saatnya nanti kita boleh yakin seperti
Rasul Paul bahwa kita telah mengakhiri pertandingan dengan baik dan dengan
yakin pula berkata, “Sekarang
telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh
Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya…”(2 Tim 4:8)
No comments:
Post a Comment