Seorang lelaki tua
terbaring lemah di sebuah rumah sakit. Seorang pemuda datang menengoknya setiap
hari dan menghabiskan waktu berjam-jam bersama lelaki tua itu. Pemuda itu
menyuapinya, membersihkan badannya, dan membimbingnya berjalan-jalan di taman,
lalu membantunya kembali berbaring. Pemuda itu baru pergi setelah merasa bila
lelaki tua itu sudah bisa ditinggal.
Suatu ketika perawat yang datang memberi
obat dan memeriksa kondisi orang tua itu berkata, “Bapak punya anak yang berbakti. Setiap hari ia datang untuk mengurus
Bapak. Sungguh beruntung ya, Pak.” Lelaki tua itu memandang perawat itu
sejenak, lalu memejamkan kedua matanya. Dengan nada sedih, lelaki tua itu
berkata, “Saya berangan-angan, seandainya
ia adalah salah seorang anak saya. Ia adalah anak yatim yang tinggal di
lingkungan tempat tinggal kami. Dulu sekali, saya melihatnya menangis setelah
kematian ayahnya. Saya pun menghiburnya, dan membelikan permen untuknya.
Setelah itu saya tidak pernah lagi berbincang dengannya. Kemudian ketika ia
tahu kalau saya dan istri hanya tinggal berdua saja, ia pun berkunjung setiap
hari untuk memastikan kami baik-baik saja. Ketika kondisi fisik saya mulai
menurun, ia mengajak saya dan istri saya tinggal di rumahnya, lalu secara rutin
membawa saya ke rumah sakit untuk mengecek kondisi kesehatan. Saya pun pernah
bertanya padanya, ‘Nak, mengapa engkau menyusahkan diri untuk mengurus kami?’
Sambil tersenyum anak itu menjawab, “Manisnya
permen masih terasa di mulut saya, Pak!”.
Dalam literatur Rabinik bernama Pirkey
Avot (Etika Para Leluhur) dikatakan, “ha’olam omed ‘al ha Torah we’al ha’avodah we ‘al gemilut khasadim”
(dunia dilandaskan pada tiga hal yaitu, Torah, Ibadah, Perbuatan Bajik). Kita memiliki tiga
hubungan utama dalam kehidupan. Kita harus belajar hidup dengan diri kita
sendiri, dengan Tuhan, dan dengan orang lain. Manusia berinteraksi dengan dunia
pada tiga tingkat yaitu: pemikiran, ucapan dan tindakan. Masing-masing dari
ketiganya adalah kunci dari tiga hubungan dasar. Anda bertindak berdasarkan
pemikiran atau kehendak Anda sendiri. Anda berinteraksi dengan Tuhan melalui
ucapan. Dan Anda berhubungan dengan orang lain melalui tindakan.
Kita
ditebus dari kutuk dosa bukan hanya untuk bersekutu dengan Tuhan melainkan
menebarkan kebajikkan terhadap sesama sebagaimana dikatakan, “untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat,
kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik” (Tit 2:14)
No comments:
Post a Comment