Friday, February 24, 2017

MAKNA PERNYATAAN EGO EIMI OLEH YESUS

 
Donald Guthrie menjelaskan dalam bukunya, “Dalam Injil Yohanes dan tidak terdapat dalam kitab-kitab Injil Sinoptik, terdapat suatu kelompok ucapan Tu(h)an Yesus yang penting karena memiliki fungsi yang berarti dalam pembahasan Kristologi. Ucapan-ucapan ini memakai kata ganti orang pertama, karena itu jika dapat dipercayai, sangat bernilai sebagai penyataan dari kesadaran diri Yesus sendiri. Memang ada alasan untuk menganggap ucapan-ucapn ini mempunyai arti yang penting bagi kristologi yang tidak dapat diremehkan” (Teologi Perjanjian Baru 1,  1993:374) Mari kita perhatikan ekslusifitas kata/ucapan yang berkaitan dengan kesadaran diri Yesus atas keilahian-Nya. Yesus kerap menggunakan bentuk  Ego Eimi yang diterjemahkan “Aku adalah”.

BASIS PEWARTAAN PAULUS PADA TORAH


Jika kita perhatikan dengan seksama, pewartaan Rasul Paul sangat konsisten perihal Yesusyaitu sebagai “Mesias”, “Anak Tuhan”, “Tuan”/”Tuan Yang Ilahi” dalam setiap surat-surat yang dibuatnya sebagai fundasi pengajaran gereja maupun midrash/kotbah lisan yang disampaikannya dan direkam secara tertulis dalam Kitab Kisah Rasul. Dalam Kisah Rasul 9:19b dilaporkan Rasul Paul mewartakan Yesus adalah “Anak Tuhan”. Dalam Kisah Rasul 19:22 dilaporkan Rasul Paul mewartakan bahwa Yesus adalah “Mesias”. Dalam 1 Korintus 12:3 Rasul Paul mewartakan “Yesus adalah Tuan Yang Ilahi”.

YHWH SANG BAPA YESUS SANG PUTRA


Jika kita memperhatikan struktur kalimat dalam setiap pembukaan surat Rasul Paul, kerap muncul ucapan salam yang dibuka atau ditutup dengan formula yang bersifat Trinitarian (Bapa, Putra, Roh Kudus, 2 Kor 13:13) bahkan lebih seringnya bersifat Dwitarian (Bapa dan Anak, Gal 1:1, Ef 1:2, Fil 1:2, Kol 1:2). Formula Trinitarian tersebut akhirnya dimaknai sebagai doktrin Tritunggal oleh gereja dan kekristenan di segala tempat.

YESUS BUKAN SANG BAPA TAPI SANG PUTRA


Baik Kitab Injil maupun surat-surat rasuli tidak pernah menisbatkan Yesus sebagai Sang Bapa, melainkan Dia adalah Sang Anak karena hakikat Dia adalah Sang Firman yang menjadi manusia (Yoh 1:14, 18).

Bapa menyatakan sendiri bahwa Yesus adalah Anak sebagaimana dikatakan dalam Matius 3:16-17 sbb: “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Tuhan seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Jika Yesus Sang Bapa, siapa yang berkata “Inilah Anak-Ku?” Apakah Anak Tuhan berbicara kepada Anak Tuhan?

Sang Bapa dalam nubuatan mengatakan, “Aku mau menceritakan tentang ketetapan YHWH; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini” (Mzm 2:7)

DOA ORANG BENAR BESAR KUASANYA


Dr. Lin Ting Tung adalah orang Taiwan pertama yang menjadi dokter dan menjadi Kristen. Ini terjadi pada akhir abad ke-19. Ia bekerja di rumah sakit kecil yang dirintis oleh Dr. Maxwell, seorang misionaris Inggris. Ketika itu tingkat kesehatan masyarakat di Taiwan sangat rendah dan cara pengobatan masih sangat sederhana. Pada suatu hari seorang anak datang ke rumah sakit itu dan meminta obat untuk ibunya yang sedang demam akibat malaria. Anak ini berjalan lebih dari dua jam dari desanya ke rumah sakit melalui jalan setapak melewati hutan dan sawah. Ketika nama ibunya dipanggil, anak ini langsung bangkit dari bangkunya, meraih botol obat dan bergegas pulang.

MENANGGALKAN BEBAN


Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: “Seberapa berat menurut Anda kira segelas air ini?” Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr. “Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya,” kata Covey. “Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin Anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat.” Covey melanjutkan, “Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya.”. Covey menambahkan, “Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi”. Kearifan lokal Jawa membahasakan dengan istilah ojo ngoyo (jangan terlalu terobsesi) dan semeleh (berhenti, berserah).

RAJA DI ATAS SEGALA RAJA, TUAN DI ATAS SEGALA TUAN



Melalui apa yang dilihat dan ditulis oleh Yohanes dalam penglihatan Ilahi (visium) ada tiga hal penting yang dapat kita telaah yaitu: Pertama, siapa sosok penunggang kuda putih tersebut? Melihat dari julukannya, “Yang Setia dan Yang Benar” (Why 19:11) dan “Firman Tuhan” (Why 19:13) kita dapat memastikan bahwa sosok penunggang kuda putih ini adalah Yesus Sang Mesias dan Anak Tuhan karena hakikat Yesus adalah Sang Firman yang menjadi manusia (Yoh 1:14) dan Firman Yang Hidup (1 Yoh 1:1-3).

Tuesday, February 21, 2017

PEMBUAT TENDA ATAU TALIT?


Seiring dengan minat terhadap kajian akar Ibrani iman Kristen, muncul sejumlah tafsiran dan terjemahan Kitab Suci yang terkesan terlalu berlebihan menekankan persoalan keyahudian sebagai latar belakang penulis dan teks tertulis Kitab Perjanjian Baru. Salah satunya saya pernah mendengar bahwa pekerjaan Rasul Paul bukanlah pembuat tenda melainkan “pembuat talit” (syal doa). 

SIAPA YANG DITIKAM DALAM ZAKHARIA 12:10?


Membandingkan teks Zakharia 12:10 antara Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dan Indonesian Literal Translation (ILT) dan Indonesian Modern Bible (IMB) sangat berbeda jauh menceritakan pribadi “yang ditikam”. Akibat perbedaan penerjemahan ini dipergunakan oleh beberapa kelompok yang memiliki pendirian bahwa Yesus adalah Yahweh yang menjadi manusia menggunakan terjemahan ILT dan IMB untuk membenarkan posisi Kristologis mereka. Benarkah penerjemahan di atas? Mari kita telaah secara singkat dan padat.

Friday, February 17, 2017

RENCANA TUHAN TIDAK PERNAH GAGAL




Kita kerap membuat sejumlah rencana dalam kehidupan kita bukan? Rencana kerja, rencana pendidikan, rencana pernikahan, rencana liburan, rencana pertemuan, rencana pembangunan dan banyak rencana lainnya. Namun adakah dari semua yang kita rencanakan selalu dipastikan berhasil dan tidak meleset dari tujuan semula yang telah kita rencanakan? 

PERJUMPAAN DENGAN TUHAN MELALUI PENDERITAAN

Apa yang akan Anda lakukan ketika Anda berjumpa dan berjabatan tangan dengan seseorang yang sangat penting dan tersohor, entahkah di bidang politik, ekonomi, akademik di negeri ini? Katakanlah dia seorang presiden, menteri, gubernur, bupati, tokoh pendidikan bahkan artis? Anda bukan hanya senang namun bisa jadi Anda akan mengabadikan momentum tersebut dengan berfoto bersama dan selfie dengan mereka. Anda pun tentu akan bercerita pada teman-teman bahwa Anda bahagia karena dapat berjumpa secara pribadi dan mengenal lebih dekat dengan tokoh tersebut. Sebelum berjumpa dengannya Anda hanya melihat dan mendengar dari televisi atau koran serta majalah. Pengalaman yang berbeda Anda rasakan saat berjumpa langsung, berjabat tangan, berbincang-bincang bahkan berfoto bersama.

KELAHIRAN KEMBALI DALAM MESIAS (KRISTUS)

Yesus bersabda bahwa tanpa “kelahiran kembali” seseorang tidak bisa “melihat Kerajaan Tuhan”(Yoh 3:3). Apa arti “kelahiran kembali” dan apa arti “Kerajaan Tuhan?” Dalam Kitab Perjanjian Baru, kata “Kerajaan” atau “Kerajaan Tuhan” serta “Kerajaan Sorga” memiliki makna beragam yaitu: Tempat/Wilayah yang bersifat metafisik (1 Kor 15:50, Gal 5:21), Ajaran, Prinsip (Rm 14:17, 1 Kor 4:20), Berita mengenai kehidupan dan karya Yesus Sang Mesias (Kis 19:8), Kehendak Tuhan yang harus ditemukan (Mat 6:33), Upah dalam kekekalan (Mat 25:34), Kondisi dimana ada pengaruh sorgawi (Kol 1:13), Kerajaan Milenium dimana Mesias memerintah (Why 20:1-7).