Di
media sosial saya telah berulang kali mengingatkan kelompok-kelompok Sacred Namer dan Hebraic Root yang masih mengulang asumsi-asumsi yang keliru bahwa
tulisan di kayu salib membentuk formasi nama YHWH (Yeshua Ha Natsri Wa Melek Ha Yehudim) saat dikatakan, "Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: 'Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi'. Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani" (Yoh 19:19-20)
Puji Tuhan beberapa artikel saya telah dibaca
hampir seribuan lebih pembaca dan telah banyak menyadarkan sejumlah pembelajar
yang sudi dan rela belajar dengan benar terkait pokok-pokok kepercayaan.
Frasa Yeshua Hanatsri Wamelek Hayehudim adalah
pemaksaan pemikiran demi mencari pembuktian dukungan terhadap kebenaran nama
YHWH sehingga memperkosa kaidah kebahasaan yang benar. Jika frasa di atas
diterjemahkan akan menghasilkan kalimat, “Yeshua
Orang Natsaret DAN Raja Orang Yahudi”.
Padahal kata sambung We (Dan) tidak ada baik dalam naskah
Yunani maupun Aramaik. Dalam naskah Yunani dituliskan sbb: “Iesous ho Nazooraios ho Basileus toon
Ioudaioon”. Dalam Hebrew New Testament diterjemahkan dalam bahasa Ibrani, “Yeshua Hanazri Melek Hayehudim”. Kalaupun hendak dipaksakan ada, kata "waw" yang disambung dengan "mem" seharusnya dibunyikan "umelek" (dan raja itu) bukan "wamelek"
Terjemahan Ibrani Franz
Deitz menuliskan, “Yeshua Hanazri Melek Hayehudim”.
Sementara versi Peshitta Aramaik dari Abad 5 Ms menuliskan, “Yeshu
Nazraya Malka Dyehudaya”.
Dari kajian singkat di atas nampaklah pada kita bahwa pernyataan bahwa kalimat
di atas palang salib membentuk susunan nama YHWH tidak memiliki landasan
historis dan teologis sama sekali. Lebih kepada gothak gathuk
mathuk(dicocok-cocokkan sesuai selera) dan tidak memiliki nilai keilmiahan
sebagai pembuktian.
(Gambar di atas menambahkan huruf "waw" di depan "mem" yang seharusnya tidak ada)
Cara penyimpulan dengan cara di atas dalam Teologi disebut
dengan Eisegesa yaitu pemaksaan opini
terhadap teks sebagai kebalikan dari Eksegesa
yaitu eksplorasi terhadap teks sehingga berbicara kepada pembaca. Masih
banyak data yang lebih berbobot yang dapat dipakai sebagai alat pembuktian
mengenai relevansi nama YHWH baik dalam TaNaKh maupun Kitab Perjanjian Baru.
Mari kita jauhkan dari sikap-sikap emosional fundamentalis dalam menyajikan
kebenaran dan lebih menemouh jalur rasional akademis serta teologis dalam
menyampaikan kebenaran perihal nama YHWH Bapa kita Surgawi sehingga banyak
orang akan mengalami pencerahan dan pencerdasan.
No comments:
Post a Comment