Tidak begitu mudah mengajarkan dan meyakinkan umat
Kristen yang telah terbentuk oleh lapisan-lapisan pengajaran yang mendudukan
Torah sebagai produk umat sebelum Yesus yang hanya berhubungan dengan umat
Israel kuno belaka.
Istilah Torah sudah mengandung asosiasi yang bersifat negatif dan membebani seperti “hukum”, “hukuman”, “kuk”, “legalisme”, “tidak ada satupun yang mampu melakukannya”. Padahal jika kita merenungkan lebih jauh, jika Torah berasal dari Tuhan YHWH Sang Pencipta, lantas untuk apa tujuan Tuhan memberikan Torah jika umatnya tidak mampu melakukannya?
Istilah Torah sudah mengandung asosiasi yang bersifat negatif dan membebani seperti “hukum”, “hukuman”, “kuk”, “legalisme”, “tidak ada satupun yang mampu melakukannya”. Padahal jika kita merenungkan lebih jauh, jika Torah berasal dari Tuhan YHWH Sang Pencipta, lantas untuk apa tujuan Tuhan memberikan Torah jika umatnya tidak mampu melakukannya?
Berbagai
kesalahpahaman perihal kedudukan Torah dalam kehidupan iman Kristiani
dikarenakan kegagalan membaca dan memahami sabda Yesus dan tulisan para rasul
khususnya Rasul Paulus dalam konteks Semitik Yudaik. Jika Yesus bersabda tidak
membatalkan Torah (Mat 5:17-28), lantas mengapa kita mengajarkan yang
bersebrangan dengan apa yang beliau katakan?
Jika Rasul Paul berulangkali
mengatakan bahwa dirinya tidak membatalkan Torah (Rm 3:31) mengapa kita
bersikeras bahwa Torah sudah tidak berlaku dalam kehidupan Kristiani? Jika
Pemazmur menegaskan Torah sumber kehidupan kebahagiaan (Mzm 1:1-6) mengapa pula
kita terus menerus mengatakan bahwa Torah adalah “kuk perhambaan?”
Yang
dikecam oleh Yesus adalah kemunafikan para penafsir Torah yang kerap terlibat
diskusi dan perdebatan dengan beliau yaitu beberapa orang Farisi dan Saduki
(Mat 23:1-7). Yang dikecam oleh Rasul Paul adalah praktik legalistik yang
diajarkan sejumlah pengajar Torah yaitu memutlakkan Torah sebagai Juruslamat
dan menekankan perbuatan sendiri untuk mendapatkan pembenaran dari Tuhan (Ef
2:8-9).
Jika Rabi Moshe Maimonides (1135-1204) mengajarkan bahwa perintah Torah
(Kejadian-Ulangan) ada 613 yang terbagi menjadi 365 perintah negatif (larangan)
dan 248 perintah positif (anjuran), maka jika diperas hanya akan dijumpai 10
perintah saja sebagaimana tercantum dalam loh batu di Sinai dan jika diperas
kembali menyisakan dua hukum mulia yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama
(Mat 22:34-40, Mat 23:23).
Itulah inti Torah. Pengikut Yesus tetap mematuhi
syariat Torah (Kis 21:20) sebagai pedoman ibadah dan perilaku dalam terang
kematian dan kebangkitan Yesus. Korban merupakan bayang-bayang dan wujudnya
adalah Yesus. Kita tidak melakukan korban karena Yesus adalah korban sejati
kita.
No comments:
Post a Comment