Beberapa waktu lalu saya menyimak sebuah
tayangan video renungan di media sosial You
Tube dimana sang pembawa renungan menjelaskan perihal orang-orang yang
menurutnya harus dijauhi dari pergaulan yaitu: orang-orang yang suka bergosip,
orang yang selalu berfikir negatif, orang yang selalu mengritik.
Mengapa orang-orang tersebut harus dijauhi? Menurutnya orang-orang dengan kategori di atas dianggap sebagai orang-orang dengan aura negatif yang akan menahan berkat-berkat dalam kehidupan seseorang yang berteman. Benarkah bergaul dengan orang-orang terkategori di atas akan menahan berkat?
Mengapa orang-orang tersebut harus dijauhi? Menurutnya orang-orang dengan kategori di atas dianggap sebagai orang-orang dengan aura negatif yang akan menahan berkat-berkat dalam kehidupan seseorang yang berteman. Benarkah bergaul dengan orang-orang terkategori di atas akan menahan berkat?
Nampaknya sang pengkotbah
terjebak dalam pemahaman yang dangkal perihal berkat yang diartikannya secara
material belaka. Bergaul dengan siapapun tidak akan mempengaruhi berkat yang
kita terima dari Tuhan baik berkat spiritual maupun material. Menjadi orang
beriman bukanlah menjadi orang yang steril dari pergaulan dengan siapapun.
Yesus sudah memberikan teladan bagaimana beliau bergaul dengan orang berdosa
(Luk 7:36-50; 19:1-10) demi suatu tujuan yaitu menyelamatkan. Yang harus kita
waspadai adalah pengaruh negatif sebuah pergaulan (1 Kor 15:33-34) dan bukan
menjauhi pergaulan dengan siapapun.
Pergaulan hanya dengan lingkungan homogen
dapat menciptakan sejumlah bentuk perilaku sbb, Ekslusifitas alias merasa paling unik dan khas. Baik ekslusifitas
agama maupun kesukuan bahkan status sosial ekonomi. Fanatisme radikal alias menganggap diri dan kelompoknya paling
benar dalam melaksanakan aturan-aturan religius.
Justru kita harus mewaspadai
para pengkotbah jenis ini. Mereka menganjurkan sikap hidup ekslusif dan anti
sosial dengan mengajak orang lain menghindari kritik dengan tujuan agar dirinya
bisa terbebas dari kritik.
Kita tidak perlu takut dengan kritik dan tidak perlu
menstigma negatif kata kritik karena kata kritik berasal dari kata Yunani
kritikos yang artinya “memisahkan” sebagaimana dikatakan, “Sebab firman Tuhan hidup
dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ...ia sanggup
membedakan (kritikos, Yun) pertimbangan dan pikiran hati kita” (Ibr 4:12).
Tujuan
kritik adalah kontrol sosial dan kritik adalah salah satu fungsi kenabian
sebagaimana Natan berani mengritik dan menegur Daud yang bersalah terhadap Uria
(2 Sam 12:1-14) demikian Yohanes Pembaptis (Mrk 6:17-29). Waspadalah dengan
berbagai pengajaran yang memenjarakan dan bukan memerdekakan.
Yesus bersabda, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Mark 2:17). Beliau tidak datang untuk orang-orang yang istimewa status sosialnya. Ajaran yang mengajak kita untuk memisahkan diri dari kehidupan sosial dan hanya memilih orang yang bisa mendatangkan kebaikkan semata-mata bagi kita, bukan bersumber dari ajaran Yesus Sang Mesias melainkan dari sikap ekslusifitas seseorang yang anti sosial.
No comments:
Post a Comment