Eureka adalah kata
seruan dalam bahasa Yunani yang digunakan untuk melambangkan penemuan suatu
hal. Seruan ini terkenal karena digunakan oleh Archimedes (287-212 SM). Ia mengucapkan kata Eureka! ketika ia masuk
kedalam bak mandi dan menyadari bahwa permukaan air naik, sehingga ia menemukan
bahwa berat (dalam Newton) air yang tumpah sama dengan gaya yang diterima
tubuhnya.
Menurut kisah
tersebut, sebuah mahkota untuk raja Hiero II telah dibuat dan raja
memerintahkan Archimedes untuk memeriksa apakah mahkota tersebut benar-benar
terbuat dari emas murni ataukah mengandung tambahan perak. Karena Raja Hiero II
tidak mempercayai pembuat mahkota tersebut. Saat Archimedes berendam dalam bak
mandinya, dia melihat bahwa air dalam bak mandinya tertumpah keluar sebanding
dengan besar tubuhnya. Archimedes menyadari bahwa efek ini dapat digunakan
untuk menghitung volume dan isi dari mahkota tersebut.
Dengan membagi berat
mahkota dengan volume air yang dipindahkan, kerapatan dan berat jenis dari
mahkota bisa diperoleh. Berat Jenis mahkota akan lebih rendah daripada berat
jenis emas murni apabila pembuat mahkota tersebut berlaku curang dan
menambahkan perak ataupun logam dengan berat jenis yang lebih rendah. Karena
terlalu gembira dengan penemuannya ini, Archimedes melompat keluar dari bak
mandinya, lupa berpakaian terlebih dahulu, berlari keluar ke jalan dan
berteriak Eureka yang artinya “Aku telah menemukan”.
Beberapa ratus
tahun kemudian di tahun awal Masehi sepasang saudara bernama Andreas dan Simon
mengucapkan kata yang sama tentang Yesus. Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa
Yunani merekam perkataan Andreas kepada Simon yang tentunya diucapkan dalam
bahasa Ibrani/Aramaik sbb: “Eurekamen ton Messian ho estin methermeneumenon
Christos” (Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus- Yoh 1:41).
Masyarakat Yahudi
sejak zaman pembuangan telah menantikan kedatangan Mesias. Alangkah bahagianya
Andreas dan Simon Petrus bisa menyaksikan apa yang dijanjikan berabad lamanya
tepat di depan wajah mereka dan pernyataan ini mengubah kehidupan Andreas dan
Simon.
Berbicara
perihal Kemesiasan Yesus, ada hal menarik lainnya saat kita
membaca sebuah percakapan Yesus dengan orang Yahudi di Bait Suci yang terjadi saat perayaan Khanukah, “Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya:
"Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau
Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami” (Yoh 10:24). Dan
Yesus memberikan jawaban, “Yesus menjawab
mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak
percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang
memberikan kesaksian tentang Aku” (Yoh 10:25).
Apakah Perayaan Khanukah
(Pentahbisan Bait Suci – Yoh 10:22) itu? Perayaan Khanukah modern
berasal dari sebuah peristiwa sejarah Israel di Abad VII sM tepatnya Desember
(Kislew) 164 sM. Tahun tersebut merupakan tahun penting kemenangan peperangan
dan perlawanan yang dilakukan oleh Yehuda Makabbe (Judas Macabeus) untuk
melawan Anti Semitisme yang diberlakukan oleh Anthiokus Ephiphanes dari Wangsa
Seleukus yang menguasai Syria saat berupaya melakukan proses Helenisasi (Yunanisasi pemikiran dan
kebudayaan dalam keseluruhan aspek kehidupan wilayah yang dikuasainya) terhadap
orang-orang Yahudi. Perang besar lainnya dalam sejarah Yahudi terjadi pada
tahun 135 Ms di bawah kepemimpinan Simon Barkhokhba.
Saat
Anthiokus Epiphanes berkuasa tahun 167 sM, dia berusaha menaklukan Yerusalem dan
Bait Suci. Ketika dia berhasil merebut Bait Suci, dia melakukan kenajisan
dengan membuang darah babi di dalam Bait Suci serta mendirikan patung dewa
Yupiter sebagai pusat penyembahan.
Kejadian
ini menyedihkan umat Yahudi dan di bawah kepemimpinan Yehuda Makabee disiapkan
sebuah taktik perlawanan gerilya untuk merebut kembali Bait Suci. Dalam
pertempuran gemilang di musim dingin di bulan Desember tahun 164 Yehuda Makabee
dengan pasukannya yang jumlahnya jauh lebih kecil dari pasukan Syria berhasil
memukul mundur prajurit musuh dan merebut Bait Suci.
Karena
hari sudah petang dan harus menyalakan menorah yang ada di Bait Suci serta
membersihkan berbagai patung dewa-dewa, maka dibutuhkan minyak untuk menyalakan
api. Sayangnya minyak yang tersedia hanya cukup untuk satu atau dua hari. Dan
untuk membuat minyak baru dibutuhkan sekitar 8 hari. Mukjizat terjadi bahwa
menorah tetap menyala sampai 8 hari lamanya hingga orang-orang Yahudi mampu
membuat minyak yang baru.
Peristiwa
mukjizat tersebut diperingati sejak saat itu hingga kini dengan sebutan
Khanukah yang ditandai dengan penyalaan lilin selama 8 hari di setiap rumah
tangga Yahudi. Masing-masing hari menyalakan satu lilin hingga hari ke delapan
lilin menyala semuanya.
Perayaan Khanukah dalam konteks Kekristenan
khususnya mazhab Judeochristianity
sebagai penegasan dan panggilan bagi bangsa Yahudi yang belum menerima Yesus
sebagai Mesias bahwa di dalam Yesus terdapat kepenuhan nubuatan para nabi dalam
TaNaKh.
Barney
Kasdan memberikan komentar terhadap jawaban Yesus saat beliau
mengonfirmasi pertanyaan orang-orang apakah diri-Nya Mesias, “the answer to this very
appropriate question is contained in Yeshua’s hanukkah message. He clearly
reiterates his claim and the proof of his Messiahship” (John 10:25-39)”
(jawaban terhadap pertanyaan yang tepat tersebut terdapat dalam pesan Khanukah
Yesus. Dia secara tegas mengulangi pernyataannya dan membuktikan kemesiasannya - God’s Appointed Times: A Practical Guide
for Understanding and Celebrating the Biblical Holliday, Baltimore: Messianic Jewish
Publisher 1993, p. 114).
Ada
sejumlah anggapan yang salah diantara komunitas Kekristenan yang kembali ke
akar Ibrani dengan mengatakan, “kita tidak perlu memberitakan Injil kepada
orang Yahudi karena mereka telah memperoleh keselamatan dan lebih mengetahui
Torah lebih dari kita”. Ini pernyataan yang bertentangan dengan keseluruhan
kesaksian dalam Kitab Kisah Rasul dimana para rasul memberitakan kematian dan
kebangkitan Yesus sebagai Mesias dan Anak Tuhan baik kepada bangsa Yahudi dan
non Yahudi.
Jika
pekabaran Injil kepada bangsa Yahudi tidak diperlukan, lalu untuk apa Apolos
seorang yang fasih berdiskusi mengenai topik-topik keagamaan harus bersusah
payah meyakinkan orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias sebagaimana dikatakan, “Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya,
saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya
mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Tuhan,
menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. Sebab dengan
tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan
dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias”(Kis 18:27-28).
Jika
pekabaran Injil kepada bangsa Yahudi tidak diperlukan, lalu untuk apa paulus
dan Silas memberitakan Yesus sebagai Mesias di sinagoga Yahudi sebagaimana
dikatakan, “Paulus dan Silas mengambil jalan melalui Amfipolis dan Apolonia dan
tiba di Tesalonika. Di situ ada sebuah rumah ibadat orang Yahudi. Seperti biasa
Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia
membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci. Ia menerangkannya
kepada mereka dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari
antara orang mati, lalu ia berkata: "Inilah
Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu” (Kis 17:1-3)
Kembali
kepada pernyataan Andreas kepada Simon bahwa dirinya telah “menemukan” (eureka)
Mesias yang dinubuatkan yaitu Yesus (Yahshua/Yeshua), sudahkah kita mengalami Eureka
(perjumpaan) terhadap Yesus dan ajaran-ajaran-Nya atau hanya sebatas mengetahui
sepintas lalu ajaran-ajaran-Nya atau menganggapnya sebagai saah satu orang suci pada
zamannya belaka yang tidak menentukkan kehidupan dan masa depanmu dalam kekekalan?
Saya
ingin menutup midrash Perayaan Khanukah dengan menuliskan sebait puisi yang
memperlihatkan ringkasan pertemuan spiritual saya dengan Sang Juruslamat yang
mengubah arah kehidupan saya kemudian.
PEMUDA GALILEA
PEMUDA GALILEA
Kuberjumpa dengan-Nya tahun
sembilan dua.
Saat kumenolak saran beberapa
orang muda.
Agar aku bersekolah teologia
menjadi pendeta
Meninggalkan philosophia yang
dianggap sia-sia.
Dengan tertawa kuyakinkan
mereka mustahil aku menjalaninya.
Entah mengapa esok pagi
hatiku berubah seketika.
Ingin mengetahui banyak
tentang apa yang harus kupercaya.
Untuk pertama kuberjumpa
dengan Pemuda Galilea yang mempesona.
Dalam lembaran kisah suci
yang kubaca dengan hasrat menyala.
Sabda-Nya bergema dan
mengubah kehidupanku yang hampa.
Kutinggalkan kota tempat
kumenghabiskan masa remaja.
Sekalipun dengan ancaman
tidak memperoleh biaya.
Banyak peristiwa telah
menempa menjadi semakin dewasa.
Kulakukan semua sekalipun
tidak selalu indah sebagaimana kukira.
Hanya kasih dan kuasa-Mu yang
senantiasa membuatku setia menjalaninya.
No comments:
Post a Comment