Setiap jatuh perayaan Rosh ha Shanah (Tahun Baru Ibrani) atau Yom Truah (Peniupan Shofar), penganut
Yudaisme melantunkan doa bernama Avinu
Malkeinu (Bapa Kami Raja Kami) yang tercantum dalam buku doa (siddur) dan
menjadi bagian dari liturgi peribadatan.
Dalam tradisi Ashkenazic (orang Yahudi diaspora yang bergabung dalam
Kekaisaran Romawi Suci sekitar akhir milenium pertama. Bahasa diaspora
tradisional Yahudi Ashkenazi adalah Yiddish
(bahasa Jermanik dengan unsur-unsur bahasa Ibrani, Aram, dan Slavik), yang
dikembangkan setelah mereka pindah ke Eropa utara: dimulai dengan Jerman dan
Prancis pada Abad Pertengahan. Selama berabad-abad mereka menggunakan bahasa
Ibrani hanya sebagai bahasa suci, sampai kebangkitan kembali bahasa Ibrani
sebagai bahasa umum di Israel.) doa ini dibacakan pada setiap hari berpuasa,
sementara dalam tradisi Sephardic (orang
Yahudi yang tinggal di wilayah Spanyol dan Portugis dengan membawa logat
tradisional mereka yang berasal dari Timur Tengah mulai akhir abad ke-15 ke
Afrika Utara, Anatolia, yang Levant, Eropa Tenggara dan Selatan, serta Amerika,
dan semua tempat lain dari permukiman mereka yang diasingkan) hanya dibacakan
selama Sepuluh Hari Pertobatan apakah itu terjadi pada hari-hari puasa Yom
Kippur dan Puasa Gedaliah (hari puasa Yahudi minor dari subuh hingga petang
untuk menyesali pembunuhan Gedalia, gubernur Yehuda yang saleh. Pembunuhannya
mengakhiri otonomi Yahudi setelah penghancuran Bait Suci Pertama).
Joseph H. Hertz (wafat 1946),
kepala rabi Kerajaan Inggris, menggambarkan doa ini sebagai “yang tertua dan paling mengharukan dari
semua litani Tahun Yahudi”. Ada dua gelar/sapaan untuk Tuhan yang
dipergunakan dalam doa ini yaitu, Avinu
(Bapa Kami, Yes 63:16) dan Malkeinu
(Raja Kami, Yes 33:22).
Inti dari doa ini, yang dicatat
dalam Siddur dari Rabi Amram Gaon dari Babilonia, selama Abad ke-9 dan dapat
ditemukan pula dalam Talmud (Ta’anit 25b). Saat kekeringan melanda bangsa
Israel kuno, Rabi Akiva (wafat, 135 Ms) memimpin doa dan mengatakan yang
berikut: “Bapa kami, Raja kami, kami
tidak memiliki raja selain Engkau. Bapa kami, Raja kami, demi nama-Mu, kasihanilah
kami” Maka hujanpun segera turun dengan deras. Doa ini kemudian diperluas
menjadi Avinu Malkeinu, yang telah
menjadi landasan berharga dan terpuji dalam liturgi umat Yahudi.
Dalam kompilasi yang lebih lama
dari catatan Talmud, yang diterbitkan sekitar tahun 1515, ini diperluas menjadi
lima ayat. Sangat mungkin bahwa, pada awalnya, tidak ada jumlah ayat, tidak ada
urutan, atau mungkin teks tetap. Nampaknya versi awal memiliki ayat-ayat dalam
urutan alfabet sebanyak 22 ayat.
Siddur
atau
Buku Doa Amram Gaon (nama lainnya, Amram ben Sheshna/Amram ben Sheshna yang
wafat 875 Ms adalah seorang Gaon yang
terkenal atau kepala Akademi Talmud Yahudi di Sura selama abad ke-9 Ms.)
memiliki susunan sebanyak 25 ayat. Istilah Gaon
adalah kepala dari dua Akademi Talmud besar Babilonia di Sura dan Pumbedita
(Abad 6-11 Ms) semasa kekhalifahan Abbasiyah dan merupakan pemimpin spiritual
yang diterima secara umum dari komunitas Yahudi di seluruh dunia pada awal Abad
Pertengahan, berbeda dengan Resh Galuta
(Exilarch) yang memegang otoritas sekuler atas orang-orang Yahudi di
tanah-tanah Islam pada Abad 13 Ms.
Sementara itu Mahzor Vitry
(awal abad ke-12) memiliki lebih dari 40 ayat dan menambahkan penjelasan bahwa
doa tersebut mengumpulkan ayat-ayat tambahan yang ditambahkan pada berbagai
kesempatan dan setelah itu dipertahankan.
Setiap baris doa diawali dengan
kata-kata Avinu Malkeinu (Bapa Kami, Raja Kami) dan kemudian diikuti oleh
berbagai frasa, sebagian besar bersifat memohon. Seringkali ada aspek melodi
yang lambat, nyanyian, dan berulang-ulang untuk mewakili permohonan yang saleh
dalam doa. Ada 54 ayat semacam itu. Ayat 15-23 dibacakan dengan responsif,
pertama oleh pemimpin dan kemudian diulangi oleh jemaat. Pembaca juga
membacakan ayat terakhir dengan lantang (dan kadang-kadang dinyanyikan oleh
seluruh jemaat) namun secara tradisional diucapkan secara berbisik karena
merupakan permohonan.
Doa Avinu Malkeinu dibacakan diucapkan pada sebagian besar hari termasuk
selama Shacharit (ibadah harian pagi)
dan Mincha (ibadah harian siang)
kecuali pada hari Shabbat (Di saat
jatuh Hari Raya Yom Kippur tetap diucapkan).
Saat jatuh Perayaan Yom Kippur (Hari Raya Pendamaian), doa Avinu Malkeinu dibacakan selama Maariv dan Ne'ila (penutupan Yom Kipur). Selama pembacaan Avinu Malkenu, Tabut yang berisikan
gulungan Torah di sinagoga dibuka dan pada akhir doa Tabut ditutup kembali.
Itulah sekedar pemahaman latar
belakang penggunaan doa Avinu Malkeinu
oleh penganut Yudaisme samai hari ini. Apakah kita orang Kristen yang juga
turut mengambil bagian dari Sheva Moedim
(Tujuh Hari Raya: Pesakh, ha Matsah,
Bikurim, Shavuot, Rosh ha Shananh, Yom Kippur, Sukot) boleh dan bisa
melestarikan doa ini dalam liturgi ibadah kita?
Tentu saja bisa. Selama Rosh ha Shanah hingga Yom Kippur, kita dapat melantunkan doa-doa
ini dalam ibadah harian ataupun saat jatuh hari raya tersebut. Apa landasan
teologisnya? Istilah Avinu (Bapa Kami,
Yes 63:16; 64:8) justru mempertegas ajaran Yesus bahwa YHWH (Yahweh) bukan
hanya sebagai Elohim (Tuhan) melainkan disapa dengan sebutan Av (Bapa) sebagaimana Yesus mengajarkan
dalam Doa Bapa Kami (Mat 6:9, Yoh 15:16). Demikian pula istilah Malkeinu (Raja Kami, Yes 33:22) bukan
hanya merujuk pada kekuasaan Tuhan YHWH melainkan Mesias yang akan memerintah
di Kerajaan Seribu Tahun (Zakh 14:8-9, Why 20:2-7).
Dalam rangkaian Doa Avinu Malkeinu ada ungkapan, “Avinu Malkeinu mekhoq berakhameka harabim
kol shimrey khovoteinu” (Bapa kami, Raja kami, hapuskanlah semua catatan hutang
dosa kami dengan belas kasihan-Mu yang berlimpah). Bukankah Yesus Sang
Mesias, Anak Tuhan pun berkuasa menghapuskan dosa dan menjadi korban pendamaian
bagi kita? (1 Yoh 2;1-2).
Oleh karena itu, adalah baik
saat Tefilah Sakharit, Minkhah, Maariv
(Setelah Doa Bapa Kami) dan jatuh
Hari Raya Rosh ha Shanah sampai Yom Kippur termasuk pada petang saat
mengakhir puasa Yom Kipur, kita
naikkan Doa Avinu Malkeinu.
Kegiatan apa lagi yang dapat
kita kerjakan selama Rosh ha Shanah
hingga Yom Kippur? Penganut Yudaisme
memiliki ritual Taslikh (membuang)
yaitu melemparkan batu ke sungai sebagai simbolisasi komitmen membuang dosa dan
kesalahan menuju pengampunan saat Yom
Kippur. Tradisi Taslikh merujuk pada Mikha 7:19, “Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan
kita dan melemparkan segala dosa kita (tashlika bimetsulot) ke dalam
tubir-tubir laut”. Maka di saat Rosh ha Shanah sampai Yom Kippur kita
menjadikan momentum untuk introspeksi dan berkomitmen membuang segala
kekeliruan, kesalahan, keburukkan karakter dan perbuatan kita yang menjadi batu
sandungan.
Selain itu selama Rosh ha Shanah hingga Yom Kippur kita dapat mengunjungi sanak
famili yang sudah meninggal untuk membersihkan makamnya dan menaikkan bacaan
teks Kitab Suci (Shema dan Mazmur 116 atau Mazmur 119) serta ditutup Doa Bapa
Kami. Kita tidak mendoakan yang telah wafat agar mendapatkan keselamatan
melainkan menyapa yang wafat dan mengingat seluruh kenangan yang pernah
melintas dalam hidup kita serta sebuah peringatan bahwa suatu hari kelak kita
akan berjumpa dalam hari kebangkitan.
Tidak lupa kita senantiasa
menaikkan doa-doa permohonan dan harapan di hari baik (yom tov) saat jatuhnya
perayaan Rosh ha Shanah khususnya
agar berkat Tuhan yang baru diberikan dengan kelimpahan dan keajaiban.
Lampiran:
AVINU
MALKEINU
(Yes
63:16 dan Yes 33:22).
Avinu
Malkeinu, khatanu lefaneka
Bapa kami, Raja kami, kami
telah berdosa di hadapan-Mu.
Avinu
Malkeinu ein lanu Melek ella Atta
Bapa kami, Raja kami, kami
tidak memiliki Raja selain Engkau.
Avinu
Malkeinu ashah aminu lema’an shemeka
Bapa kami, Raja kami,
bertindaklah bersama kami demi Nama-Mu
Avinu
Malkeinu barek aleinu shana tova
Bapa kami, Raja kami,
berkatilah kami dengan tahun yang baik.
Avinu
Malkeinu batel me’aleinu kol gezerot qashot
Bapa kami, Raja kami,
singkirkan dari kami semua ketetapan yang keras.
Avinu
Malkeinu batel makshevot shoneinu
Bapa kami, Raja kami, batalkanlah
rencana mereka yang membenci kami
Avinu
Malkeinu haver atsat oyevenu
Bapa kami, Raja kami, gagalkanlah
rencana musuh kami
Avinu
Malkeinu kale kol tsar umastin me’aleinu
Bapa kita, Raja kita, musnahkanlah
setiap penindas dan musuh yang melawan kami.
Avinu
Malkeinu setom piyot mastinenu umatrigenu
Bapa kami, Raja kami, tutup
mulut musuh dan penuduh kami.
Avinu
Malkeinu kaleh dever wekherev wera’av
usheni umashkit mibeinu beriteka
Bapa kami, Raja kami,
singkirkan sampar, pedang, kelaparan, penawanan, dan penghancuran dari keturunan
perjanjian milik-Mu
Avinu
Malkeinu men’a magefa minakhalateka
Bapa kami, Raja kami, tawanlah
tulah dari ahli waris-Mu.
Avinu
Malkeinu selakh umekhol lekol awonotenu
Bapa kami, Raja kami, maafkan
dan hapuskanlah semua kesalahan kami.
Avinu
Malkeinu mekheh wehaaver pehaenu mineged eineka
Bapa kami, Raja kami, hapuskanlah
pelanggaran kami dari depan pandangan-Mu.
Avinu
Malkeinu mekhoq berakhameka harabim kol shimrey khovoteinu
Bapa kami, Raja kami, hapuskanlah
semua catatan hutang dosa kami dengan belas kasihan-Mu yang berlimpah
Avinu
Malkeinu hakhazirenu beteshuvah shelemah lefaneka
Bapa kami, Raja kami, bawalah
kami kembali kepada-Mu dalam pertobatan sepenuh hati.
Avinu
Malkeinu shelakh refuah shelemah lekholey ameka
Bapa kami, Raja kami,
mengirimkan kesembuhan sempurna kepada umat-Mu yang mengalami sakit.
Avinu
Malkeinu zakrenu lekhayim tovim
Bapa kami, Raja kami, ingatlah kami
dengan ingatan yang baik di hadapan-Mu
No comments:
Post a Comment