Darimanakah
asal muasal kematian? Dalam perspektif Kristiani, kematian (lebih tepatnya asal usul kematian yang melekati
kehidupan manusia) bukan sekedar takdir namun akibat dari sebuah
sebab. Ketika manusia pertama (Adam dan Hawa) diciptakan, Tuhan tidak menjadikan
kematian sebagai bagian dari takdirnya.
Ketika manusia pertama telah menerima mandat untuk mengelola bumi, Tuhan memberikan satu larangan yang apabila dilanggar akan menimbulkan kematian (Kej 3:16-17). Berdasarkan pemahaman di atas, kita mendapatkan pengetahuan bahwa kematian adalah akibat dosa dan pelanggaran manusia. Benih maut itu diturunkan dari Adam dan Hawa sampai kepada kita (Rm 6:23).
Ketika manusia pertama telah menerima mandat untuk mengelola bumi, Tuhan memberikan satu larangan yang apabila dilanggar akan menimbulkan kematian (Kej 3:16-17). Berdasarkan pemahaman di atas, kita mendapatkan pengetahuan bahwa kematian adalah akibat dosa dan pelanggaran manusia. Benih maut itu diturunkan dari Adam dan Hawa sampai kepada kita (Rm 6:23).
Berbicara mengenai kematian, Kitab Suci memberikan keterangan
bahwa ada dua fase kematian. Kematian pertama adalah terpisahnya roh/nyawa dari
tubuh dan kematian kedua adalah penghukuman di neraka sebagaimana dikatakan
dalam Wahyu 21:8 sbb, “Tetapi orang-orang
penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang
pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala
dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang
menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Jika
ada kematian pertama dan kematian kedua, lalu apa yang dimaksudkan dengan “mati sebelum mengalami kematian?” Wahyu
3:1 mengatakan sbb, "..Aku tahu
segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!” Wahyu 3:1
menggambarkan jemaat di Sardis yang dikategorikan “mati sebelum mati”. Mereka
adalah orang-orang yang mati imannya, mati perbuatan baiknya, mati
pengharapannya, mati hasrat dan kerinduannya pada Tuhan, mati persekutuannya,
mati ibadahnya. Banyak orang yang mengaku Kristen secara formal namun
dikategorikan “mati sebelum mengalami kematian”.
Sebelum kematian fisik mendatangi dan kematian kedua menghabisi masa depan
seseorang, bertobat adalah jalan kembali menuju kehidupan sejati (Why 3:2-3). Bertobat dalam bahasa Ibrani adalah shuv yang artinya “berbalik arah”. Berbalik arah dari jalan yang
salah menuju jalan yang benar.
Berbalik arah dari pemikiran yang jahat menjadi
pemikiran yang baik (metanoia, Yun). Berbalik arah dari perilaku yang jahat
menjadi perilaku yang baik (epistrophe, Yun). Di mana kehidupan yang Anda jalani saat ini?
Hidup dalam kehidupan atau mati sebelum kematian?
No comments:
Post a Comment