Tahun
1990-an, seorang saintis Jepang bernama Masaru Emoto mengajukan pertanyaan
sederhana begini, "Apakah kata-kata yang diucapkan atau pikiran serta
emosi kita berdampak pada air?" Mungkin kita akan tersenyum dengan
pertanyaan ini. Namun bagi seorang peneliti yang selalu berpikir melampaui
perbatasan selalu terbuka dengan berbagai kemungkinan.
Dunia
akan terkejut dengan hasil penemuannya. Jadi begini. DR.Masaru Emoto meletakkan
air dalam botol-botol bersusun dan bertingkat. Masing-masing botol diucapkan
beragam ekspresi emosi, pikiran melalui perkataan entahkah dalam bentuk pujian
(saya berterimakasih padamu) atau makian (ah, kamu ini bodoh dan jelek).
Menariknya,
setiap air dalam botol yang diberi jenis perkataan yang berbeda, setelah
diteliti menggunakan mikroskop akan menghasilkan aneka bentuk kristal yang
berbeda. Air yang setiap hari diberi kata-kata positif dan penuh energi
kebaikan nampak indah dan simetris susunan kristalnya sementara yang diberikan
kata-kata negatif dan jahat bentuk kristal esnya rusak tidak beraturan.
Wow!
Terbukti sebuah kata hati dan ungkapan pikiran yang baik, membangun, berenergi
positif berdampak pada struktur kristal air.
Percobaan
yang sama dilakukan dengan menggunakan instrumen musik pada media air. Musik
klasik dan berirama tenang membawa dampak struktur kristal es yang indah
dilihat sementara musik cadas merusak susunan kristal es pada air.
Tubuh
manusia – menurut para ahli – tersusun dari berbagai elemen dan senyawa kimia dengn
komposisi yang berbeda-beda. Komposisi utama yang menyusun manusia adalah air (H2O).
Inilah komponen yang paling mendominasi yang membentuk sekitar 60-70% dari berat
tubuh. Itulah sebabnya kekurangan air atau cairan dalam tubuh dapat menimbulkna
dehidrasi. Itulah sebabnya saat seseorang tersesat di hutan namun masih bisa
mengonsumsi air maka dia masih dapat bertahan sekitar satu minggu.
Bayangkan,
jika perkataan positif dan negatif berdampak pada air dalam botol, bagaimanakah
air dalam tubuh kita bereaksi terhadap berbagai suara dan ucapan yang didengar
setiap hari?
Hasil
penelitian Masaru membawa kita pada sebuah permenungan mendalam. Pertama,
hendaknya kita mengeluarkan kata-kata atau ucapan yang membangun semangat dan
harapan serta memberikan dukungan moral. Kedua, hendaknya kita menyaring
perkataan yang kita dengar karena perkataan yang kita terima akan berpengaruh
bukan hanya pada metabolisme tubuh melainkan pikiran dan perasaan kita.
Kita
akan membahas yang pertama. Ada banyak orang yang kita jumpai dalam kehidupan
ini mengalami situasi yang tidak menyenangkan, dibully, didiskriminasi, dirugikan, ditipu, disakiti, mengalami
sakit penyakit tidak kunjung sembuh, mengalami pemutusan hubungan kerja,
mengalami kebangkrutan. Tentu saja suasana kesedihan dan kekecewaan bahkan
kemurungan akan menguasai pikiran dan perasaan serta ucapan seseorang bukan? Perkataan
yang memberikan harapan dan motivasi akan memberikan kekuatan baru kepada
orang-orang tersebut.
Kolose
3:16-17 menuliskan, “Hendaklah perkataan Mesias (Kristus) diam dengan segala
kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan
menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian
dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Tuhan di dalam hatimu. Dan
segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya
itu dalam nama Junjungan Agung Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Tuhan,
Bapa kita”. Teks ini mengatakan bahwa agar kita dapat “dengan segala hikmat
mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan
puji-pujian dan nyanyian rohani”, tentu saja harus terlebih dahulu, ho logos tou Christou enoikeito en humin
plousios (perkataan Mesias/Kristus berdiam dengan limpah).
Dengan
perkataan Sang Juruslamat kita yang berlimpah di dalam pikiran dan hati kita
maka kita bisa mengucapkan bukan hanya nyanyian pujian, mazmur, menegur,
mengajar melainkan memberikan perkataan-perkataan yang positif, membangun dan
memotifasi hingga seseorang menemukan orientasi hidupnya kembali dan
mendapatkan kekuatannya kembali.Ibrani 12:12 berkata, “Sebab itu kuatkanlah
tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu,
sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh”. Jika “tangan
yang lemah dan lutut yang goyah” dimaknai sebagai orang-orang yang mengalami
kelelahan secara moral dan spiritual, dengan apakah kita bisa “menguatkan
tangan yang lemah dan lutut yang goyah?” Tentu saja dengan perkataan yang
positif dan membangun harapan bukan?
Ayat
yang senada mengatakan dalam Efesus 4: 29, “Janganlah ada perkataan kotor
keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di
mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia”. Sebagai
orang-orang yang telah lahir baru dan hidup dalam hukum Mesias/Kristus,
perkataan yang kita ucapkan bukanlah kata-kata kotor (logos sapros) melainkan perkataan yang baik (logos agathos).
Kita
akan membahas hal kedua. Kita adalah produk dari apapun yang masuk dalam hidup
kita baik melalui apa yang kita lihat dan dengar. Sebanyak hal-hal positip yang
masuk ke dalam diri kita demikianlah sebanyak hal-hal positip akan kita
keluarkan demikian sebaliknya. Itulah sebabnya kita diingatkan dalam Filipi 4:18,
“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang
adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang
disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu”.
Hendaklah
kita menginput hal-hal yang positip dan membangun agar pikiran dan perasaan
kita menjadi sehat dan wajar dan kristal-kristal metabolisme dalam tubuh kita
menjadi sehat.Kita tentu pernah mendengar sebuah laporan berita beberapa tahun
silam, perihal seorang anak yang diculik dan dipaksa untuk meminta-minta di
perempatan jalan. Ketika anak itu berhasil ditemukan dan dibebaskan dari orang
yang menculik dan mengeksploitasi dirinya, orang tuanya kaget bukan main karena
perkataan anaknya sudah mulai mengucapkan kata-kata kotor dan kasar, padahal
baru beberapa minggu saja sejak diculik. Karena anak tersebut mendengar setiap
hari perkataan-perkataan yang kotor dan kasar bukan?
Akhir
dari semua ini, marilah kita sebagai anak-anak Tuhan mengucapkan
perkataan-perkataan positif dan membangun sesamanya sebagaimana ayat penutup
berikut ini, “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan
hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari
perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari
hatinya.” (Luk 6:45)
No comments:
Post a Comment