Thursday, March 20, 2025

KUASA KATA

Foto: Aprilammente.info

Tahun 1990-an, seorang saintis Jepang bernama Masaru Emoto mengajukan pertanyaan sederhana begini, "Apakah kata-kata yang diucapkan atau pikiran serta emosi kita berdampak pada air?" Mungkin kita akan tersenyum dengan pertanyaan ini. Namun bagi seorang peneliti yang selalu berpikir melampaui perbatasan selalu terbuka dengan berbagai kemungkinan.

Dunia akan terkejut dengan hasil penemuannya. Jadi begini. DR.Masaru Emoto meletakkan air dalam botol-botol bersusun dan bertingkat. Masing-masing botol diucapkan beragam ekspresi emosi, pikiran melalui perkataan entahkah dalam bentuk pujian (saya berterimakasih padamu) atau makian (ah, kamu ini bodoh dan jelek).

Menariknya, setiap air dalam botol yang diberi jenis perkataan yang berbeda, setelah diteliti menggunakan mikroskop akan menghasilkan aneka bentuk kristal yang berbeda. Air yang setiap hari diberi kata-kata positif dan penuh energi kebaikan nampak indah dan simetris susunan kristalnya sementara yang diberikan kata-kata negatif dan jahat bentuk kristal esnya rusak tidak beraturan.

Wow! Terbukti sebuah kata hati dan ungkapan pikiran yang baik, membangun, berenergi positif berdampak pada struktur kristal air.

Percobaan yang sama dilakukan dengan menggunakan instrumen musik pada media air. Musik klasik dan berirama tenang membawa dampak struktur kristal es yang indah dilihat sementara musik cadas merusak susunan kristal es pada air.

Tubuh manusia – menurut para ahli – tersusun dari berbagai elemen dan senyawa kimia dengn komposisi yang berbeda-beda. Komposisi utama yang menyusun manusia adalah air (H2O). Inilah komponen yang paling mendominasi yang membentuk sekitar 60-70% dari berat tubuh. Itulah sebabnya kekurangan air atau cairan dalam tubuh dapat menimbulkna dehidrasi. Itulah sebabnya saat seseorang tersesat di hutan namun masih bisa mengonsumsi air maka dia masih dapat bertahan sekitar satu minggu.

Bayangkan, jika perkataan positif dan negatif berdampak pada air dalam botol, bagaimanakah air dalam tubuh kita bereaksi terhadap berbagai suara dan ucapan yang didengar setiap hari?

Hasil penelitian Masaru membawa kita pada sebuah permenungan mendalam. Pertama, hendaknya kita mengeluarkan kata-kata atau ucapan yang membangun semangat dan harapan serta memberikan dukungan moral. Kedua, hendaknya kita menyaring perkataan yang kita dengar karena perkataan yang kita terima akan berpengaruh bukan hanya pada metabolisme tubuh melainkan pikiran dan perasaan kita.

Kita akan membahas yang pertama. Ada banyak orang yang kita jumpai dalam kehidupan ini mengalami situasi yang tidak menyenangkan, dibully, didiskriminasi, dirugikan, ditipu, disakiti, mengalami sakit penyakit tidak kunjung sembuh, mengalami pemutusan hubungan kerja, mengalami kebangkrutan. Tentu saja suasana kesedihan dan kekecewaan bahkan kemurungan akan menguasai pikiran dan perasaan serta ucapan seseorang bukan? Perkataan yang memberikan harapan dan motivasi akan memberikan kekuatan baru kepada orang-orang tersebut.

Kolose 3:16-17 menuliskan, “Hendaklah perkataan Mesias (Kristus) diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Tuhan di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Junjungan Agung Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Tuhan, Bapa kita”. Teks ini mengatakan bahwa agar kita dapat “dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani”, tentu saja harus terlebih dahulu, ho logos tou Christou enoikeito en humin plousios (perkataan Mesias/Kristus berdiam dengan limpah).

Dengan perkataan Sang Juruslamat kita yang berlimpah di dalam pikiran dan hati kita maka kita bisa mengucapkan bukan hanya nyanyian pujian, mazmur, menegur, mengajar melainkan memberikan perkataan-perkataan yang positif, membangun dan memotifasi hingga seseorang menemukan orientasi hidupnya kembali dan mendapatkan kekuatannya kembali.Ibrani 12:12 berkata, “Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh”. Jika “tangan yang lemah dan lutut yang goyah” dimaknai sebagai orang-orang yang mengalami kelelahan secara moral dan spiritual, dengan apakah kita bisa “menguatkan tangan yang lemah dan lutut yang goyah?” Tentu saja dengan perkataan yang positif dan membangun harapan bukan?

Ayat yang senada mengatakan dalam Efesus 4: 29, “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia”. Sebagai orang-orang yang telah lahir baru dan hidup dalam hukum Mesias/Kristus, perkataan yang kita ucapkan bukanlah kata-kata kotor (logos sapros) melainkan perkataan yang baik (logos agathos).

Kita akan membahas hal kedua. Kita adalah produk dari apapun yang masuk dalam hidup kita baik melalui apa yang kita lihat dan dengar. Sebanyak hal-hal positip yang masuk ke dalam diri kita demikianlah sebanyak hal-hal positip akan kita keluarkan demikian sebaliknya. Itulah sebabnya kita diingatkan dalam Filipi 4:18, “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu”.

Hendaklah kita menginput hal-hal yang positip dan membangun agar pikiran dan perasaan kita menjadi sehat dan wajar dan kristal-kristal metabolisme dalam tubuh kita menjadi sehat.Kita tentu pernah mendengar sebuah laporan berita beberapa tahun silam, perihal seorang anak yang diculik dan dipaksa untuk meminta-minta di perempatan jalan. Ketika anak itu berhasil ditemukan dan dibebaskan dari orang yang menculik dan mengeksploitasi dirinya, orang tuanya kaget bukan main karena perkataan anaknya sudah mulai mengucapkan kata-kata kotor dan kasar, padahal baru beberapa minggu saja sejak diculik. Karena anak tersebut mendengar setiap hari perkataan-perkataan yang kotor dan kasar bukan?

Akhir dari semua ini, marilah kita sebagai anak-anak Tuhan mengucapkan perkataan-perkataan positif dan membangun sesamanya sebagaimana ayat penutup berikut ini, “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.” (Luk 6:45)

No comments:

Post a Comment