Hiduplah
seseorang dengan empat istrinya. Istri yang pertama tua dan biasa saja serta
tidak diperhatikan. Istri kedua lebih sedikit cantik dan diperhatikan. Istri
ketiga lebih cantik dari istri pertama dan kedua dan cukup mendapat perhatian.
Istri keempat lebih cantik, lebih muda dan disanjung serta diutamakan.
Berlalulah waktu dan tibalah saat sang suami dengan empat istri ini mengakhiri
tugas kehidupannya di dunia. Sebelum dia meninggalkan dunia dia bertanya pada
keempat istrinya. Kepada istrinya yang keempat dan paling cantik serta
diutamakan dia bertanya, "Maukah
engkau menemaniku di dalam kubur?" Sang istri menggelengkan kepala dan
berkata, "Maaf, cukup sampai di sini
saja saya mengikut denganmu!".
Saat dipanggil istrinya yang ketiga dan
ditanya hal yang sama, dia pun menjawab, “Maaf,
saya hanya akan mengantarmu sampai di kamar mayat dan paling jauh sampai di
rumah duka”. Kemudian dipanggil istri yang kedua dan ditanya hal yang sama,
maka dia pun menjawab, “Baik, saya akan
menemanimu tapi hanya sampai ke liang kubur, setelah itu selamat tinggal”.
Sang Suami sungguh kecewa mendengar semua itu. Tetapi inilah kehidupan dan
menjelang kematiannya. Akhirnya dipanggillah istri yang pertama dan ditanya hal
yang sama, sang suami tak menyangka akan jawaban yang diberikannya, “Saya akan menemani ke manapun kamu pergi
dan akan selalu mendampingimu…”.
Siapakah keempat istri dari suami yang
hendak mendekati ajal dan maut tersebut? Istri keempat adalah harta dan
kekayaan yang telah dikumpulkan selama nafas tinggal dalam tubuh. Istri ketiga
adalah teman-teman dalam hubungan sosial yang dibangun selama hidup. Sedangkan
istri kedua adalah keluarga baik anak istri, suami atau saudara-saudara
terdekat.
Ketiganya hanya mengantar kita sampai di liang lahat dimana terbaring
sebuah jasad. Lalu siapakah istri pertama itu? Dialah segala perbuatan yang
selama ini kita kerjakan di dunia. Sekalipun dalam iman Kristiani, seseorang
diselamatkan dan dianugrahi kehidupan kekal bukan oleh karena banyaknya
perbuatan baik yang dia kerjakan, namun perbuatan yang kita kerjakan di dunia
entahkah baik dan entahkan buruk akan dipertanggungjawabkan (Why 20:12).
Dan
jika seseorang yang telah ditebus dan diselamatkan gagal mempertahankan
kehidupan sebagai umat tebusan dan menumpukkan perbuatan yang buruk, maka
sia-sialah keselamatan yang telah dianugrahkan Tuhan (Why 3:5).
No comments:
Post a Comment