Kisah Rasul 2:1
mencatat, "Ketika tiba hari raya
Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di Yerusalem". Ayat di atas
begitu familiar di telinga semua orang Kristen ketika tiba perayaan Pentakosta
di mulai. Dan hampir semua orang Kristen akan mendefinisikan Hari Raya Pentakosta sebagai Turunnya Roh Kudus.
Namun jika kita
membaca dari bingkai dan konteks Yahudi dan Yudaisme Abad 1 Ms maka Pentakosta
bukan perayaan yang baru ada di zaman Yesus. Pentakosta bukan hari raya yang berdiri sendiri. Pentakosta adalah penamaan terhadap
salah satu dari 7 hari raya yang ditetapkan YHWH di Sinai dengan nama Yom Shavuot (Hari Raya Tujuh Minggu)
beriringan dengan Pesakh, ha Matsah
(roti tidak beragi), Sfirat ha Omer
(penghitungan omer)/Bikurim (buah
sulung) - Imamat 23:1-44.
Ketika TaNakh
(Torah, Neviim, Ketuvim) diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani di Alexandria
dengan nama Septuaginta, maka istilah
Yom Shavuot diterjemahkan dengan Pentekostes (Im 23:16). Ketika Kitab
Perjanjian Baru berbahasa Yunani melaporkan perayaan yang dirayakan oleh orang2
Yahudi (Ioudaismos) dan penganut
agama Yahudi (Proselutos) serta
dirayakan pula oleh para rasul Yesus, maka dituliskan Pentekostes yang dalam bahasa Ibrani dituliskan Yom Shavuot. Oleh karena itu DR David
Stern dalam Jewish New Testament menerjemahkan Kisah Rasul 2:1 dalam bahasa
Inggris dengan menampilkan latar belakang dunia Yahudi dan Yudaisme sbb: "The festival of Shavu'ot arrived and
the believer all together in one place"(1989:154)
Dalam tradisi
Yahudi dan Yudaisme, Yom Shavuot atau
Pentakosta dipahami sebagai perayaan: Pertama,
perayaan panen dan mempersembahkan dua buah roti sebagai buah sulung (Bikurim) bagi YHWH dimulai dengan
menghitung omer (berkas gandum) pada
hari sesudah Sabat dan sesudah perayaan Pesakh (Im 23:11,15). Sebagaimana kita
ketahui setelah bangsa Israel keluar dari tanah Mesir melalui Laut Teberau (Kel
14:1-31; 15:1-21), mereka harus memasuki padang gurun dan mengalami beberapa
peristiwa penting al., Tuhan YHWH mengubah air yang pahit menjadi manis (Kel
15:22-27), pemberian Manna dari langit (Kel 16:1-36), keluarnya air dari batu
karang saat bangsa Israel kehausan di Masa dan Meriba (Kel 17:1-7) serta
peperangan dan penaklukan terhadap Amalek (Kel 17:8-16).
Setelah tiba di
Tanah Perjanjian, bangsa Israel diminta memperingati Perayaan Shavuot dengan
cara menghitung berkas gandum (Omer)
dari hari pertama sampai hari ke lima puluh sebelum nantinya diolah menjadi dua
buah roti untuk diberkati oleh imam di Bait Suci. Dalam tradisi Yahudi biasanya
selama 49 hari menjelang Shavuot setiap harinya akan mengucapkan birkat sbb, Baruk Atta YHWH Eloheinu Hu Melek ha Olam
asyer kidshanu bemitsotaiw wetsiwanu al sfirat ha omer (Diberkatilah Engkau
YHWH Tuhan kami Raja Alam Semesta yang telah menyucikan dan memerintahkan kami
untuk menghitung berkas gandum) sembari diiringi membaca kalimat, ha yom yom ekhad ba omer (inilah hari pertama
penghitungan omer) terus demikian sampai hari ke lima puluh. Selain membaca
birkat juga membaca Mazmur 67 dikarenakan terdapat 49 ayat di dalamnya.
Para penganut
Kabalah menambahkan perayaan pada hari ke-33 dari 49 hari tersebut dengan nama Lag ba Omer dari dua huruf Lamed dan Gimel sehingga membentuk formasi angka 33 dalam numerisasi Yahudi.
Lag Ba Omer dilaksanakan sebagai perayaan kewafatan Rabi Simon bar Yokhai guru
dari Rabi Akiva dan perayaan gugurnya 24.000 murid Rabi Akiva dalam
pemberontakkan Simon ba Khokba (130 Ms).
Pada hari
kelimapuluh berkas gandum akan diolah menjadi dua buah roti dan buah-buahan
yang sudah terlihat tumbuh sebagai permulaan (buah sulung) akan ditandai dengan
benang atau pita untuk kemudian pada hari kelimapuluh dipetik dan ditaruh pada
bakul khusus serta dipersembahkan pada imam untuk diberkati (Ul 26:1-3) untuk
kemudian umat Israel menjawab berkat tersebut (Ul 26:5-11). Adapun buah-buahan
yang dipersembahkan termasuk dalam kategori shivat
ha minim yaitu gandum, jelai, buah anggur, buah ara, buah delima, buah
zaitun dan madu (Ul 8:8). Perayaan Shavuot dilaksanakan dengan sukacita dan
semua orang baik janda dan yatim diundang dalam sukacita tersebut (Ul 16:9-11).
Kedua,
perayaan pemberian dan turunnya Torah di Sinai (Talmud:Shabat 86b, Pesachim
68b). Bermula dari penafsiran Keluaran 19:1 dimana leluhur Israel tiba di
padang gurun Sinai pada bulan ketiga (siwan). Sekalipun ada perbedaan
penafsiran apakah Yom Shavuot sebagai perayaan panen yang kemudian bergeser
menjadi perayaan pemberian Torah di Sinai atau sebaliknya yaitu perayaan
pemberian Torah di Sinai yang kemudian bergeser menjadi perayaan panen lantas
kembali bergeser kembali ke perayaan pemberian Torah setelah Bait Suci roboh
tahun 70 Ms sehingga perayaan panen tidak dapat dilaksanakan di Bait Suci.
Perayaan Yom Shavuot kemudian dinamai Zemaan matan Torateinu alias “waktu
pemberian Torah bagi kita”. Dalam tradisi Yahudi malam sebelum dilaksanakannya
perayaan Shavuot dilakukan kegiatan semalam suntuk membaca Kitab Torah yang
disebut dengan Tikun leil Shavuot
yang artinya perbaikan/pemulihan bagi malam Shavuot”. Di sinagoga biasanya
dibacakan Sepuluh Perintah (Aseret ha Dibrot) dan umat menjawab, Kol asyer dibber YHWH naaseh wenishma (Semua
yang YHWH katakan akan kami perbuat dan lakukan – Keluaran 19:8; 24:3,7). Kitab
Rut dibacakan karena Rut melambangkan orang non Yahudi (Moab) yang telah
mengikut Tuhannya orang Yahudi (Rut 1:16) dan setting narasi Kitab Rut adalah
panen bangsa Israel.
Perayaan Shavuot
juga dihayati secara tradisional oleh orang Yahudi sebagai lahirnya bangsa
Israel dan pernikahan antara Tuhan dengan umat-Nya. Torah disimbolisasikan
sebagai surat nikah (Ketubah).
Demikianlah kita
telah memahami aspek historis dan teologis Perayaan Shavuot dalam konteks sosio
religius Yahudi dan Yudaisme. Dalam bingkai sosio historis tersebut kita dapat
memahami konteks Kisah Rasul 2:1 sebagai perayaan Shavuot dimana semua orang
Yahudi berkumpul di Yerusalem karena perayaan ini bagian dari Shalosh Regalim yaitu Pesakh – Shavuot –
Sukot (Ul 16:16).
Bertepatan dengan
hari raya Shavuot maka YHWH
menggenapkan rencana untuk memperbarui perjanjian-Nya dan mencurahkan Roh
Kudus-Nya untuk tinggal dalam diri para murid Yesus yang memampukan mereka
menjadi saksi dan memberitakan Kabar Baik. Perayaan pemberian dan turunnya
Torah di Sinai menjadi momentum baru pada hari itu menjadi peristiwa pemberian
dan turunnya Roh Kudus yang memenuhi para murid Yesus sebagaimana pernah
dijanjikan sebelumnya oleh Yesus (Yoh 7:38-39).
Dengan memahami
latar belakang Yahudi dan Yudaisme inilah kita bisa melihat secara proporsional
makna Yom Shavuot/Pentakosta yang
bukan berdiri sendiri karena dihubungkan dengan satu2nya peristiwa historis
yaitu turunnya Roh Kudus melainkan peristiwa peringatan turunnya Torah
sebagaimana dikatakan DR David Stern
dalam Jewish New Testament Commentary sbb: "It is in this framework of Jewish thought and custom, in which
Shavu'ot is celebrated as festival of harvest and Torah, that the event of Acts
2 must be understood. Because it was God's intention to bring the Jewish New
Covenant (Jeremiah 31:30-33) to the Jewish people in a Jewish way, he made
maximal use of the Jewish festivals to convey new truths in ways that
emphasized their connection with old truths - Dalam kerangka pemikiran dan
kebiasaan Yahudi inilah - dimana Shavu'ot dirayakan sebagai festival panen dan
Torah - bahwa peristiwa dalam Kisah Para Rasul 2 harus dipahami. Karena itu
adalah kehendak Tuhan untuk membawa Perjanjian Baru Yahudi (Yeremia 31 : 30-33)
kepada orang Yahudi dengan cara Yahudi. Dia memanfaatkan secara maksimal
perayaan Yahudi untuk menyampaikan kebenaran baru dengan cara yang menekankan
hubungan mereka dengan kebenaran lama” (1998:219).
Dalam bingkai
pemahaman latar belakang Yahudi dan Yudaisme inilah, ketika kita merayakan
Pesakh, kita bukan hanya merayakan kewafatan Yesus yang ditandai dengan jamuan
Seder Pesakh namun serentak merayakan leluhur Israel terbebas dari tulah maut
ke luar dari tanah Mesir. Ketika kita merayakan Buah Sulung, kita bukan hanya
merayakan kebangkitan Yesus dari kematian melainkan serentak merayakan pesta
panen yang terjadi dalam siklus pertanian Israel. Demikiam pula saat kita
merayakan Pentakosta bukan hanya merayakan peristiwa historis turunnya Roh
Kudus melainkan merayakan Turunnya Torah di Sinai.
Dengan demikian, Sheva Moedim (7 Hari Raya) dimana salah
satunya Yom Shavu'ot (Pentakosta)
bukan hanya sebuah perayaan historis dimana YHWH bertindak untuk Israel yang tergambar
dalam perayaan2 tersebut namun perayaan Mesianis dan Eskatologis alias perayaan
yang menunjuk pada karya Yesus pada kedatangannya yang pertama dan
kedatangannya yang kedua kali.
No comments:
Post a Comment