Kemana Roh Orang Yang Meninggal?
Orang Kristen pada umumnya begitu
yakin bahwa setiap orang yang percaya Yesus saat meninggal langsung masuk Surga
sementara yang tidak percaya Yesus akan langsung masuk Neraka.
Pemahaman
keagamaan yang demikian terlalu
sederhana dan tidak mendapatkan rujukan dalam Kitab Suci. Sebelum setiap orang yang berkenan di hadapan Tuhan
menerima kemuliaan berupa kehidupan sorgawi dan sebelum orang yang tidak
berkenan di hadapan Tuhan menerima hukuman kekal di neraka ada sebuah tahapan
transisi dimana semua orang yang telah meninggal berada dalam suatu dunia roh
yang berbeda.
Ketika orang meninggal ada dua kondisi yang membedakan
dimana mereka akan tinggal yaitu sebagai orang yang beriman pada Tuhan dan yang
tidak beriman pada Tuhan. Saat orang beriman meninggal, mereka
akan dibawa oleh malaikat ke suatu tempat yang disebut dengan Paradeisos atau Firdaus sebagaimana dikatakan,“Kata Yesus
kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan
ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”
(Luk
23:43).
Rasul Paul menyebutnya suatu tempat
pengumpulan orang beriman sebagaimana dikatakan, “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit,
maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Tuhan bersama-sama dengan
Dia” (1 Tes 4:14).
Sementara itu saat orang tidak
beriman meninggal, mereka akan berada di Hades atau dunia
orang mati
sebagaimana dilaporkan dalam Lukas
16:23, “Orang kaya itu juga mati, lalu
dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham,
dan Lazarus duduk di pangkuannya”. Istilah
“Alam Maut” dalam bahasa Yunani ditulis Hades dari dalam bahasa Ibraninya Sheol.
Sayangnya dalam terjemahan Kitab Suci berbahasa Inggris diterjemahkan dengan Hell
yang artinya Neraka, padahal Neraka dalam bahasa Yunaninya adalah Gehenna
(Mat 5:22, Mrk 9:3, 2 Ptr 2:4).
Kitab Perjanjian Baru membedakan antara Hades
(alam maut) dan Paradeisos (firdaus) serta Gehenna (neraka). Jika Hades adalah tempat bagi orang mati yang
tidak beriman sementara Paradeisos
adalah tempat bagi orang mati yang beriman. Namun kedua tempat itu bersifat
sementara saja. Adapun Gehenna atau
Neraka adalah tempat penghukuman kekal selamanya dimana hanya ada api dan
belerang menyala selamanya sebagaimana dikatakan, “Itulah
kematian yang kedua: lautan api. Dan
setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan
itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu” (Why 20:15).
Setelah langit dan bumi hancur dan zaman berakhir (Mat
24:29) tibalah Hari Pengadilan dimana orang benar dan orang fasik diadili dan
menerima upah sebagaimana dikatakan:
“Sebab
kita semua harus menghadap takhta
pengadilan Mesias, supaya setiap orang
memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam
hidupnya ini, baik ataupun jahat” (2 Kor 5:10)
“Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang
duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak
ditemukan lagi tempatnya. Dan
aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu.
Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab
kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan
apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan
orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan
orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing
menurut perbuatannya. Lalu
maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian
yang kedua: lautan api. Dan
setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan
itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu” (Why 20:11-15)
Saat hari penghakiman maka orang
beriman yang berada di Firdaus akan masuk dalam Kerajaan Sorga sebagaimana
dikatakan Wahyu 22:14, “Berbahagialah mereka yang membasuh
jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk
melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu”.
Sementara
mereka yang tidak beriman akan berada dalam Neraka sebagaimana dikatakan dalam
Wahyu 21:8, “Tetapi orang-orang penakut,
orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh,
orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua
pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala
oleh api dan belerang”.
Batas Dunia Orang Yang Hidup dan Yang Mati
Apakah orang yang sudah mati
dapat berkomunikasi dengan orang yang hidup atau mengganggu orang yang hidup?
Pembacaan Mazmur 88:11, menyatakan, “im
refaim yaqumu yoduka?” (apakah roh orang mati dapat bangkit bersyukur). Ini
bermakna bahwa orang yang telah terpisah rohnya dengan tubuhnya tidak dapat
berhubungan, berkomunikasi, mengganggu dengan orang-orang yang masih hidup.
Menurut Pengkhotbah 12:7, “weyashav he’afar al haarets keshehaya,
weharuakh tashuv el ha Elohim asher netanah” (dan debu kembali menjadi
tanah seperti semula dan roh kembali kepada Tuhan yang mengaruniakannya)”.
Mereka yang telah meninggal, rohnya (arwahnya) telah kembali pada Tuhan.
Lalu bagaimana menjelaskan
berbagai fenomena tentang hantu, orang-orang mati yang berkomunikasi dan
mengganggu orang yang hidup? Ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu : Pertama,
mereka
adalah Shatan
yang menyamar. Shatan dapat menyamar menjadi malaikat terang (2 Ko
11:14).
Kitab Lukas memberikan penegasan mengenai Chasma Mega alias “jurang yang
memisahkan” antara orang mati yang berada di Hades maupun di Paradeisos sebagaimana
dikatakan, “Selain dari pada itu di
antara kami dan engkau terbentang jurang
yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu
ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang”.
Bukan hanya ada jarak yang tidak tersebrangi antara orang yang tinggal di Hades
dan di Paradeisos, demikian pula dengan orang yang masih hidup di
dunia.
Kedua, namun
kita tidak menolak pengalaman rohani tertentu dimana dari banyak kesaksian yang
kami kumpulkan dan sering kami alami bahwa orang-orang beriman yang sudah
meninggal dapat memperlihatkan diri sekalipun tidak dapat berkomunikasi atau
kalaupun berkomunikasi dengan seijin malaikat yang mengiringi mereka (ini
adalah pengalaman pribadi bukan doktrin),
dengan tujuan tertentu yang tidak sama antara satu pengalaman dengan pengalaman
lainnya.
Ada juga sebuah kasus dimana roh-roh orang mati yang
terperangkap di bumi baik di sebuah areal tanah maupun pepohanan bahkan rumah
dikarenakan peristiwa kematian yang mengerikan (pembunuhan dan bunuh diri). Jasad yang disemayamkan
tidak sebagaimana mestinya, bisa menghantui sejumlah orang yang tinggal di
suatu rumah. Yang diperlukan adalah jika menemukan jasad berupa kerangka maka
disemayamkan dengan cara yang layak.
Status Sosial Bukan Penentu Kerohanian dan Keabadian
Sorgawi
Kisah Lazarus yang miskin dan orang kaya berjubah unggu
yang hidup dalam kemewahan yang disampaikan oleh Yesus Sang Mesias hanyalah
sebuah perumpamaan yang bukan hanya mengajarkan perihal kehidupan setelah
kematian baik di Hades maupun di Paradeisos serta jurang yang tidak
tersebrangi diantara dunia paska kematian tersebut namun juga memberikan
pelajaran moral perihal kedudukkan dan status sosial seseorang tidak
menentukkan kedudukan dan statusnya di dunia setelah kematian.
Kisah di atas bukan mengajarkan bahwa semua orang kaya
akan masuk neraka dan semua orang miskin akan masuk surga sehingga membuat kita
harus menghindari kekayaan. Sebaliknya, kisah di atas mengingatkan dan
menyadarkan kita semua bahwa kedudukkan dan status sosial seseorang di dunia
tidak berpengaruh pada kehidupan abadi di surga atau di neraka. Jangan sampai
berkesimpulan bahwa orang yang diberkati adalah orang yang kaya raya secara
finansial dan pasti mereka masuk surga. Kedudukkan sosial di dunia saat ini
hanya sebagai penanda telah seberapa keras kita semua bekerja dan mengubah
nasib hidup kita.
Saat kematian tiba, kedudukkan dan status sosial tidak
akan terbawa mati. Bisa jadi orang yang memiliki kekayaan materil namun hidup
semena-mena dan menjauh dari Anugrah Tuhan dengan menjalani kehidupan yang
melanggar hukum, maka kedudukan mereka akan terbalik dengan mereka yang
dikategorikan miskin namun Takut akan YHWH dan menjalani kehidupan yang benar
sesuai perintah Tuhan.
Apapun
status dan kedudukan sosial kita di dunia ini, Takutlah akan YHWH dan
lakukanlah dengan setia sabda Yesus Sang Mesias Juruslamat kita karena telah
disabdakan pada kita, “Bukan setiap orang yang berseru
kepada-Ku: Tuan, Tuan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang
melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga” (Mat 7:21)
No comments:
Post a Comment