Saat
orasi ilmiah pada Dies Natalis ke-62 Universitas Airlangga di Surabaya, Jawa
Timur, Kamis (10 Des 2017), Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Laode Muhammad Syarif mengatakan pelaku korupsi di Indonesia didominasi mereka
yang mengenyam pendidikan tinggi, mulai yang bergelar sarjana, master, hingga
doktor. Sementara itu, yang berpendidikan rendah sangat minim melakukan
kejahatan tindak pidana luar biasa itu. Berdasarkan data KPK, lanjutnya, jumlah
pelaku korupsi yang bergelar master (S-2) sebanyak 197 orang, sarjana 195,
doktor 33 orang, SMA 35 orang, SMP 3 orang, dan SD 4 orang. (Pendidikan
Tinggi Minus Integritas- mediaindonesia.com).
Ternyata, cerdas saja tidak cukup. Ada kualitas-kualitas lain yang harus dilengkapi oleh orang-orang cerdas yaitu moralitas. Tanpa moralitas seorang yang memiliki intelektualitas akan terjatuh dalam banyak pelanggaran hukum dan moral sebagaimana dibuktikan di dalam penjelasan Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif.
Kecerdasan Intelektual harus
diimbangi oleh kecerdasan moral dan kecerdasan spiritual. Tanpa itu hanya akan
terjadi ketimpangan berujung pada pelanggaran hukum dan norma-norma sosial dan
religius. Daniel adalah contoh terbaik bagaimana kombinasi dan keseimbangan
antara kecerdasan moral dan kecerdasan intelektual menyatu dalam kehidupan
pribadinya.
Daniel adalah keturunan bangsawan Yahudi yang dibuang ke Babilonia
bersama beberapa teman lainnya pada saat pemerintahan Nebukadnezar pada tahun
606 SM. Dia hidup dengan melewati tiga zaman pemerintahan yaitu Nebukadnezar
dari Babilonia (Dan 2:1), Belyazar dari Babilonia pada tahun 606-519 SM (Dan
5:1), Darius dari Media pada tahun 519 (Dan 6:1) serta Koresh dari Persia pada
tahun 330 SM (Dan 10:1).
Daniel memiliki kecerdasan intelektual yang
diistilahkan ruakh yatira (roh yang
luar biasa – Dan 5:12; 6:4) sekaligus kecerdasan moral dimana Daniel adalah
seorang yang memiliki integritas alias kejujuran yang diterapkan dalam
pekerjaannya di pemerintahan sebagaimana dikatakan, “...sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu
kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya” (Dan 6:5-6).
Oleh karena Daniel memiliki kecerdasan moral maka dirinya
terhindar dari godaan dan kejatuhan berupa tindakkan koruptif sebagaimana
dilakukan para pejabat yang tidak menyukai Daniel. Dewasakanlah anak-anak kita
untuk memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan moral.
No comments:
Post a Comment