Dalam salah satu
publikasi terjemahan karya Prof. Abdul Ahmad Dawud dengan judul, Muhamad
In The Bible: Bible Pun Mengakui Muhamad Sebagai Seorang Rasul diulas
perihal kata Ibrani Makhmadim. Kidung Agung 5:16 berbunyi: “Kata-katanya manis semata-mata, segala
sesuatu padanya menarik (makhmadim). Demikianlah kekasihku, demikianlah temanku,
hai puteri-puteri Yerusalem”.
Dari analisis teks terhadap kata Makhmad pada beberapa ayat ini, tidak ada indikasi bahwa pemunculan kata-kata tersebut di atas menunjuk pada seseorang atau karakteristik pekerjaan seorang nabi yang dinubuatkan.
Dari analisis teks terhadap kata Makhmad pada beberapa ayat ini, tidak ada indikasi bahwa pemunculan kata-kata tersebut di atas menunjuk pada seseorang atau karakteristik pekerjaan seorang nabi yang dinubuatkan.
Kata Makhmadim merupakan bentuk “noun common
masculine plural absolute” dari kata Makhmad
yang artinya “keinginan” atau “hasrat” atau “menarik hati”. Kata Makhmad muncul kembali di Yesaya 64:11
dalam bentuk “noun common masculine plural construct suffic 1st” yaitu Makhmadenu yang diterjemahkan oleh Lembaga
Alkitab Indonesia dengan “indah”. Kata Makhmad muncul kembali di 2 Tawarikh 36:19 dalam bentuk “noun
common masculine plural construct suffic 3rd person feminine singular” yaitu Makhmadeyha yang diterjemahkan oleh Lembaga
Alkitab Indonesia dengan “indah-indah”.
Kata Makhmad muncul kembali di Ratapan 1:7 dalam bentuk “noun common
masculine plural construct suffic 3rd person feminine singular” yaitu Makhamudeyha yang diterjemahkan oleh Lembaga
Alkitab Indonesia dengan “harta benda”. Jika kata Makhmad bermankan Muhamad, maka setiap kata Makhmad yang muncul selain dalam Kidung Agung 5:16 melainkan di
Yesaya 64:10, 2 Tawarik 36:19 serta Ratapan 1:7 seharusnya diklaim juga sebagai
nubuatan untuk Muhamad.
Sementara dari analisis konteks ayat ini bukan sedang
membicarakan aspek profetis (nubuatan) melainkan sedang menggambarkan Yerusalem
sebagai kekasih penulis Kidung Agung (Shlomo). Perhatikan frasa, “Demikianlah kekasihku, demikianlah temanku,
hai puteri-puteri Yerusalem”. Istilah “putri-putri Yerusalem” digunakan
bentuk benot Yerushalem. Kata benot merupakan bentuk “plural feminine”
dari kata bat.
Jika kata ini
dipaksakan untuk Muhamad jelas tidak tepat. Muhamad lelaki sementara istilah benot menunjuk perempuan. Yerusalem
dalam tradisi Yahudi digambarkan sebagai wanita atau kekasih, sehingga selalu
disandingkan dengan kata “benot”. Kata Arab Ahmad
artinya “Terpuji” dalam bahasa Ibrani Hodu
(Mzm 140:14), Hallel (1 Taw 16:36).
Dari analisis teks kata Ibrani makhmadim dan konteks kata dalam kalimat, tidak menunjuk nama seseorang dan tidak sedang menubuatkan perihal seseorang selain menyifatkan keindahan belaka.
No comments:
Post a Comment