Sumber: hope1032.com.au
Midrash Pembuka Tahun 2021
Yesaya 43:18-19
Sebuah artikel berjudul, Belajar dari Pandemi 2020, jangan
Biasa-biasa Saja di 2021 yang diterbitkan surat kabar Kompas (18 Desember 2020) menuliskan, Pandemi menimbulkan ketidakpastian baru. Padahal dunia sudah dilingkupi
ketidakpastian al., berupa faktor geopolitik serta perang dagang Amerika Cina.
Ya, saat ini kata “ketidakpastian” menjadi kosa-kata yang akran di telinga dan
di lihat mata kita di sepanjang tahun 2020. Bahkan saat kita hendak memasuki
tahun 2021 kata “ketidakpastian” menghantui banyak orang mulai dari politisi,
ahli ekonomi, pelaku usaha yang menggerakkan roda perekonomian sebuah negara
bahkan masyarakat itu sendiri.
Beberapa bentuk ketidakpastian
akibat Covid-19 al., Ketidakpastian akhir
Covid-19. Tidak satupun dapat memprediksi kapan Covid-19 ini akan berakhir.
Dengan demikian sejumlah kegiatan yang biasa dilakukan semasa belum ada
Covid-19 akan mengalami penundaan dan perubahan sampai batas waktu yang tidak
dapat dipastikan.
Ketidakpastian rutinitas harian. Kita mungkin terbiasa menggunakan
jasa transportasi tertentu seperti kereta api. Namun dengan adanya pelaksanaan
protokol ketat yang mensyaratkan adanya hasil rapid test menjadikan kelas
sosial tertentu tidak bisa lagi dengan leluasa menggunakan jasa kereta api.
Ketidakpastian mendapatkan pekerjaan baru. Pada Agustus 2020, Badan
Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran terbuka tembus menjadi 9,77
juta orang (financedetik.com) Jumlah peningkatan pengangguran ini diakibatkan
pandemi Covid-19 karena banyak perusahaan mengalami pemangkasan karyawan dan
gulung tikar.
Ketidakpastian iklim usaha dan investasi. Ketika negara memutuskan
untuk menutup akses keluar masuk warga negara asing baik untuk berwisata maupun
berinvestasi pada sebuah usaha tertentu maka berdampak pada penurunan ekonomi.
Sudah banyak sektor usaha pariwisata terdampak dengan gulung tikar karena tidak
ada pendapatan dan pemasukan dari pengunjung.
Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia hanya mencapai
153.500 kunjungan selama September 2020. Angka ini turun 5,94 persen dari
Agustus 2020 yang mencapai 163.200 kunjungan. Secara year on year (yoy)
penurunannya lebih tajam lagi yaitu 88,95 persen (tirto.id)
Hari ini memasuki tahun baru
2021. Sinar matahari masih terbit dan tenggelam di tempat yang sama. Namun kita
telah membiasakan diri dengan gaya hidup yang berbeda yang tidak kita kerjakan
sebelumnya yaitu menutup mulut dengan masker, mencuci tangan ketika hendak
mamasuki sebuah ruangan, menjaga jarak fisik ketika duduk dan berdiri,
menghindari sentuhan fisik saat bersalaman. Ada perilaku dan kebiasaan baru
yang kita jalani sejak pertengahan tahun lalu hingga hari ini. Bahkan
ketidakpastian menjadi kosa-kata dan norma baru di awal tahun 2021.
Haruskah kita takut dan kuatir di
tengah ketidakpastian yang membentang di hadapan tahun yang baru saja kita
masuki ini? Takut dan kuatir bukan tanda seseorang tidak beriman. Takut dan
kuatir adalah sifat alamiah manusia selain malu, marah, gembira, sedih. Namun
jangan sampai hidup dikuasai rasa takut dan kuatir. Jika hidup dikuasai rasa
takut dan kuatir maka kita kehilangan otoritas dan kendali terhadap hidup kita.
Bukankah ketidakpastian adalah
sebuah keniscayaan? Bukankah pada dasarnya kita sudah diperhadapkan pada sebuah
ketidakpastian ketika kita mulai lahir ke dunia? Kita tidak tahu pasti kapan
mendapatkan jodoh. Kita tidak tahu pasti mengalami sakit penyakit. Kita tidak
tahu kapan mengalami kematian.
Hanya ada bedanya antara
ketidakpastian sebagai sebuah keniscayaan yang melekati kehidupan dengan
ketidakpastian yang diakibatkan oleh sebuah peristiwa luar biasa berupa pandemi
global. Jika ketidakpastian sebagai sebuah keniscayaan dianggap sebagai sebuah
kesadaran sebagai sebuah pengalaman kolektif yang akan dihadapi semua manusia
di muka bumi. Sementara ketidakpastian yang diakibatkan pandemi global lebih
bersifat personal dan menyangkut kehidupan ekonomi dan jaminan kesejahteraan
yang belum tentu semua orang akan mengalaminya.
Perbedaan lainnya bahwa
ketidakpastian akibat pandemi global ini berdampak pada semua bidang kehidupan
sehingga menghasilkan efek berantai yang menakutkan. Ketika perusahaan
mengalami gulung tikar maka banyak karyawan kehilangan pekerjaan. Ketiadaan
pekerjaan baru menimbulkan dampak berupa sikap frustasi karyawan yang
diselesaikan dengan cara bekerja serabutan atau bisa juga melakukan jalan
pintas melakukan kejahatan hingga depresi melakukan tindakan bunuh diri.
Terlepas adanya perbedaan
kualitas ketidakpastian (ketidakpastian sebagai sebuah keniscayaan dan
ketidakpastian akibat pandemi) kita harus memiliki sebuah kesadaran dan
pemahaman bahwa ketidakpastian adalah sebuah kepingan lain dari kepingan
kepastian. Demikian sebaliknya kepastian hanyalah sebuah kepingan lain dari
ketidakpastian.
Dengan kesadaran dan pemahaman
ini maka saat hari ini kita mengalami kegelisahan kolektif berupa
ketidakpastian maka kita masih bisa berharap dengan sebuah keberanian dan
pengharapan bahwa ada kepingan kepastian lain yang tidak akan berubah dari
hidup kita.
Tuhan adalah kepastian. Firman
Tuhan adalah kepastian. Tuhan dan Firman-Nya tetap ada untuk semua situasi
kehidupan baik situasi yang pasti maupun situasi yang tidak pasti. Tuhan dan
Firman-Nya adalah sebuah kepastian baik untuk situasi yang pasti maupun situasi
yang tidak pasti. Seperti ungkapan sebuah syair lagu pujian Kristiani lama
dalam bahasa Inggris dengan judul God on
the Mountain (Tuhan di Atas Gunung) ciptaan Bill dan Gloria Gaither sbb:
For the God on the mountain
Is still God in the valley
When things go wrong
He'll make them right
And the God of the good times
Is still God in the bad times
The God of the day
Is still God in the night
Karena Tuhan di gunung
Adalah juga Tuhan di lembah
Ketika ada yang keliru
Dia akan memperbaikinya
Karena Tuhan di saat-saat yang indah
Adalah juga Tuhan di masa-masa
sulit
Tuhan di siang hari
Adalah juga Tuhan di malam hari
Apakah hanya dikarenakan
ketidakpastian menghantui manusia di tahun 2021 dan selanjutnya maka Tuhan dan
Firman-Nya menjadi tidak pasti? Tuhan memamg bisa mengubah miskin dan
menjadikan kaya, mengubah kedudukan rendah menjadi kedudukan tinggi (1 Sam
2:7), mengubah kutuk menjadi berkat (Ul 27:5), mengubah rancangan kejahatan
menjadi rancangan kebaikan (Kej 50:20).
Namun itu bukan sifat
ketidakpastian Tuhan. Itu adalah kepastian yang diperlihatkan dalam diri Tuhan.
Artinya Tuhan berkuasa mengubah situasi dan kondisi berdasarkan kedaulatan-Nya.
Itulah kepastian dalam diri Tuhan.
Tuhan tetap berdaulat di saat
kondisi baik maupun tidak baik. Tuhan tetap berkuasa di saat situasi pasti
maupun tidak pasti. Tuhan tetap baik dalam keadaan yang tidak baik. Pandemi
Covid-19 telah mempersatukan kita dengan rasa sakit dan penderitaan. Namun
bukan berarti tidak ada hal-hal baik kita dapatkan selama masa pandemi.
Dengan adanya stay from home (tinggal di rumah), work from home (kerja dari rumah), lockdown, ada banyak kegiatan
pembelajaran, diskusi, talk show, bahkan seminar yang dilakukan secara virtual
oleh berbagai pihak, dan secara gratis. Ini tentu satu fenomena yang tidak
terjadi pada masa sebelum pandemi berlangsung. Melalui berbagai kegiatan
tersebut, kita jadi banyak belajar dan tahu, tanpa harus bersusah payah keluar
rumah atau mengeluarkan biaya dengan harga mahal. Pandemi Covid-19 membuka
kesempatan baru bagi kita untuk kembali bersekolah virtual dan mendapat banyak
pengetahuan atau keterampilan. Apakah ini bukan sebuah bentuk kebaikan dibalik
keburukan?
Demikian pula kedaulatan dan
kekuasaan Tuhan adalah sebuah kepastian dan kabar baik bagi kita. Di tengah
situasi yang dihantui ketidakpastian, kita masih memiliki sebuah kepastian
bahwa Tuhan berkuasa mengubah situasi dari ketidakpastian menjadi kepastian.
Atau setidaknya Dia berkuasa mendatangkan kebaikan dibalik situasi buruk dan
tidak pasti. Dia adalah Tuhan di masa tenang maupun di masa kacau. Dia adalah
Tuhan di masa cerah ataupun masa hujan.
Bukankah Tuhan telah berkata:
Yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan
nasib malang; Akulah YHWH yang membuat semuanya ini (Yes 45:7)
Sekalipun kita dihantui
ketidakpastian namun janganlah kita tersandera oleh situasi dan keadaan. Sabda
Tuhan hari ini bagi kita:
Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan
hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru,
yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat
jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara (Yes 43:18-19)
Perhatikan frasa עשׂה חדשׁה (osheh khadasha –
membuat yang baru), אשׂים במדבר דרך
(asyim bamidbar derek – jalan di padang gurun), בישׁמון נהרות (bishimon neharot – sungai di padang
gurun).
Jika pandemi Covid-19 dan ketidakpastian
yang ditimbulkannya adalah sebuah “padang gurun” dan “belantara” yang
membentang di depan kehidupan tahun 2021 maka kita menaruh iman dan pengharapan
bahwa Tuhan YHWH di dalam Yesus Sang Putra, Juruslamat dan Junjungan Agung kita
Yang Ilahi sanggup “membuat sesuatu yang baru”, “jalan yang baru”, “sungai yang
melintasi padang gurun”.
Selain keyakinan pada Tuhan dan
Firman-Nya, marilah kita mempersiapkan sejumlah strategi hidup dan finansial di
tahun yang penuh ketidakpastian dengan menyiapkan dana darurat, mengurangi
belanja yang tidak perlu, berinovasi mencari pekerjaan dan sumber pendapatan
baru, tidak berhutang berlebihan dll.
Mari kita masuki tahun 2021 yang
serba tidak pasti dengan keyakinan bahwa Tuhan sumber kepastian dapat memakai
semua situasi dan kondisi untuk mendatangkan kebaikan bagi umat-Nya dan Dia
berdaulat untuk mengubah situasi tidak pasti menjadi situasi yang pasti.
Selamat memasuki tahun baru 2021.
Kasih Karunia Tuhan YHWH, Bapa Surgawi menyertai dan melimpah di dalam Yesus sang Mesias, Juruslamat dan Junjungan Agung Yang Ilahi beserta Roh-Nya Yang
Suci, Amen we Amen.
No comments:
Post a Comment