Seri Demonologi Bagian Pertama
Matius 12:43-45
Dalam
dunia Teologi kita mengenal sejumlah istilah seperti Bibliologi (pengetahuah
mengenai Kitab Suci), Soteriologi (pengetahuan mengenai keselamatan),
Kristologi (pengetahuan mengenai Kristus/Mesias) Anggelogi (pengetahuan
mengenai malaikat) bahkan Demonologi (pengetahuan mengenai roh jahat).
Sayangnya tidak semua sekolah Teologi memasukkan Demonologi sebagai sebuah mata
pelajaran.
Omong-omong
tentang “roh jahat” bagi kebanyakan orang-orang Barat yang menekankan
rasionalitas mungkin dianggap sisa-sisa produk kehidupan masyarakat primitif
yang disarati tahayul. Pendidikan Barat yang menekankan rasionalitas sebagai
alat ukur akan mencari penjelasan rasional dibalik fenomena yang irasional dan
bersifat supranatural. Fenomena kerasukan, kepribadian ganda, jiwa terbelah
akan dijelaskan sebagai gejala psikologis.
Bahkan
dalam dunia ilmu Teologi yang notabene berbicara tentang teks-teks Kitab Suci
dan Tuhan, pengaruh filsafat rasionalisme dan aliran liberalisme membuat
sejumlah sekolah teologi melakukan proses penafsiran yang mencoba memberikan
penjelasan rasional terhadap sejumlah fenomena supranatural yang dilaporkan
dalam Kitab Suci seperti peristiwa air bah Nuh, terbelahnya Laut Teberau, mukzizat
Yesus memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dua ikan, fenomena
kerasukan dan pengusiran setan dll. Dalam dunia Teologi dikenal dengan Teori
Demitologisasi karya teolog Jerman Rudolph Bultman yang menganggap teks-teks
Kitab Suci berisikan sejumlah kisah mitologis yang harus ditafsirkan ulang
dalam konteks masa kini.
Sekalipun
dunia kita telah dibentuk oleh filsafat Rasionalisme dan mewarisi pendidikan
rasional yang menghasilkan modernitas dan kemajuan teknologi, namun fenomena
yang bersifat supranatural, magis, gaib, demonik tidak juga lenyap. Berbagai
fenomena sejenis masih dapat ditemukan di hampir semua belahan dunia.
Percakapan
tentang keberadaan roh-roh jahat masih menjadi bagian kisah yang melekati
kehidupan masyarakat di mana kita tinggal. Mungkin kita pernah mendengar atau
mengalami fenomena rumah berhantu, kebun berhantu, jembatan berhantu,
perlintasan jalan berhantu, orang-orang yang mengalami sakit penyakit yang
disebabkan aktifitas roh-roh jahat dll. Terlepas ada kisah-kisah yang dilebih-lebihkan
dan menimbulkan bias informasi sehingga mengabaikan peran akal sehat dan rasio
untuk menalar sebuah fenomena namun fenomena-fenomena sebagaimana disebutkan di
atas masih dapat kita temui dan bersifat lintas masyarakat, lintas geografis,
lintas etnis.
Bagaimana
sikap orang beriman dengan keberadaan roh-roh jahat yang menghantui rumah,
tanah, manusia? Haruskah kita menyangkal semua fenomena tersebut dan
menganggapnya sebagai halusinasi belaka dan produk berfikir irasional sisa-sisa
masyarakat tradisional? Sederhana saja logika yang kita bangun. Jika kita
percaya Tuhan yang tidak nampak dan berkuasa terhadap kehidupan, mengapa kita
harus tidak percaya pada keberadaan roh-roh jahat yang tidak nampak dan bisa
mengintervensi kehidupan manusia? Jika kita mempercayai sabda Yesus sementara
Yesus mengakui keberadaan mereka dan berkuasa atas mereka, mengapa lantas kita
menyangkal apa yang diakui oleh Yesus mengenai keberadaan roh-roh jahat?
Persoalan
mendasar bagi kita sebenarnya adalah apakah kita percaya atau tidak percaya
bukan apakah fenomena ini fakta atau fiktif. Semua upaya penyangkalan dan
mencari-cari penjelasan rasional belaka terkadang dimotifasi oleh
ketidakpercayaan belaka.
Apa
yang dikatakan Kitab Suci khususnya sabda Yesus Sang Mesias, Juruslamat kita
mengenai keberadaan roh-roh jahat? Dari sekian banyak teks yang ada kita
fokuskan pada sabda Yesus yang tertulis dalam Matius 12:43-45 sbb:
"Apabila
roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus
mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. Lalu ia berkata: Aku akan
kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati
rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak
tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di
situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula.
Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini" (Mat 12:43-45)
Dari
teks pendek di atas kita mendapat keterangan, Pertama, roh jahat (akatharton
pneuma) itu ada dan dia dapat memasuki tubuh manusia. Beberapa contoh kasus
kerasukan roh dengan segala manifestasinya (menyebabkan seseorang dikuasai
sakit atau kegilaan dsj) dapat kita baca al.,
“Sedang
kedua orang buta itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan
setan. Dan setelah setan itu diusir, dapatlah orang bisu itu berkata-kata. Maka
heranlah orang banyak, katanya: "Yang demikian belum pernah dilihat orang
di Israel” (Matius 9:32-33)
“Ketika
Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang
mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia
sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering
ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak
dapat menyembuhkannya.Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu
dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga” (Matius 17:18)
“Lalu
sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun
dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. Orang itu diam di sana dan tidak ada
seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah
sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan
belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk
menjinakkannya” (Mrk 5:1-4)
Kedua, roh-roh jahat yang keluar dari tubuh
manusia akan menggembara mencari tempat tertentu untuk perhentian. Jika tidak
menemukan, dia akan kembali ke tempat semula jika tempat di mana dia
meninggalkannya bersih namun tidak diisi apapun. Bahkan lebih banyak yang dia
bawa sehingga orang yang pernah dirasuk akan lebih parah kondsinya. Teks
berikut memberikan keterangan lokasi di mana roh-roh jahat berdiam
“Di
sana berpapasan binatang gurun dengan anjing hutan, dan jin (sa’ir) bertemu
dengan temannya; hantu malam (lilith) saja ada di sana dan mendapat tempat
perhentian” (Yes 34:12)
Sabda
Yesus ini mengingatkan kepada kita bahwa jika kita telah mendoakan seseorang
yang dirasuki roh-roh jahat atau pernah dihuni oleh kekuatan roh lain yang
memampukan dirinya melakukan berbagai hal ajaib maka orang terebut harus
mengisi rumah tubuhnya dengan kesadaran keilahian melalui membaca dan mendengarkan
sabda-sabda Tuhan. Firman Tuhan adalah makanan
"Jadi
Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna,
yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk
membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja , tetapi
manusia hidup dari segala yang diucapkan YHWH" (Ul 8:3)
Tanpa
pengajaran dan sabda Tuhan sebagai makanan rohani bagi roh manusia, maka tubuh
menjadi kosong dan mudah diisi kembali dengan roh-roh jahat yang mengendalikan
seseorang yang pernah dirasukinya.
Bagaimana
kita mengatasi keberadaan roh-roh jahat yang menghantui rumah, manusia, tanah
bahkan bisa merasuki seseorang? Pada bagian kedua dari midrash bertema kajian
Demonologi pada kesempatan yang akan datang kita akan mendalaminya.
No comments:
Post a Comment