Tujuh
Jemaat di Asia Kecil merupakan tujuh gereja di Provinsi Romawi yaitu Asia
(meliputi wilayah Asia Kecil, bukan seluruh benua Asia). Yohanes sedang berada
di pulau Patmos dalam pembuangan atas perintah Kekaisaran Romawi karena
mengajarkan iman Kristen.
Ketika
di pulau Patmos, Yohanes mendapatkan penglihatan di mana ia melihat dan
mendengar Yesus Sang Mesias berbicara kepadanya dan memerintahkannya untuk
menulis surat kepada tujuh jemaat tertentu. Ke tujuh jemaat itu adalah: Efesus
(Wahyu 2:1-7), Smirna (Wahyu 2:8-11), Pergamus (Wahyu 2:12-17), Tiatira (Wahyu
2:18-29), Sardis (Wahyu 3:1-6), Filadelfia (Wahyu 3:7-13), Laodikia (Wahyu
3:14-22).
Julukan
pembuka “malaikat jemaat” menurut Origenes dianggap sebagai “malaikat
pelindung” namun Ephipanius menganggapnya sebagai “penilik jemaat” atau
“penatua”. Julukan pembuka “malaikat jemaat” menurut Origenes dianggap sebagai
“malaikat pelindung” namun Ephipanius menganggapnya sebagai “penilik jemaat”
atau “penatua”.
Kelebihan
Jemaat Pergamus: Sekalipun berada di “Tahta Satan” (sebuah umgkapan simbolik
mengenai komunitas jemaat yang sesat), namun jemaat tidak menyangkal nama Yesus
Sang Mesias (Why 2:13). Kekurangan Jemaat Pergamus: Ada beberapa jemaat yang
mengikuti ajaran Bileam dan Nikolaus (Why 2:14-15).
Sekalipun
tidak dijelaskan apa yang dimaksudkan dengan τὴν διδαχὴν Βαλαάμ (ten didachen
Balaam) dan τὴν διδαχὴν Νικολαϊτῶν (ten didachen Nikolaton) namun dengan
membaca kisah Bileam dalam Bilangan 22-24 dan Ulangan 23:4 kita mendapat
gambaran bahwa Bileam adalah tukang tenung dari Mesopotamia yang diperintahkan
oleh Balak, raja Moab, agar ia mengutuki bangsa Israel. Bileam saat itu
menyerukan kepada bangsa Israel adalah tidak apa-apa bagi mereka untuk memakan
makanan persembahan berhala dan berzinah dengan bangsa-bangsa di Kanaan. Bileam
adalah contoh dari seorang guru yang mempengaruhi orang untuk meninggalkan
Tuhan dan menyembah berhala.Karena tidak ada keterangan yang memadai perihal
Nikolaus, kita hanya bisa menafsir dan menduga kurang lebih ajaran Nikolaus
sama dengan ajaran Bileam.
Belajar
dari jemaat Pergamus, hendaklah kitapun menjadi orang-orang yang setia dan
memelihara iman sekalipun berada dan tinggal di sebuah lingkungan yang tidak
menyembah Tuhan yang kita sembah dan tidak beribadah.
Himpitan
ekonomi, tekanan lingkungan, lingkungan pergaulan yang tidak toleran dan
terbuka pada perbedaan, lingkungan pekerjaan yang mensyaratkan kesamaan agama
tinimbang kompetensi akademik dan skill, hubungan pria dan wanita selama
berpacaran dengan yang berbeda agama, dll dapat menyebabkan seseorang
kehilangan iman dan mengalami pengeroposan iman.
Ingatlah
perkataan dalam surat Yudas, “…supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan
iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus”(Yud 1:3). Janganlah kita
mengalami pengeroposan dan kehilangan iman sehingga kehilangan Kasih Karunia
dan Anugrah kehidupan kekal karena kita menyangkal Sang Juruslamat.
Sebaliknya
pertahankanlah iman dengan kesetiaan dan kegigihan karena iman tidak datang dan
tumbuh dengan sendirinya melainkan harus dipertahankan sedemikian rupa agar
iman menghidupi seluruh aktifitas keseharian dan pekerjaan serta masa depan
kita.
Bacaan sebelumnya:
MIDRASHIM:
KEUTAMAAN MEMBACA KITAB WAHYU (bet-midrash.blogspot.com)
MIDRASHIM:
MISKIN NAMUN KAYA (Pelajaran Dari Jemaat di Smirna) (bet-midrash.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment