Sumber gambar:theodysseyonline.com
Kita
selalu dihadapkan pada sebuah pilihan yang harus kita ambil dalam kehidupan
ini. Mulai dari pilihan biasa hingga pilihan pelik dan dilematis. Baju manakah
yang akan kita pakai untuk sebuah acara penting yang akan kita hadiri?
Universitas dan fakultas apa yang akan dimasuki anak-anak kita? Apakah orang
tua kita akan dilepas atau tetap dipasangi ventilator meskipun sudah koma
sekaian lama?
Setiap
pilihan yang kita ambil selalu membawa konsekwensi dan dampak terhadap
kehidupan yang harus kita jalani. Beruntung atau merugi. Bahagia atau
menderita. Berhasil atau gagal. Ketika seseorang berurusan dengan hukum dalam
kasus pidana atau perdata yang menjeratnya, kita bisa melacak bahwa semua
bermula dari keputusan yang dia pilih. Melakukan bisnis yang bersih atau bisnis
yang kotor. Ketika seseorang mengalami kehilangan sejumlah uang dan barang yang
diinvestasikan pada bisnis seseorang, kita bisa merunut bahwa semua bermula
dari keputusan yang dia pilih.
Demikian
pula mengenai keyakinan dan pedoman hidup di dunia, kita dihadapkan pada banyak
pilihan akan percaya dan mengabdi pada siapa. Dalam pidato perpisahan Yosua
sebelum mengalammi kewafatan pada usia 110 tahun, Yosua (Yahshua) menyampaikan
firman Tuhan mengenai panggilan dan penyertaan Tuhan kepada leluhur Israel dan
menutup dengan sebuah ajakan demikian:
“...pilihlah
pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah (bakharu lakem hayom et mi
ta’avodun); tuhan yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai
Efrat, atau tuhan orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan
seisi rumahku, kami akan beribadah kepada YHWH” (Yos 24:15)
Demikian
pula dikatakan dalam Mikha 4:5 demikian:
“Biarpun
segala bangsa berjalan masing-masing demi nama tuhannya, tetapi kita akan
berjalan demi nama YHWH Tuhan kita untuk
selamanya dan seterusnya (waanakhnu nelek beshem YHWH Eloheinu le’olam wa’ed)”
Begitu
pula Rasul Paulus dalam 1 Korintus 8:6 menuliskan demikian:
“Sebab
sungguhpun ada apa yang disebut "tuhan", baik di sorga, maupun di
bumi--dan memang benar ada banyak "tuhan" dan banyak "tuan"
yang demikian-- namun bagi kita hanya ada satu Tuhan saja, yaitu Bapa (all
hemin eis Theos ho Pater), yang dari
pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu
Junjungan Agung Yang Ilahi saja, yaitu Yesus Sang Mesias (kai eis Kurios Iesous
Christos), yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia
kita hidup”
Jika
kita telah memilih Tuhan yang akan kita sembah dan layani, bagaimana dengan
kehidupan yang hendak kita pilih? Tentu kita semua menghendaki yang baik dan
berhasil bukan? Namun tiada kebaikan dan keberhasilan tanpa sebuah pilihan.
Ulangan 30:19-20 menuliskan demikian:
“Aku
memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan
kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau
hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi YHWH Tuhanmu,
mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan
lanjut umurmu untuk tinggal di tanah
yang dijanjikan YHWH dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada
Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka”
Perhatikan
frasa, ubakharta bakhayim, lema’an tikhyeh, attah wezar’eka, leahavah et YHWH
Eloheika, lishmo’a beqol uledavqah (Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup,
baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi YHWH Tuhanmu, mendengarkan
suara-Nya dan berpaut pada-Nya).
Dari
teks-teks Firman Tuhan yang dikutip ini kita mendapatkan sebuah benang merah. Pertama, kita harus memilih dan
menentukan sikap mengenai orientasi Ketuhanan yang kita yakini. Kita harus
memiliki identitas yang jelas perihal siapa yang kita sembah, Tuhan Yang Hidup
yaitu YHWH Semesta Alam Sang Bapa Surgawi di dalam Yesus Sang Juruslamat dan
Junjungan Agung Yang Ilahi atau tuhan lainnya. Kedua, kehidupan yang baik dan berhasil ditentukan salah satunya
oleh keputusan dan pilihan yang kita ambil.
Kehidupan
yang kita jalani hari ini adalah hasil dari keputusan dan pilihan yang kita
lakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Jika kita keliru mengambil keputusan dan
pilihan di masa lalu sehingga membawa kesulitan bagi kehidupan yang kita alami
dan jalani hari ini, jangan lekas menyimpulkan dan menyerah dengan berkata
semua telah berakhir.
Ingat,
masih ada hari ini dan hari esok. Kita masih bisa mengubah dan mengambil
pilihan yang benar untuk mendapatkan kebaikan dan keberhasilan di hari esok
karena apapun yang kita dapatkan dan alami di hari esok ditentukan oleh apa
yang kita pilih dan putuskan pada hari ini.
Setiap
keputusan dan pilihan yang kita ambil akan menentukan kisah apa yang akan kita
alami dalam kehidupan.Jika kita sudah mengambil keputusan dan pilihan yang
benar namun masih mengalami begitu banyak kesulitan dan tantangan dalam
kehidupan, jangan lekas menyerah dan menyimpulkan bahwa kita sedang mengambil
pilihan yang tidak benar. Itu baru sebagian kisah. Kita hanya harus memfokuskan
untuk mencapai apa yang kita harapkan sampai semuanya terwujud.
Jadi,
kisah apa yang Anda kehendaki untuk dituliskan dalam kehidupan di masa depan?
Pilihan ada pada Anda dan kita sekalian hari ini
Hidup adalah Perjalanan untuk memilih..
ReplyDeleteTerima kasih dari RPP Law Firm