Dalam
sebuah kegiatan Pemahaman Kitab Suci yang dihadiri beberapa warga jemaat, saya
mengajak untuk membaca Matius 13:1-23 lantas mengajukan tiga pertanyaan yang
dipersilahkan jemaat yang ditanya mengajukan jawaban sesuai apa yang
dipahaminya.
Dalam
sebuah kegiatan Pemahaman Kitab Suci yang dihadiri beberapa warga jemaat, saya
mengajak untuk membaca Matius 13:1-23 lantas mengajukan tiga pertanyaan yang
dipersilahkan jemaat yang ditanya mengajukan jawaban sesuai apa yang
dipahaminya.
Teks 1 Petrus 1:17 yang menjadi
landasan permenungan hari ini berbunyi demikian, “Dan jika kamu menyebut-Nya
Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut
perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang
di dunia ini”. Melalui teks ini kita akan menelaah beberapa hal penting
berkaitan dengan doktrin dan etika Kristiani al., mengapa Tuhan disapa dengan
sebutan “Bapa?” Seberapa pentingkah “perbuatan” dalam ajaran Kristiani? Benarkah
terjemahan “hendaklah kamu hidup dalam ketakutan?” serta yang terakhir kita
akan menelaah arti dan konsekwensi logis “menumpang di dunia”.
“Peningkatan
penjarahan toko-toko makanan dan dapur umum di Jalur Gaza menunjukkan meluasnya
keputusasaan saat kelaparan semakin parah. Israel telah menghentikan pasokan
bantuan ke wilayah Palestina selama dua bulan, menurut pejabat bantuan yang
dikutip Reuters” demikian sebuah petikan berita dengan judul, Kelaparan Meluas, Penjarahan Makanan
Meningkat di Gaza (international.sindonews.com, 3 Mei 2025). Ya, situasi
kelaparan dan pastinya kehausan akan mendorong sejumlah orang melakukan
tindakan-tindakan yang terkategori penjarahan. Bahkan seekor hewan pemangsa
seperti singa atau harimau yang lapar bisa turun ke desa untuk mencari mangsa
manusia.
Di sebuah kota kecil bernama Nha
Trang, Vietnam, hidup seorang pria sederhana bernama Tong Phuoc Phuc. Meski
sebuah kota kecil, Nha Trang banyak menyimpan potensi wisata mulai dari air terjun
Ba Ho dan mata air peri serta menara Po Nagar Cham yang dibangun dari Abad ke-7
Ms hingga ke-12 Ms.
Semua
orang yang pernah menaiki pesawat mungkin pernah mendengar istilah turbulensi,
terlepas tidak semua orang pernah mengalaminya. Turbulensi adalah istilah yang
merujuk pada gerak bergolak tidak teratur yang merupakan ciri gerak zat alir.
Saat
kita bangun pagi dan membuka pintu atau jendela rumah dan membiarkan udara pagi
yang sejuk menenerobos memasuki paru-paru memberikan kesegaran baru. Memberikan
suasana yang menenangkan dan memberikan semangat. Sementara di kejauhan
semburat jingga pertanda matahari bersiap memberikan terang dan menemani
berbagai aktivitas baik diri kita maupun orang lain mulai dari berjalan pagi di
taman kota, berjualan di pasar, pergi ke sekolah dan bekerja ke kantor. Suasana
di atas mewakili good day, hari yang
indah dan menyenangkan hati dan pikiran.
Beberapa
hari kemarin, mata dan telinga kita tertuju pada situasi yang mencekam bukan
hanya di ibukota Jakarta melainkan di hampir semua titik di wilayah Indonesia
baik di Jawa maupun luar Jawa. Demonstrasi mahasiswa yang menuntut integritas
dan kinerja para pejabat khususnya para wakil rakyat benar-benar menyita perhatian
kita akhir-akhir ini.
Ada yang menarik saat saya sedang mempersiapkan materi study trip atau jalan-jalan sambil belajar sejarah kota. Tema yang sedang saya kaji adalah melakukan perjalanan sejarah ke beberapa lokasi tempat ibadah lintas agama dimana bangunan yang menjadi tempat beribadah memiliki nilai sejarah karena telah dibangun sangat lama.Dimana sisi menariknya? Jadi begini, salah satu lokasi kunjungan adalah ke Gereja Kristen Jawa di Gombong termasuk yang ada di Patemon.
Nabi
Elisa, memulai pelayanannya secara pribadi, yang lamanya sekitar 60 tahun dan
mencakup pemerintahan raja-raja Israel utara mulai dari Yoram, Yehu, Yoahas,
dan Yoas. Namanya berarti "Tuhanku adalah keselamatan”. Elisha adalah
penerus Elia dalam perannya sebagai nabi di Israel (1 Raja-Raja 19:16,19-21; 2
Raja-Raja 5:8). Ia dipanggil untuk mengikuti Elia di dalam 1 Raja-Raja 19:19
dan untuk beberapa tahun kemudian ia "magang" melayani sang nabi,
sampai waktunya ketika Elia diangkat ke surga.
Ketika kita masih bersekolah dulu, pastilah akan melewati yang disebut ujian tengah semester dan ujian kenaikkan kelas bukan? Apakah saat kita mengerjakan soal-soal ujian selalu dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik? Tentu beragam penjelasannya. Mulai dari murid terpintar di kelas menjawab bisa menjawab semuanya meski ada satu atau dua soal yang membuatnya ragu dengan jawaban yang diberikan sampai yang merasa banyak soal-soal yang tidak bisa dijawab karena faktor tidak belajar.
Pada
suatu hari, seorang petani dan anaknya membawa keledai mereka untuk dijual
kepada peternak hewan. Sepanjang jalan mereka bertemu dengan tetangganya. “Buang-buag
waktu saja! Kata salah seorang tetangga. “Kenapa tidak dinaiki saja keledainya?”
Maka sang petani berhenti sejenak kemudian menaikkan anak lelakinya ke atas
keledai.
Suatu
ketika, CEO (Chief Executive Officer, alias pemegang kekuasaan tertinggi dalam
perusahaan) perusahaan ingin mempekerjakan seorang pemuda yang cerdas untuk
proyek barunya yang akan datang. Ia harus memastikan bahwa orang tersebut harus
memiliki rasa ingin tahu dan harus memiliki kemampuan untuk berpikir out of the box alias di luar kotak.
Dalam dunia Teologi kita mengenal sejumlah istilah seperti Bibliologi
(pengetahuah mengenai Kitab Suci), Soteriologi (
pengetahuan mengenai keselamatan), Kristologi
(pengetahuan mengenai Kristus/Mesias) , Anggelogi (pengetahuan mengenai malaikat) bahkan Demonologi (pengetahuan mengenai roh jahat). Sayangnya tidak semua sekolah Teologi memasukkan Demonologi
sebagai sebuah mata pelajaran.
Tahun
1990-an, seorang saintis Jepang bernama Masaru Emoto mengajukan pertanyaan
sederhana begini, "Apakah kata-kata yang diucapkan atau pikiran serta
emosi kita berdampak pada air?" Mungkin kita akan tersenyum dengan
pertanyaan ini. Namun bagi seorang peneliti yang selalu berpikir melampaui
perbatasan selalu terbuka dengan berbagai kemungkinan.
Banyak tokoh sejarah terkenal yang mempengaruhi sains Barat menganggap diri mereka sebagai penganut Kristen seperti Nicolaus Copernicus, Galileo Galilei, Johannes Kepler, Isaac Newton, Robert Boyle, Francis Bacon, Gottfried Wilhelm Leibniz, Emanuel Swedenborg, Alessandro Volta, Carl Friedrich Gauss, Antoine Lavoisier, André-Marie Ampère, John Dalton, James Clerk Maxwell, William Thomson, Louis Pasteur, Michael Faraday, dan JJ Thomson, Galileo, Johannes Kepler, René Descartes, Blaise Pascal.