Amanat Agung Yesus untuk memberitakan Injil dan
menjadikan murid kepada bangsa-bangsa disertai dengan tindakkan pembaptisan
sebagai bagian dari penanda masuknya seseorang ke dalam bagian ajaran dan
pengikut Yeshua Sang Mesias.
Kata “Baptislah” dalam bahasa Yunani adalah Baptizo yang artinya “dimasukkan dalam
air”. Ketika Naaman, panglima Raja Aram menginginkan kesembuhan melalui
perantaraan Elia, dikatakan, “membenamkan
dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan” yang dalam bahasa Ibraninya, wayitbol ba Yarden sheva pe’amim. Kata
Ibrani Tabal diterjemahkan ke dalam
bahasa Yunani untuk Kitab Septuaginta dengan Baptizo sebagaimana dikatakan, kai
ebaptiso en to Iordane heptaki.
Oleh karenanya praktik pembaptisan yang
sudah berlangsung sejak Abad 1 sM yang dibuktikan dengan ditemukannya
artefak-artefak arkeologis baik di Yerusalem tidak pernah dapat dipisahkan
dengan penggunaan air baik yang mengalir (sungai) atau kolam penampungan
sebagaimana dilaporkan dalam Kitab Perjanjian Baru, “Lalu
datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk
Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan” (Mrk 1:5).
Demikian pula dilaporkan, “Mereka
melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air...”
(Kis 8:36). Bagaimanakah jika pembaptisan dilakukan dengan diperciki air dan
tidak memasukkan ke dalam air? Kata “memerciki” dalam bahasa Yunaninya adalah
Rantizo sebagaimana dikatakan, “Dan juga
kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya (rantizo) secara demikian dengan
darah” (Ibr 9:21).
Perihal pemercikkan, Kitab Didake
yang oleh Gereja Orthodox dianggap bagian dari kanon dikatakan demikian, “Dan mengenai baptisan, baptislah dengan
cara sebagai berikut: Pertama-tama katakanlah semua hal berikut, baptislah ke
dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus dalam air yang mengalir. Jika tidak ada
air yang mengalir, baptiskanlah ke dalam air yang lain; dan jika engkau tidak
dapat melakukannya di air yang dingin, lakukanlah di air yang hangat. Namun
jika engkau tidak menemukan apapun, maka tuangkanlah air sebanyak tiga kali ke
atas kepala ke dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus”.
Dari penjelasan di
atas dapat disimpulkan bahwa pembaptisan selayaknya dilakukan dengan memasukkan
badan ke dalam air (sungai atau bak atau kolam) namun jika tidak memungkinkan
barulah diperciki air.
No comments:
Post a Comment