Saat umat Kristen menegaskan posisi Kristologis mengenai
Keilahian dan Kemanusiaan Yesus, beberapa ayat yang begitu familiar dikutip
salah satunya adalah Yesaya 9:5 yang berbunyi, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang
pemerintahan ada di atas bahunya dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib
(פלא יועץ - Pele Yoets), Tuhan yang Perkasa (אל גבור - Gibor), Bapa yang Kekal (אביעד - AviAd), Raja
Damai” (שׂר־שׁלום - Shar Shalom).
Berangkat dari teks ini kemudian dibuat sebuah generalisasi doktrinal bahwa Yesus adalah Tuhan (El/Elohim) dan Bapa Yang Kekal (Avi Ad). Generalisasi ini mengabaikan dua hal penting. Pertama, mengabaikan frasa, “dan namanya disebutkan orang”. Arti pernyataan ini bahwa orang lainlah yang memberikan julukan kepada tokoh yang dinubuatkan dalam Yesaya 9:5. Mengapa mereka memberikan julukan beragam tersebut? Karena orang-orang kelak akan melihat perbuatan ajaib Tuhan melalui kehadiran tokoh yang dinubuatkan tersebut. Tokoh nubuatan tersebut kelak akan “menghadirkan” kasih dan kuasa Tuhan di tengah-tengah manusia dan umat Tuhan. Tokoh nubuatan ini tidak menamai dirinya kelak sebagai Penasihat Ajaib (Pele Yoets), Tuhan yang Perkasa (El Gibor), Bapa yang Kekal (Avi Ad), Raja Damai” (Shar Shalom).
Berangkat dari teks ini kemudian dibuat sebuah generalisasi doktrinal bahwa Yesus adalah Tuhan (El/Elohim) dan Bapa Yang Kekal (Avi Ad). Generalisasi ini mengabaikan dua hal penting. Pertama, mengabaikan frasa, “dan namanya disebutkan orang”. Arti pernyataan ini bahwa orang lainlah yang memberikan julukan kepada tokoh yang dinubuatkan dalam Yesaya 9:5. Mengapa mereka memberikan julukan beragam tersebut? Karena orang-orang kelak akan melihat perbuatan ajaib Tuhan melalui kehadiran tokoh yang dinubuatkan tersebut. Tokoh nubuatan tersebut kelak akan “menghadirkan” kasih dan kuasa Tuhan di tengah-tengah manusia dan umat Tuhan. Tokoh nubuatan ini tidak menamai dirinya kelak sebagai Penasihat Ajaib (Pele Yoets), Tuhan yang Perkasa (El Gibor), Bapa yang Kekal (Avi Ad), Raja Damai” (Shar Shalom).
Kedua,
mengabaikan fakta dan data dalam keseluruhan Kitab Perjanjian Baru di mana
Yesus tidak pernah menyebut diri-Nya Penasihat
Ajaib (Pele Yoets), Tuhan yang Perkasa (El Gibor), Bapa yang Kekal (Avi Ad),
Raja Damai” (Shar Shalom). Bahkan para rasul Yeshua tidak ada satupun yang
menyebutkan dan melekatkan julukan itu pada-Nya. Sebaliknya Yesus selalu
menegaskan diri-Nya adalah Mesias dan Anak Tuhan (Mat 16:17), Guru dan Tuan
(Yoh 13:13), Anak Manusia (Yoh 1:51) dll. Demikian pula para rasul-Nya kerap
menyebut dengan Kurios (Tuan/Tuan
Yang Ilahi, Rm 9:10, 1 Kor 12:3) dan Logou
tes Zoes (Firman Hidup, 1 Yoh 1:1).
Jika demikian, lantas apa makna Yesaya
9:5 bagi Yesus jika beliau bukan Bapa Yang Kekal ataupun Tuhan Yang Perkasa?
Ayat ini hendak menegaskan sifat Keilahian Yesus sebagai Sang Firman yang
menjadi manusia (Yoh 1:14).
Manusia Ilahi bernama Yesus berkuasa menyembuhkan,
mengusir kuasa kegelapan, mengampuni dosa. Kehadiran Yesus adalah simbolisasi
kehadiran Tuhan YHWH Sang Bapa, sebagaimana sebutan Immanuel, sekalipun Yesus tidak pernah dijuluki Immanuel, namun perbuatan ajaib-Nya menjadi penanda kehadiran
Tuhan di tengah manusia (Luk 7:16).
Yesus menegaskan bahwa Dia adalah Bapa itu sendiri:
ReplyDeleteYohanes 14:9
Yohanes 10:30
Yohanes 8:24
Yohanes 17:11,12
Bunyinya di copy biar jelas kekeliruan sampeyan memahaminya ayat tersebut.
ReplyDelete