Tuhan Yahweh menyampaikan nubuatan
melalui Yeremia bahwa pada waktunya (yamim baim) kelak Yahweh akan memperbarui
perjanjian-Nya dengan kaum Israel dan Yehuda sebagaimana dikatakan, “wekarati et bet Yishrael we et bet Yehudah, Brit Khadasha” (Aku akan mengadakan
perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda) - Yeremia 31:31
Hakikat
Perjanjian Baru
Mayoritas Kekristenan yang mengacu pada pola penafsiran Helenistik (Yunani),
cenderung mengganggap bahwa istilah Perjanjian Baru, menunjuk pada suatu
kondisi dan tata cara yang lebih unggul yang dibawa oleh Yesus
Sang Mesias, karena kehadiranNya
melenyapkan fungsi Torah atau lazim disebut Perjanjian Lama. Bagaimanakah Kitab
Suci menjelaskan fakta yang sesungguhnya? Adakah istilah Perjanjian Baru
mengandaikan lenyapnya Perjanjian yang pertama?, Apa makna Perjanjian Baru yang
sesungguhnya?
Waktu dan Peserta Perjanjian
“Sesungguhnya,
akan datang waktunya, demikianlah
firman Yahweh, Aku akan mengadakan perjanjian
baru dengan kaum Yishrael dan kaum Yahuda”. (ay
31)
Kapan waktu yang
dimaksudkan? Waktu ini tergenapi saat pelayanan Yesus di Yerusalem, yang
memuncak pada kematian dan kebangkitanNya dari maut. Sesaat sebelum Yesus
disalibkan dan wafat, pada waktu Seder Pesakh Tgl 14 Nisan, Dia berkata: “Dan ketika mereka sedang makan, Yesus
mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada
murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku."
Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada
mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang
ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Mat 26:27-28).
Peserta Perjanjian Baru
bukanlah Goyim atau Non Yahudi melainkan kaum Yisrael dan Yahuda. Pelayanan Yesus
sebagai Mesias yang dijanjikan yang memuncak dalam kematian dn kebangkitanNya
adalah gerbang pembuka Perjanjian yang Baru. Dan peserta perjanjian itu
diwakili oleh jumlah murid Yesus yang dua belas sebagai simbol jumlah suku-suku
Yisrael. Kedua belas murid
adalah orang-orang Yisrael dan Yahuda dan bukan Goyim.
Maka klaim Gereja dan
Kekristenan non Yahudi yang selalu mendengungkan ajaran bahwa Yahweh telah
menolak Israel dan membuat Perjanjian Baru terhadap bangsa non Yahudi, sama
sekali tidak benar dan tidak mendapatkan rujukan dalam Kitab Suci.
Karakteristik
Perjanjian Baru
Karakteristik perjanjian
yang diperbarui oleh Yahweh digambarkan sbb“Bukan seperti perjanjian yang telah
Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka
untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan
yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman Yahweh” (ay 32).
Perjanjian Baru yang
diadakan antara Yahweh dengan orang Israel berbeda karakteristik dengan
Perjanjian yang pertama atau terdahulu. Bagaimanakah karakteristik perjanjian
yang pertama? Disabdkan mengenai perjanjian yang pertama sbb, “Musa memanggil seluruh orang Israel
berkumpul dan berkata kepada mereka: "Dengarlah, hai orang Yisrael,
ketetapan dan peraturan, yang pada hari ini kuperdengarkan kepadamu, supaya
kamu mempelajarinya dan melakukannya dengan setia. Yahweh Tuhan kita, telah mengikat perjanjian dengan kita di Horeb.
Bukan dengan nenek moyang kita Yahweh mengikat perjanjian itu, tetapi dengan
kita, kita yang ada di sini pada hari ini, kita semuanya yang masih hidup.
Yahweh telah bicara dengan berhadapan muka dengan kamu di gunung dan di
tengah-tengah api -- aku pada waktu itu berdiri antara Yahweh dan kamu untuk
memberitahukan firman Yahweh kepadamu, sebab kamu takut kepada api dan kamu
tidak naik ke gunung -- dan Ia berfirman: Akulah Yahweh Tuhanmu, yang membawa
engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan” (Ul 5:1-6).
Perjanjian pertama
adalah perjanjian yang diadakan oleh Yahweh dengan nenek moyang Yisrael di
Sinai, yaitu ketaatan untuk melaksanakan Torah sebagai ajaran, prinsip, pedoman
perilaku ditengah-tengah bangsa penyembah berhala. Bahkan Perjanjian pertama
dimeteraikan oleh darah anak domba. Disabdakan, “Diambilnyalah kitab
perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan
mereka berkata: "Segala firman Yahweh akan kami lakukan dan akan kami
dengarkan. Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu
serta berkata: "Inilah darah
perjanjian yang diadakan Yahweh dengan kamu, berdasarkan segala firman ini."(Kel 24:7-8).
Namun perjanjian luhur ini telah mereka langgar dan rusakkan. Dengan
cara bagaimana perjanjian luhur ini dirusakkan? Mereka selalu jatuh pada
penyembahan berhala, sehingga bangsa Yisrael kerap mengalami penjajahan
bangsa-bangsa non Yahudi seperti Babilonia, Media-Persia, Yunani, Romawi, dll.
Simak doa Daniel yang menggambarkan pembuangan Yisrael ke segala bangsa
sebagai bentuk hukuman Yahweh sbb:
“Maka aku memohon
kepada Yahweh Elohimku, dan mengaku dosaku, demikian: "Ah Junjunganku dan Tuhanku (Adonai we Elohai) yang maha
besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka
yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu! Kami telah berbuat dosa
dan salah, kami telah berlaku fasik dan
telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan
kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas
nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa
kami dan kepada segenap rakyat negeri. Ya Junjunganku (Adonai), Engkaulah yang
benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang
Yahuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Yisrael, mereka yang dekat
dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad terhadap
Engkau. Ya Yahweh, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan
bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau” (Dan
9:4-8).
Isi
Perjanjian Baru
“Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Yisrael sesudah waktu
itu, demikianlah firman Yahweh: Aku
akan menaruh Torah-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka;
maka Aku akan menjadi Tuhan mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar
sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Yahweh! Sebab
mereka semua, besar kecil, akan mengenal
Aku, demikianlah firman Yahweh, sebab Aku akan mengampuni kesalahan
mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka." (ay 33-34)
Isi Perjanjian Baru adalah: “natatti
et Torati beqirbam we’all libbam ektabennah” yaitu Torah
disimpan dan dituliskan dalam hati orang-orang Yisrael. Semua orang tidak perlu
secara ekslusif belajar mengenai Yahweh, karena Yahweh akan menyatakan diriNya
pada mereka karena mereka telah mendapat pengampunan dosa. Apakah ayat ini
berbicara mengenai tidak berlakunya atau pembatalan Torah Yahweh? Tidak! Ayat ini menegaskan bahwa Torah yang
diturunkan di Sinai dan dipelihara serta dipelajari dalam bentuk huruf-huruf
tertulis, akan ditanam dan ditulis dalam hati orang beriman. Ayat ini
mengajarkan pada kita suatu transformasi hidup akibat pertobatan dan
pengampunan yang Bapa Yahweh berikan pada anak-anakNya. Torah, bukan lagi suatu
beban dan kewajiban melainkan suatu kesukaan yang dikerjakan oleh orang
beriman.
Bagaimanakah
proses Torah ditanam dan ditulis dalam batin tersebut? Bagaimana pengenalan
akan Yahweh datang tanpa pengajaran khusus seorang imam? Semua ini terjadi ketika Roh Kudus dicurahkan pada para murid
dan berlangsung pada semua orang yang menerima Yesus sebagai
Junjungan Agung dan Mesias (Kis 2:1-21).
Roh
Kudus inilah yang menuntun orang beriman pada pelayanan Perjanjian Baru, yaitu
pelayanan yang dipimpin oleh Roh Kudus yang berdiam dalam batin (Rm 7:6). Roh
Kudus inilah yang akan memberikan pengurapan agar semua orang beriman dapat
belajar dan mengenal Yahweh (1 Ptr 2:27). Roh Kudus yang berdiam dalam diri
orang beriman yaang akan memberikan hati yang baru untuk taat dan melakukan
Torah Yahweh yang telah ditanam dan dituliskan dalam batin orang beriman.
Dengan demikian, ketaatan bukan datang dari luar namun secara korporatif
bekerja dari dalam, yaitu oleh kuasa Roh Kudus yang mengubah hati orang
beriman.
Pembatalan Perjanjian?
Kajian Terhadap Galatia 5:18, Ibrani 7:18-19, Ibrani 8:1-13
Namun ada satu persoalan yang tersisa. Jika Torah
tetap diberlakukan dalam kehidupan umat Perjanjian Baru, mengapa Kitab Ibrani
7:18-19 mengatakan : “Memang
suatu hukum yang dikeluarkan dahulu
dibatalkan, kalau hukum itu tidak mempunyai kekuatan dan karena itu tidak
berguna,-- sebab Torah sama sekali tidak
membawa kesempurnaan -- tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih
baik, yang mendekatkan kita kepada Tuhan”.