Midrash 1 Yohanes 2:1-6 (Nats: 1 Yoh 2:1-2)
Perayaan Yom Kippur menunjuk pada pendamaian dosa-dosa kolektif Bangsa Yisrael terhadap YHWH dengan penyembelihan hewan setahun sekali. Dalam Perjanjian Baru menunjuk pada karya Yesus sebagai korban pendamaian sejati. Nilai karya Mesianis Yesus yaitu kewafatan di kayu salib memiliki aspek ganda yang berkaitan dengan dua perayaan dari tujuh hari raya yaitu Pesakh (Paskah) dan Yom Kippur (Hari Pendamaian).
Berikut ini karakteristik dari perayaan Yom Kippur menurut Barney Kasdan dalam bukunya God’s Appointed Time: A Practical Guide for Undestanding and Celebrating the Biblical Holiday, sbb: Berdasarkan Imamat 16, ritual Yom Kippur berpusat pada persembahan dua korban kambing. Yang satu dinamai dengan Khatat yang akan disembelih sebagai lampang penghapusan dosa Yisrael. Sementara kambing yang satu diberi nama Azazel. Kambing ini tidak disembelih namun dibuang ke hutan dan ditandai kain merah kesumba. Kambing ini sebagai lambang dosa Yisrael yang dibuang. Ritual di atas merupakan ketetapan Tuhan yang agung, yaitu mengenai penebusan dan pengampunan melalui korban pengganti. Karena Rosh ha Shanah dan Yom Kippur berdekatan dalam berjarak sepuluh hari, maka perayaan Yom Kippur menjadi sangat penting. Apa yang telah dimulai pada bulan Tishri sebagai evaluasi diri dan pertobatan maka pada hari kesepuluh digenapi dengan penebusan dan pengampunan. Sejak Bait Suci (Bet ha Miqdash) di Yerusalem hancur pada tahun 70 Ms. Maka muncul kebingungan diantara para rabbi, mengenai bagaimana pelaksanaan korban Yom Kippur yang berpusat di Bait Suci. Pada perkembangannya para rabbi membuat korban pengganti melalui Tseloshah Taw atau “TIGA T” yaitu: Tefilah(doa), Tsedaqah (perbuatan baik, derma) dan Teshuvah (pertobatan).