Bacaan
Kitab Suci:
Yesaya 65:20-25,
Zakharia 14:9,16, Wahyu 20:11-15
Pdt. Teguh
Hindarto, MTh.
7
Oktober 2012, Pendopo Hotel Prambanan Indah, Klaten
Latar Belakang
Kegelisahan Mengenai Akhir Dunia
Mark Hitchchok dalam bukunya yang berjudul 2012: The Bible and the End of the World (2009, p.102) mengatakan
sbb, “The oldest surviving prediction of
the world’s imminent demise was found inscribed upon an Assyrian clay tablet
which stated, ‘Our earth is degenerated in these latter days. There are signs
that the world is speedily coming to end. Bribery and corruption are common”[1] (Ramalan
tertua yang masih bertahan perihal kehancuran dunia yang semakin mendekat telah
ditemukan tertulis dalam lembaran tanah liat bangsa Assiria yang menyatakan
bahwa dunia kita mengalami kemerosotan di akhir zaman. Ada sejumlah tanda-tanda
bahwa dunia sedang menuju ambang kemusnahannya. Perilaku menyuap dan korupsi merajalela).
Benarkah dunia saat ini sedang dalam ambang kemusnahan? Benarkah berbagai
prediksi yang menghubungkan tahun 2012 sebagai
akhir dunia? Apakah berbagai bencana alam yang bersifat massiv (besar-besaran) dan global
akhir-akhir ini memberikan petunjuk perihal akhir dunia?
Berkaitan dengan prediksi tahun 2012 sebagai akhir dunia, didasarkan
pada ramalan bangsa Maya kuno. Bangsa Maya kuno berpusat di Amerika Tengah dan
puncak kejayaan peradaban mereka adalah disekitar tahun 250 sampai 900 Ms.
Imam-imam bangsa Maya menemukan sistem kalender yang dihubungkan dengan
pengamatan astronomis dan yang dipercaya oleh beberapa orang lebih akurat
dibandingkan kalender yang kita pergunakan sekarang ini. Meskipun demikian
mereka sama sekali tidak mempergunakan alat-alat modern seperti teleskop dan
cukup hanya dengan mempergunakan mata telanjang untuk mempelajari langit.
Seperti apakah kalender bangsa Maya itu? Mereka mendasarkan pada
penyelidikan astronomis dan menciptakan sistem kalender yang merancang sejarah
yang diawali dengan permulaan dunia pada tanggal 11 Agustus 3114 sM. Dengan
mempergunakan sistem kalender matahari, bangsa Maya mengukur waktu dalam 20
unit. Sebanyak 20 kin (hari) mengasilkan winal (bulan); 18 winal menghasilkan
tun (tahun); 20 tun menghasilkan katun (20 tahun) dan 20 katun menghasilkan
baktun (400 tahun). Untuk memastikan kapan dunia berakhir, mereka menghitung
dari awal penciptaan dan mencatat telah berapa lama waktu berjalan. Dengan
berbagai kalkulasi rumit dari tahun ke tahun dari sejak awalnya penciptaan,
mereka menemukan bahwa dunia akan berakhir pada 13 baktun (5200 tahun).
Dan jika dikomparasikan (diperbandingkan) ke dalam kalender Gregorian
maka dunia akan berakhir pada tanggal 21-12-2012 sebagaimana dikatakan oleh
Raymond Hundley dalam bukunya berjudul Will
the World End in 2012? (2010, p. 7-8) Sbb, “Translating the Mayan calendar date into the Gregorian calendar system
used today produces a date of December 21, 2012 as the end-date for the present
age”[2]
(menerjemahkan kalender bangsa Maya ke dalam sistem kalender Gregorian yang
kita pergunakan saat ini, maka dihasilkan angka 21 Desember 2012).
Minat bangsa Maya terhadap penghitungan waktu terlihat dalam kenyataan
bahwa mereka mengembangkan 20 sistem kalender yang berbeda dan tiga diantaranya
dijadikan rujukan oleh bangsa Maya dimana salah satunya yang berisikan
predikisi dunia akan berakhir pada tahun 2012 dan dari kalender ini berasal
kepercayaan bahwa dunia akan berakhir pada tahun 2012 (Mark Hitchchok, p.32-33)[3].
Kitab Suci TaNaKh dan Kitab Perjanjian Baru pun memprediksikan hal
yang sama. Bedanya, Kitab Suci tidak memberikan kepastian perihal tanggal,
hari, bulan maupun tahunnya. Sabda Yesus Sang Mesias sbb, “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuanmu
datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam
hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan
membiarkan rumahnya dibongkar” (Mat 24:42-43).
Apa kaitan tema perayaan Pondok Daun (Sukot) kali ini dengan berbagai
ramalan mengenai kiamat 2012?
Trilogi Tujuh Hari Raya YHWH
Di Sinai
YHWH memberikan Torah. Dalam
Torah, YHWH menetapkan Moedim
(waktu-waktu yang tetap) atau hari-hari raya yang berjumlah tujuh (sheva moedim). Ketujuh perayaan tersebut adalah (Imamat
23:1-44) sbb:
- Pesakh (14 Nisan)
- Ha
Matsah (15 Nisan)
- Sfirat ha Omer (menghitung omer setelah shabat moedim)
- Shavuot (hari kelimapuluh setelah menghitung omer)
- Yom
Truah /Rosh ha Shanah (1 Tishri)
- Yom
Kippur (10 Tishri)
- Sukkot (15-21 Tishri)
Tujuh Hari Raya memiliki tiga pemahaman utama sbb: Pertama, Perayaan Historis. Merayakan tindakan YHWH terhadap umat Israel
sejak pembebasan Mesir, penyertaan di padang gurun serta memasuki tanah
perjanjian.
Kedua, Perayaan Kristologis/Mesianis. Merayakan tindakan Yesus Sang Mesias
sebagai wujud sejati yang nubuat karya Mesianisnya terekam dalam Tujuh Hari
Raya YHWH. Rasul Paul berkata dalam Kolose 1:15-16 sbb: “Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan
dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya
ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Mesias”.
Ayat ini bukan larangan agar orang Kristen melaksanakan perayaan yang
ditetapkan oleh YHWH di Sinai namun perihal larangan agar jemaat Mesias non
Yahudi jangan membiarkan diri mereka dihakimi oleh beberapa kelompok mazhab
Yahudi yang menekankan praktek legalistik dalam pelaksanaan Torah yang
dipaksakan terhadap jemaat non Yahudi sebagaimana DR. David Stern menjelaskan
sbb: “But here it appears that Gentile
Judaizers, perhaps like those in Corinth who put themselves ‘in subjection to a
legalistic perversion of the Torah (1 C 9:20b&N), have set up arbitrary
rules (Shaul brings examples at v.21) about when and how to eat and drink, in order
to ‘take ...captive’(v.8) their fellow Collosian”[4]
(Namun di sini nampaknya orang-orang non Yahudi yang di yahudisasi, seperti di
Korintus yang meletakkan pada diri mereka dalam ketaatan kepada pelaksanaan
Torah yang legalistik (1 Kor 9:20) harus membebaskan diri dari aturan-aturan
dangkal (Shaul memberikan contoh pada ayat 21) mengenai kapan dan bagaimana
makan dan minum agar menjadikan... tawanan).
Pernyataan Rasul Paul memberikan pemahaman bahwa perayaan
yang ditetapkan YHWH di Sinai merupakan bayangan yang wujud nyatanya adalah
Mesias. Barney Kasdan memberikan penjelasan mengenai relevansi Tujuh Hari Raya
bagi kehidupan iman pengikut Mesias sbb: “The
Feast of the Lord or the biblical holy days, teach us about the nature of God
and his plan for mankind...in short, all of the Feast of the Lord were given to
Israel and to grafted-in believer to teach, in practical way, more about God
and his plan for the world[5]
(Hari Raya YHWH atau Hari Raya Biblikal mengajar kita mengenai sifat Tuhan dan
rencana-Nya bagi umat manusia...singkatnya semua Hari Raya YHWH telah diberikan
bagi Israel dan orang beriman yang ditempelkan untuk belajar dalam cara yang
sederhanan mengenai Tuhan dan rencananya bagi dunia).
Jika kita membaca Kitab Perjanjian Baru, baik Mesias maupun
para rasul memberikan makna baru terhadap Tujuh Hari Raya yang menunjuk kepada
kehidupan, kematian, kebangkitan Yesus dari kematian. Simak saja ayat-ayat
berikut:
“Lalu Ia mengambil
roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka,
kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini
menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan
sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh
darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu” (Luk 22:19-20).
Rasul Paul menegaskan kembali makna Pesakh dan pengorbanan
Yesus di kayu salib dengan mengatakan demikian: “Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru,
sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih,
yaitu Mesias” (2 Kor 5:17).
“Karena itu marilah
kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan
dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan
kebenaran” (1 Kor 5:8)
“Tetapi yang benar ialah, bahwa
Mesias telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari
orang-orang yang telah meninggal” (1 Kor 15:20)
“Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Mesias sebagai buah sulung;
sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya” (1 Kor
15:23)
“Ketika tiba hari
Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah
dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah,
di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api
yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka
dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain,
seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya” (Kis
2:1-4)
“Sebab pada
waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala
Tuha) berbunyi, maka Junjungan Agung sendiri akan turun dari sorga
dan mereka yang mati dalam Mesias akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita
yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam
awan menyongsong Junjungan Agung di angkasa. Demikianlah kita akan
selama-lamanya bersama-sama dengan Junjungan Agung. Karena itu hiburkanlah
seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini” (1 Tesalonika 4:16-18)
“Dan Ia adalah
pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga
untuk dosa seluruh dunia” (1 Yoh 2:2)
“Lalu
aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan
bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. Dan aku melihat
kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Tuhan, yang
berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku
mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah
Tuhan ada di tengah-tengah manusia dan Dia akan diam bersama-sama dengan
mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Tuhan mereka” (Wahyu 21:1-3)
Ketiga, Perayaan
Eskatologis. Merayakan apa yang akan terjadi atas dunia sebagai panggung
penggenapan rancangan Tuhan. Tiga hari raya yaitu Rosh ha Shanah/Yom Truah dan
Yom Kippur serta Sukkot berbicara mengenai peristiwa-peristiwa yang akan datang
berkaitan dengan nasib dunia serta alam semesta.
Dalam tradisi lisan dan tertulis Yahudi yang disebut
Talmud, bertebaran berbagai pandangan mengenai ketiga hari raya tersebut
dihubungkan dengan kebangkitan orang mati, kedatangan Mesias dan akhir zaman.
Rosh ha Shanah bukan hanya dirayakan sebagai Tahun Baru Ibrani melainkan hari
kebangkitan dan penghakiman. Yom Kippur dirayakan sebagai hari Pengakuan Dosa
dan Pengampunan serta Pengadilan Tuhan. Sukkot bukan sekedar merayakan
penyertaan YHWH di padang gurun melalui kemuliaan-Nya yang berdiam di Kemah
Suci melainkan diyakini sebagai hari dimana langit dan bumi yang baru akan
terjadi di dunia yang telah hancur musnah. Tuhan YHWH akan berkemah dan menjadi
Raja bagi orang-orang benar.
Bahkan komunitas Messianic Jewish
(Yahudi yang sudah percaya pada Yesus sebagai Mesias namun tetap memelihara
tradisi Yahudi dan tidak menghubungkan dirinya dengan Kekristenan) meyakini
bahwa Mesias lahir pada saat orang Yahudi merayakan Sukkot. Darimana data
tersebut diperoleh? Dalam Yohanes 1 ayat 14
dikatakan, “Firman itu telah menjadi
manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu
kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih
karunia dan kebenaran”. Sepintas ayat ini hanya memberikan informasi kepada
kita mengenai hakikat Mesias sebagai Sang Firman YHWH yang menjadi manusia. Dan
ayat ini menjadi kredo dasar atau pengakuan akan Keilahian Mesias sebagai Sang
Firman YHWH. Namun mari kita perhatikan satu kata dalam ayat 14 yaitu kata yang
diterjemahkan dengan “diam”. Kata
Yunani eskenosen dari kata kerja skenoo yang artinya “membentangkan
kemah”. Kata ini diterjemahkan dalam
Hebrew New Testament, yaitu
terjemahan dalam bahasa Ibrani modern untuk komunitas Yahudi, dengan kata yishkon dari kata shakan yang artinya “kemah”. Kata
“Pondok Daun” dalam Imamat 23:42 dalam bahasa Ibrani disebut dengan sukkot dan oleh Septuaginta, terjemahan TaNaKh dalam bahasa Yunani pada Abad III sM, diterjemahkan dengan skenais dari kata skenoo.
Berdasarkan kajian kata dan bahasa di atas, maka Yohanes 1:14 dapat dibaca,
“Firman itu telah menjadi manusia, dan berkemah di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”. Apa arti penting kata “berkemah” pada ayat 14? Yohanes hendak
memberikan pesan tersembunyi bahwa Yesus Sang Mesias lahir pada saat orang Yahudi merayakan sukkot atau eorte skenon. Kata Yunani skenoo yang dipakai disini menurut Strong's Concordance mempunyai arti: 1) to fix one's tabernacle, have one's tabernacle, abide (or live) in a
tabernacle (or tent), tabernacle 2) to dwell.
Setelah kita mengulas secara singkat
perihal Trilogi Tujuh Hari Raya dimana telah dikaji bahwa tiga hari raya
terakhir berbicara mengenai eskatologi (akhir zaman) dan rencana Tuhan,
pertanyaan berikutnya: Benarkah dunia akan berakhir 2012? Kekristenan yang
melandaskan pada Kitab TaNaKh dan Kitab Perjanjian Baru memiliki eskatologi
yang berbeda dengan eskatologi Bangsa Maya kuno. Kitab Suci memprediksikan
peristiwa kehancuran dunia tersebut namun tidak mengatakan kapan peristiwa itu
akan terjadi.
Nasib Dunia Menurut Yesaya 24:1-24
Pertama, Bumi Akan Dihancurkan. Kitab Yesaya 24:1-23 memberikan nubuatan mengenai nasib bumi yang akan
mengalami kemusnahan. Yesaya 24:1 memberikan gambaran yang kuat sbb, “Sesungguhnya, YHWH akan menanduskan bumi dan akan menghancurkannya,
akan membalikkan permukaannya, dan
akan menyerakkan penduduknya”.
Ada empat kata kerja yang dipergunakan untuk menggambarkan tindakan YHWH atas
dunia yaitu “menanduskan bumi” (boqeq ha arets), “menghancurkannya” (bolqah),
“”membalikkan permukannya” (‘iwah paneyha), “menyerakkan penduduknya” (hefits
yoshveyha).
Mengapa Bumi Dihancurkan? Apakah yang menjadi penyebab kehancuran
dunia tersebut? Yesaya 24:5 menjelaskan sbb, “Bumi cemar karena penduduknya, sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi”.
Frasa “melanggar undang-undang” adalah tidak tepat. Dalam bahasa Ibraninya, avru torot yang seharusnya diterjemahkan
melanggar berbagai ajaran. Kata torot adalah
bentuk jamak dari torah yang bermakna
ajaran. DR. David Stern dalam Complete
Jewish Bible menerjemahkan sbb, “they
have transgressed the teachings” (mereka telah melanggar
berbagai ajaran). Dan bukan hanya melanggar Torah namun juga “mengubah
ketetapan” (khalfu khoq) serta “mengingkari perjanjian abadi” (hefru berit
‘olam).
Jika ada orang Kristen
yang mengatakan bahwa Torah tidak berlaku lagi dalam kehidupan Kristiani, maka
pernyataanya tersebut diucapkan tanpa pengetahuan yang didasarkan pada
kesalahpahaman penafsiran atas surat-surat rasul Paul dan ditambah dengan
terjemahan yang bias. Yesus bersabda, “Janganlah
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para
nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya”
(Mat 5:17) Dan Yesus Sang Mesias memberikan
peringatan kepada barangsiapa yang mengajarkan Torah telah dibatalkan sbb, “Karena itu siapa yang meniadakan salah satu
perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian
kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam
Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala
perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam
Kerajaan Sorga” (Mat 5:19)
Tidak mengherankan Kitab
Yesaya 24:5 memberikan informasi bahwa kerusakan di bumi oleh karena manusia
tidak patuh patuh pada ajaran YHWH dimana di dalamnya ada hukum, aturan,
pedoman, petunjuk menjalani kehidupan yang benar dan selaras dengan alam dan
dengan Tuhan.
Kedua, Manusia Tinggal
Sedikit. Yesaya 24:6 memberikan nubuatan bahwa jumlah manusia
akan mengalami kemerosotan drastis sbb, “Sebab
itu sumpah serapah akan memakan bumi, dan penduduknya akan mendapat hukuman;
sebab itu penduduk bumi akan hangus lenyap, dan manusia akan tinggal sedikit” Frasa Ibrani wenishar enosh miz’ar lebih tepat diterjemahkan, “manusia yang
tersisa tinggal sedikit”. Dalam ramalan Prabu Jayabaya perihal tanah Jawa
dikatakan, “wong Jowo kari separo, wong
Cino kari sejodo”. Ini menggambarkan bahwa saat Tuhan melakukan pemusnahan
atas dunia, begitu hebatnya dan disisakan sejumlah manusia yang bertahan untuk
menjadi saksi kemurkaan Tuhan tersebut.
Ketiga, Bumi Akan
Mengalami Pemulihan dan Kegemilangan
Namun kabar baiknya adalah,
bumi tidak selamanya akan berada dalam kemusnahan, karena Tuhan YHWH berjanji
akan menjadikan langit dan bumi yang baru sebagaimana dikatakan dalam Yesaya
60:17 sbb, "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi
yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan
timbul lagi dalam hati”. Inilah janji Tuhan yang membesarkan hati kita saat
kita galau mendengar berita kemusnahan dan nasib yang akan terjadi atas bumi.
Frasa, hinni bore shamayim khadashim we
arets khadasha merupakan berita pengharapan bahwa Tuhan berdaulat atas
seluruh ciptaan. Dia yang akan memusnahkan namun Dia pula yang akan membangun
kembali. Hendaklah kita dikuasai dan dicekam oleh paranoid (ketakutan yang berlebihan) namun hendaklah kita
membesarkan harapan dan mata rohani kita untuk menyongsong zaman baru yang
dijanjikan YHWH tersebut.
Keempat, Kondisi Bumi
Yang Diperbarui. Bagaimanakah
kondisi bumi yang telah mengalami penciptaan ulang tersebut? Yesaya 65:20-25
memberikan gambaran sbb:
Manusia berumur panjang
“Di
situ tidak akan ada lagi bayi yang hanya hidup beberapa hari atau orang tua
yang tidak mencapai umur suntuk, sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun
masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan
dianggap kena kutuk”
Tidak ada kerja keras dan
jual beli
Mereka
akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami
kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga. Mereka tidak akan mendirikan
sesuatu, supaya orang lain mendiaminya, dan mereka tidak akan menanam sesuatu,
supaya orang lain memakan buahnya; sebab umur umat-Ku akan sepanjang umur
pohon, dan orang-orang pilihan-Ku akan menikmati pekerjaan tangan mereka.
Mereka tidak akan bersusah-susah dengan percuma dan tidak akan melahirkan anak
yang akan mati mendadak, sebab mereka itu keturunan orang-orang yang diberkati
YHWH, dan anak cucu mereka ada beserta mereka. Maka sebelum mereka memanggil,
Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah
mendengarkannya.
Keselarasan sesama mahluk
ciptaan Tuhan
Serigala
dan anak domba akan bersama-sama makan rumput, singa akan makan jerami seperti
lembu dan ular akan hidup dari debu. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau
yang berlaku busuk di segenap gunung-Ku yang kudus," firman YHWH”
YHWH
dan Mesias Memerintah Dalam Kerajaan 1000 Tahun
Kehidupan bumi yang dipulihkan dalam
nubuatan Yesaya 65:20-25 tersebut menunjuk pada Kerajaan 1000 Tahun Damai
dimana Mesias akan memerintah bersama orang-orang kudus-Nya sebagaimana
dikatakan dalam Wahyu 20:6 sbb: “Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat
bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi
atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Tuhan dan Mesias, dan mereka akan memerintah sebagai raja
bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.”
Tuhan menubuatkan bahwa kelak dikemudian hari
bangsa-bangsa akan merayakan Pondok Daun dan menyembah YHWH sebagai Raja
sebagaimana dikatakan dalam Zakaria 14:9 dan 16 sbb: “Maka Yahweh akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu Yahweh
adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya” (Zakh 14:9). “Maka semua orang yang tinggal dari segala
bangsa yang telah menyerang Yerusalem, akan datang tahun demi tahun untuk sujud
menyembah kepada Raja, Yahweh semesta alam, dan untuk merayakan hari raya
Pondok Daun”(Zakh 14:16). Yesus Sang Mesias bersama orang kudus-Nya
akan memerintah sebagai Raja dan Imam. Inilah Ratu Adil yang sejati dan
sebenarnya.
Setelah Kerajaan 1000 tahun damai
berakhir maka kekuasaan satan yang menyesatkan dunia akan dimusnahkan selamanya
sebagaimana dikatakan dalam Wahyu 20:11-15 sbb: “Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di
atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi
tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan
takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu
kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka,
berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut
menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut
menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi
masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu
dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan
setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan
itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu”.
Dan pada akhirnya Tuhan akan
mengaruniakan Yerusalem yang baru dimana YHWH di dalam Yesus Sang Mesias akan berkemah diantara umat tebusan-Nya
sebagaimana dikatakan dalam Wahyu 21:1-4 sbb: “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang
pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. Dan
aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Tuhan,
yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu
aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah
Tuhan ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka.
Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Tuhan mereka. Dan Ia akan
menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak
akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala
sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Setelah kita mendengar secara panjang
lebar darimana sumber kegelisahan dunia akhir-akhir ini mengenai kiamat,
baiklah kita sebagai orang yang beriman pada YHWH (Yahweh) Tuhan Alam Semesta
yang menyatakan diri-Nya di dalam dan melalui Yesus Sang Mesias (Yahshua/Yeshua
ha Mashiakh), Sang Firman yang menjadi manusia tidak terjebak dan larut dalam
paranoid dan kepercayaan yang bukan bagian dari kepercayaan atau keimanan kita.
Kita meyakini bahwa kiamat akan
segera datang. Akhir dunia akan terjadi. Namun kita meyakini bahwa akhir dunia
bukanlah akhir segalanya. Itu adalah saat bagi pemerintahan Tuhan YHWH di dalam
Yesus Sang Mesias Putra-Nya akan dinyatakan di langit yang baru dan bumi yang
baru.
Oleh karenanya kita harus menjadi
orang-orang yang menyongsong akhir zaman dengan kehidupan yang lebih saleh dan
berbuah-buah dalam kebajikan. Dalam salah satu program yang disiarkan channel National Geographic adalah “Doomsday
Prepper” (Penyongsong Kiamat). Tayangan ini mengisahkan berbagai aksi dan
persiapan sejumlah orang atau keluarga untuk mengantisipasi apa yang
diprediksikan berbagai pakar mengenai bencana yang akan terjadi di seluruh
dunia berkaitan dengan ramalan kiamat 21-12-12. Ada yang melatih hidup dalam
situasi sulit, ada yang melatih keluarganya menembak dan memakai pakaian anti
gas beracun, ada yang mempersiapkan stock jumlah makanan untuk bertahun-tahun
dsb. Namun sebagai orang beriman, hendaklah kita melakukan apa yang Kitab Suci
katakan, “Tetapi hari YHWH akan tiba
seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat
dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada
di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara
demikian, betapa suci dan salehnya kamu
harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari
Tuhan. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan
hancur karena nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit
yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. Sebab itu,
saudara-saudaraku yang kekasih, sambil
menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya,
dalam perdamaian dengan Dia” (2 Ptr 3:10-14).
Dengan perayaan Sukot (Pondok Daun) Tahun
2012 ini marilah kita proklamirkan pada dunia bahwa setelah dunia ini berakhir
entahkah melalui peperangan maha dahsyat atau bencana alam yang menggerikan
maka akan muncul pemerintahan Tuhan YHWH melalui Mesias-Nya. Bergabunglah dalam
kerajaan-Nya dan jadilah orang-orang Tsadiq (benar) yang memerintah bersama
Yesus Sang Mesias, Juruslamat kita.
Khag Sameakh Sukkot 20 Tishri 5773/7
Oktober 2012
Zman Shimkatenu!
[1] Noel Hornor, Will the World End
in 2012? in Good News: A Magazine of
Understanding, September-October 2011, p.5
[2] Ibid.,
[3] Ibid.
[4] Jewish New
Testament Commentary, Clarksville: JNTP 1992, P.610
[5] God’s Appointed
Times: A Practical Guide for Understanding and Celebrating the Biblical
Holidays, Lederer Books 1993, p.vi
No comments:
Post a Comment