Matius 7:22-23 mengatakan: “Pada hari terakhir
banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuan, Tuan (Yun: Kurie, Kurie), bukankah
kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan
banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang
kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari
pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan (Anomos)!
Mengapa Yesus mengatakan tidak
mengenal mereka yang telah melakukan sebagaimana yang Dia perintahkan yaitu
mengusir setan, bernubuat dan melakukan penyembuhan? Bukan hanya tidak mengenal
melainkan Yesus mengatakan bahwa mereka “pembuat kejahatan?” Karena mereka
sekalipun melakukan apa yang diperintahkan namun mereka tidak memiliki hubungan
yang benar dengan Yahweh Bapa Surgawi dan Yesus Sang Mesias. Karena mereka
tidak memiliki hubungan yang benar maka mereka tidak mengetahui kehendak Bapa
dan tidak melakukan kehendak Bapa sebagaimana dikatakan dalam Matius 7:21 sbb: “Bukan setiap orang
yang berseru kepada-Ku: Tuan, Tuan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga”
Apakah kehendak Bapa di Sorga itu?
Untuk menemukan apa kehendak Bapa dalam konteks ayat ini, kita kembali kepada
kata “pembuat kejahatan” yang merupakan terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia.
Kata ini dalam bahasa Yunaninya dipergunakan kata ανομιαν (Anomian) dari kata A-NOMOS.
Kata NOMOS dalam Septuaginta (TaNaKh atau lazim disebut sebagai
Kitab Perjanjian lama terjemahan bahasa Yunani) dipergunakan untuk
menerjemahkan kata TORAH. Kata Yunani NOMOS dapat menunjuk pada Torah dan hukum
pada umumnya atau hukum rohani. Baik Kitab PL dan PB menggunakan istilah NOMOS
dalam pengertian tersebut.
“Taurat (nomos) YHWH itu
sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan YHWH itu teguh, memberikan hikmat kepada
orang yang tak berpengalaman.” (Mzm 19:7)
“dan banyak suku bangsa akan
pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung YHWH, ke rumah Tuhan
Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita
berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran (Torah) dan firman YHWH dari Yerusalem." (Yes
2:3)
"Janganlah kamu
menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan Torah (nomon) atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya” (Mat 5:17)
“Bukankah Musa yang telah
memberikan Torah (nomon) kepadamu?
Namun tidak seorangpun di antara kamu yang melakukan hukum Taurat itu. Mengapa
kamu berusaha membunuh Aku?" (Yoh 7:19)
“Mendengar itu mereka
memuliakan Tuhan. Lalu mereka berkata kepada Paulus: "Saudara, lihatlah,
beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin
memelihara Torah” (nomou, Kis 21:20)
"Segala sesuatu yang
kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada
mereka. Itulah isi seluruh Torah (nomos)
dan kitab para nabi” (Mat 7:12)
Kita tahu bahwa Torah (nomos) itu baik kalau tepat digunakan” (1 Tim 1:8)
“...kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum (nomos) yang menentang hal-hal
itu” (Gal 5:23)
“Sebab keinginan daging
adalah perseteruan terhadap Tuhan karena ia tidak takluk kepada hukum Tuhan (nomou); hal ini memang
tidak mungkin baginya” (Rm 8:7)
Kata Yunani ANOMOS dapat menunjuk pada pelanggaran terhadap Torah
dan hukum pada umumnya atau hukum rohani. Baik Kitab PL dan PB menggunakan
istilah NOMOS dalam pengertian tersebut.
“Pada waktu itulah Aku akan
berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!
Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!"(anomian,
Mat 7:23)
“Setiap orang yang berbuat
dosa, melanggar juga hukum Tuhan
(anomian), sebab dosa ialah pelanggaran hukum Tuhan” (1 Yoh 3:4)
“Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan (anomian); sebab itu Tuhan, Tuhan-Mu telah mengurapi
Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu."
(Ibr 1:9)
“Aku mengatakan hal ini
secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan
anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan (anomian) yang membawa kamu kepada kedurhakaan,
demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba
kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan” (Rm 6:19)
“Dan karena makin
bertambahnya kedurhakaan (anomian),
maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin” (Mat 24:12)
“Anak Manusia akan menyuruh
malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang
menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan
(anomian) dari dalam Kerajaan-Nya” (Mat 13:41)
Dari pengkajian atas kata ANOMOS,
maka istilah ini dapat diterjemahkan dengan “mengabaikan Torah”, “mengabaikan
Ajaran”, “mengabaikan Syariat” atau “hidup tanpa syariat”.
|
Mengapa Torah? Karena Torah adalah
kehendak Tuhan. Torah diberikan oleh Tuhan Yahweh sebagai panduan untuk
mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia. Yesus bersabda demikian, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang
untuk meniadakan Torah atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik
pun tidak akan ditiadakan dari Torah, sebelum semuanya terjadi. Karena itu
siapa yang meniadakan salah satu perintah Torah sekalipun yang paling kecil,
dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang
paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan
mengajarkan segala perintah-perintah Torah, ia akan menduduki tempat yang
tinggi di dalam Kerajaan Sorga” (Mat 5:17-19).
Mengapa Torah? Karena Torah
membedakan mana yang tahor (bersih) dan mana yang tame (kotor). Yekhezkiel
22:26 mengatakan, “Imam-imamnya
memperkosa Torah-Ku dan menajiskan hal-hal yang kudus bagi-Ku, mereka tidak
membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan
perbedaan yang najis dengan yang tahir, mereka menutup mata terhadap hari-hari
Sabat-Ku. Demikianlah Aku dinajiskan di tengah-tengah mereka”.
Rasul Paul
mengatakan, “Kita tahu bahwa Torah itu baik kalau tepat digunakan, yakni dengan keinsafan bahwa Torah itu
bukanlah bagi orang yang benar, melainkan bagi orang durhaka dan orang lalim,
bagi orang fasik dan orang berdosa, bagi orang duniawi dan yang tak beragama,
bagi pembunuh bapa dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya, bagi orang
cabul dan pemburit, bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan
seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat yang berdasarkan Injil dari (Tuhan) yang mulia dan maha bahagia, seperti
yang telah dipercayakan kepadaku” (1 Tim 1:8-10).
Mengapa Torah?
Karena Torah adalah pedoman setelah kita menerima keselamatan di dalam Yesus
Sang Mesias sebagaimana dikatakan, “Ketika kami tiba di Yerusalem, semua saudara
menyambut kami dengan suka hati. Pada keesokan harinya pergilah Paulus
bersama-sama dengan kami mengunjungi Yakobus; semua penatua telah hadir di
situ. Paulus memberi salam kepada mereka, lalu menceriterakan dengan terperinci
apa yang dilakukan Tuhan di antara bangsa-bangsa lain oleh pelayanannya. Mendengar
itu mereka memuliakan Tuhan. Lalu mereka berkata kepada Paulus: "Saudara,
lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin
memelihara Torah”(Kis 21:17-20).
Mengapa Torah?
Karena Torah membuat kita pandai dan bijaksana sebagaimana dikatakan, “Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku
merenungkannya sepanjang hari. Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari
pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. Aku lebih berakal budi
dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan. Aku
lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu”
(Mzm 119:97-100)
Marilah
kita menjauhkan diri kita dari sikap-sikap A-Nomos yaitu hidup yang melawan
Torah, mengabaikan Torah, tanpa Torah, melanggar hukum, fasik, durhaka, tidak
memiliki syariat. Sebaliknya jadilah orang yang hidup dalam aturan, syariat,
Torah karena itulah tanda orang yang mengenal Tuhan Yahweh dan melakukan
kehendaknya.
No comments:
Post a Comment