Mari
kita perhatikan dengan seksama terjemahan Lembaga
Alkitab Indonesia untuk Lukas 20:41-42 sbb: “Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Bagaimana orang dapat
mengatakan, bahwa Mesias adalah Anak Daud? Sebab Daud sendiri berkata dalam
kitab Mazmur: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah
kanan-Ku”. Jadi tidak ada istilah “Tuhan
Allah telah berfirman kepada Tuhanku”. Istilah Ketuhanan yang kacau balau
dan mengesankan Tuhan memiliki Tuhan.
Lukas 20:41-42 sebenarnya merujuk pada
Mazmur 110:1 yang diterjemahkan oleh LAI sbb: “Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di
sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu"
Saya akan menyoroti frasa “TUHAN telah
berfirman pada Tuhanku” dalam teks Ibrani berbunyi “Neum YHWH ladoni” yang seharusnya diterjemahkan: “Firman Yahweh kepada Tuanku”
sebagaimana diterjemahkan oleh New
Jerusalem Bible sbb: “Yahweh declared
to my Lord” atau diterjemahkan oleh American
Standard Version: “Jehovah saith unto
my Lord”. Karena TaNaKh diterjemahkan dalam bahasa Yunani yaitu Septuaginta
dan Septuaginta meneruskan tradisi lisan menjadi tradisi tulis, dimana nama
YHWH disapa Adonai, maka dalam terjemahan Septuaginta berbunyi demikian, “eipen ho Kurios to Kurioi”.
Sepanjang
Kitab Perjanjian Baru, Yesus disapa Adon
(Ibr), Maran (Arm), Kurios (Yun). Maka pernyataan dalam
Lukas 20:41-42 harus diletakkan dalam konteks Mazmur 110:1 yang hendak
memberikan penjelasan perihal sifat keilahian Mesias dalam pra adanya sebagai
Sang Firman. Ketika Yesus mengutip Mazmur 110:1 beliau hendak mengatakan bahwa
meskipun secara antropologis beliau berasal dari keturunan Daud namun secara
ontologis beliau mengatasi Daud karena Daud menuliskan sebuah nubuatan yang
mengatakan, “Yahweh berfirman kepada
Tuanku”.
Sebutan “Tuanku” adalah untuk Mesias yang akan datang. Sekalipun saya menerjemahkan kata “Kurios” bagi Yesus
dengan “Tuan” bukan berarti saya menyangkal sifat keilahian beliau sebagai Sang
Firman yang telah menjadi manusia (Yoh 1:14). Namun terjemahan “Tuan”adalah
terjemahan yang wajar dan sesuai dengan kandungan dalam kata Ibrani “Adon” dan
kata Yunani “Kurios” serta kata Inggris “Lord”. Beragama bukan hanya menekankan
aspek emosional melainkan rasional karena beragama pun harus didasarkan pada
pemahaman yang rasional.
No comments:
Post a Comment