Perintah Merayakan
Hari
Raya Pondok Daun atau dalam bahasa Ibraninya Sukkot, adalah hari raya ketujuh dan puncak dari Tujuh Hari Raya
yang ditetapkan YHWH di Sinai untuk dilaksanakan oleh Bangsa Israel. Tujuan
pelaksanaan hari-hari raya tersebut adalah untuk memperingati perbuatan Tuhan
YHWH terhadap umat Israel di mulai dari membebaskan mereka dari perbudakan di
Mesir hingga melewati Laut Teberau yang terbelah hingga memasuki padang gurun
sebelum memasuki Tanah Perjanjian.
Perayaan
Pondok Daun diperintahkan sbb, “Akan tetapi pada hari yang kelima belas bulan yang
ketujuh itu pada waktu mengumpulkan hasil tanahmu, kamu harus mengadakan
perayaan bagi YHWH tujuh hari lamanya; pada hari yang pertama haruslah
ada perhentian penuh dan juga pada hari yang kedelapan harus ada perhentian
penuh. Pada hari yang pertama kamu harus mengambil buah-buah
dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon korma, ranting-ranting
dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus
bersukaria di hadapan YHWH, Tuhanmu, tujuh hari lamanya. Kamu harus merayakannya sebagai perayaan bagi YHWH tujuh hari lamanya dalam setahun; itulah suatu
ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. Dalam bulan yang ketujuh
kamu harus merayakannya. Di dalam pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh
hari lamanya, setiap orang asli di Israel haruslah tinggal di dalam
pondok-pondok daun, supaya diketahui oleh keturunanmu, bahwa Aku telah
menyuruh orang Israel tinggal di dalam pondok-pondok selama Aku menuntun mereka
sesudah keluar dari tanah Mesir, Akulah YHWH, Tuhanmu." Demikianlah Musa menyampaikan kepada orang Israel
firman tentang hari-hari raya yang ditetapkan YHWH”
(Im 23:39-44).
Bagaimana Orang
Yahudi dan Agama Yudaisme Merayakan?
Barney Kasdan dalam bukunya berjudul God’s
Appointed Times: A Practical Guide for Understanding and Celebrating the Biblical
Holidays memberikan beberapa
penjelasan mengenai Sukkot sehingga membantu bagi kita untuk menghayati makna
yang terkandung di dalamnya. Nama lain yang diberikan untuk Perayaan Sukkot
adalah Zman Shimkhatenu (Waktu
Sukacita). Mengapa? Secara historis, Sukkot bagi orang Yahudi menunjuk dua hal
yaitu pesta panen buah-buahan sebagaimana digambarkan dalam Imamat 23 dan yang
kedua sebagai tanda peringatan bahwa YHWH berkemah bersama leluhur Yisrael di
padang gurun selama empat puluh tahun. YHWH hadir di Kemah Suci (Mishkan) dan
suku-suku Yisrael tinggal dalam kemah-kemah.
Rumah
tangga-rumah tangga Yahudi tradisional biasanya merayakan Sukkot dengan
membangun pondok kayu di depan rumah mereka. Kegiatan ini menjadi suatu
kegiatan yang menarik bagi masing-masing keluarga khususnya anak-anak. Mereka
bisa berpartisipasi dengan menghias pondok-pondok kayu tersebut dengan gambar,
ayat-ayat firman, dll. Pondok kayu yang dibuatpun semi permanen dengan atap
yang terbuat dari daun-daun atau ranting-ranting kering. Tradisi ini didasarkan pada
bunyi perintah, besukot teshbu shiv’at
yamim (Di dalam pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh
hari lamanya - Im
23:40)
Pada
permulaan Sukkot yang jatuh pada Tgl 15 Tishri (dimulai Tgl 14 Tishri pukul
18.00) maka masing-masing keluarga akan membuka dengan makan bersama di rumah.
Ada penyalaan lilin hari raya. Ada makan roti dan anggur. Ada pengucapan Kiddush yaitu birkat untuk anggur dan
roti dan diiringi nyanyian hari raya.
Pada hari ketujuh dalam tradisi kuno Yisrael dinamakan Shimkha Bet ha Shoevah (Sukacita Rumah
Pencurahan Air) atau Hoshana Rabbah.
Talmud memberikan kesaksian mengenai perayaan Sukkot di zaman Bait Suci yang
kedua, yaitu Abad I Ms dimana imam sejak hari pertama akan mengambil air dari
kolam Shiloam ke dalam kendi khusus dan membawanya ke dalam Bait Suci. Pada
hari yang ketujuh Imam akan mencurahkan air yang diambil dari kolam Shiloam dan
umat Yisrael akan bersorak-sorai dan menyanyikan Mazmur 113-118. Makna
pencurahan air ini merupakan harapan akan adanya hujan di tahun yang akan
datang dan sekaligus harapan prophetik akan adanya penebusan oleh Mesias di
masa yang akan datang dan Tuhan berkemah diantara bangsa Yisrael. Dalam
perayaan tersebut akan dibacakan Yesaya 12:3 sbb, “Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan”.
Kata “keselamatan” dalam ayat tersebut dalam bahasa Ibraninya ha yeshuah. Maka pencurahan air tersebut
bermakna pencurahan keselamatan.
Yesus Merayakan Sukot
Menariknya, Yesus Sang Mesiaspun merayakan Sukot dan menghubungkan peristiwa pencurahan air di Bait Suci kepada
diri-Nya, saat Dia berkata dalam Yohanes 7:37-39 sbb: “Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus
berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan
minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci:
Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang
dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya
kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan”. Ritual Shimkha Bet ha Shoevah (Sukacita Rumah
Pencurahan Air) menunjuk pada Mesias dan Yesus berkata kepada yang hadir bahwa
diri-Nya adalah Mesias dengan menghubungkan ritual tersebut kepada diri-Nya.
Pada hari yang ke delapan akan dilaksanakan pertemuan kudus sebagaimana
diperintahkan dalam Imamat 23:36, “Tujuh
hari lamanya kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada YHWH, dan pada
hari yang kedelapan kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan
korban api-apian kepada YHWH. Itulah hari raya perkumpulan, janganlah kamu
melakukan sesuatu pekerjaan berat”. Pertemuan pada hari kedelapan ini
dinamakan Shemini Atseret. Kata
shemona artinya “delapan”. Pada hari kedelapan lazim diadakan upacara Brit Millah atau “sunat”. Menariknya,
Mesias pun melaksanakan ritual tersebut saat dia berusia delapan hari
sebagaimana dikatakan dalam Lukas 2:21 sbb, “Dan
ketika genap delapan hari dan Dia harus disunatkan, Dia diberi nama Yesus yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Dia dikandung ibu-Nya”. Demikianlah Rasul Paul memberikan makna teologis peristiwa ini dalam
Roma 15:8 sbb, “Yang aku maksudkan ialah,
bahwa oleh karena kebenaran Tuhan, Mesias telah menjadi pelayan orang-orang
bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang
kita,…”.
Arba Minim Sebagai Simbolisasi Sukot
Pada hari kedelapan ini, dirayakan dengan baik di rumah maupun sinagog
dengan meriah. Ditandai dengan pengucapan birkat atas unsur-unsur panen yang
meliputi Lulav (ranting palem), Etrog (citrun), Hadas (semak berbunga putih), Arava
(semacam pohon-pohonan).
Unsur-unsur tadi akan digerakkan ke masing-masing penjuru mata angin sebagai simbol kemahahadiran Tuhan di seluruh dunia dan lambang sukacita panen. “Keempat Jenis” unsur-unsur tanaman tadi diperluas maknanya oleh para rabbi sbb: Etrog yang memiliki rasa manis dan beraroma harum melambangkan orang yang memiliki pengetahuan akan Torah dan memiliki perbuatan baik. Lulav yang merupakan bagian dari pohon palem, memili rasa manis namun tidak beraroma wangi. Ini melambangkan orang yang memiliki pengetahuan Torah namun tidak memiliki perbuatan baik. Sementara Hadas tidak memiliki rasa manis namun beraroma wangi. Ini tipe orang yang yang memiliki perbuatan baik namun tanpa pengetahuan Torah. Akhirnya, Arava, tidak bercita rasa manis dan tidak beraroma wangi. Tipe orang yang tidak memiliki pengetahuan maupun perbuatan. Pada hari yang kesembilan, sebagai tambahan ada Simkhat Torah yaitu perayaan sukacita diberikannya Torah di Sinai. Pada hari ini dirayakan dengan menari di Sinagoga saat gulungan Torah dikeluarkan untuk dibacakan.
Unsur-unsur tadi akan digerakkan ke masing-masing penjuru mata angin sebagai simbol kemahahadiran Tuhan di seluruh dunia dan lambang sukacita panen. “Keempat Jenis” unsur-unsur tanaman tadi diperluas maknanya oleh para rabbi sbb: Etrog yang memiliki rasa manis dan beraroma harum melambangkan orang yang memiliki pengetahuan akan Torah dan memiliki perbuatan baik. Lulav yang merupakan bagian dari pohon palem, memili rasa manis namun tidak beraroma wangi. Ini melambangkan orang yang memiliki pengetahuan Torah namun tidak memiliki perbuatan baik. Sementara Hadas tidak memiliki rasa manis namun beraroma wangi. Ini tipe orang yang yang memiliki perbuatan baik namun tanpa pengetahuan Torah. Akhirnya, Arava, tidak bercita rasa manis dan tidak beraroma wangi. Tipe orang yang tidak memiliki pengetahuan maupun perbuatan. Pada hari yang kesembilan, sebagai tambahan ada Simkhat Torah yaitu perayaan sukacita diberikannya Torah di Sinai. Pada hari ini dirayakan dengan menari di Sinagoga saat gulungan Torah dikeluarkan untuk dibacakan.
Haruskah Kekristenan Merayakan Sukot?
Apakah hubungan Hari Raya Sukkot dengan Kekristenan? Layakkah kita
merayakan Sukot? Jawabannya tentu saja, “Ya” dengan alasan sbb: Pertama,
Ketujuh Hari Raya menggambarkan peristiwa yang akan dialami oleh Yesus Sang
Mesias. Itulah sebabnya Rasul Paul menyebutnya sebagai “bayang-bayang yang
merujuk wujudnya pada Yesus” (Kol 2:16).
Merayakan Tujuh Hari YHWH bukan hanya merayakan peristiwa historis
untuk memperingati tindakan YHWH terhadap umat Israel kuno yang tergambar dalam
perayaan-perayaan tersebut (Im 23:1-44) namun sekaligus merayakan peristiwa
Kristologis dan Soteriologis yang dikerjakan oleh Yesus Sang Mesias yang
terdesain/terpola dalam perayaan-perayaan tersebut.
Tidak mengherankan apabila rasul-rasul Yesus menghubungkan seluruh
peristiwa Kristologis dan Soteriologis tersebut dengan tipologis dalam Tujuh
Hari Raya sehingga muncul ayat-ayat sbb:
“Lalu Ia mengambil
roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka,
kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini
menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan
sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh
darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu” (Luk 22:19-20)
“Buanglah ragi yang
lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi.
Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Mesias” (2 Kor 5:17)
“Tetapi yang benar
ialah, bahwa Mesias telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang
sulung dari orang-orang yang telah meninggal” (1 Kor 15:20)
“Sebab pada waktu
tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Tuhan
berbunyi, maka Junjungan Agung sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang
mati dalam Mesias akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang
masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong
Junjungan Agung di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama
dengan Junjungan Agung. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan
perkataan-perkataan ini” (1 Tes 4:16-18)
"Dan Ia adalah
pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga
untuk dosa seluruh dunia" (1 Yoh 2:2)
Beberapa tafsir yang berkembang di kalangan Messianic Jewish (gerakan keagamaan modern di antara penganut
Yudaisme dan Yahudi yang menerima Yesus sebagai Mesias namun mereka tidak
mengidentifikasikan diri mereka sebagai Kristen), perayaan Sukkot pun dihubungkan dengan kelahiran Sang Juruslamat.
Dalam Yohanes 1 ayat 14 dikatakan, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam
di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran”. Sepintas ayat ini hanya memberikan informasi kepada kita
mengenai hakikat Mesias sebagai Sang Firman YHWH yang menjadi manusia. Dan ayat
ini menjadi kredo dasar atau pengakuan akan Keilahian Mesias sebagai Sang
Firman YHWH. Namun mari kita perhatikan satu kata dalam ayat 14 yaitu kata yang
diterjemahkan dengan “diam”. Kata Yunani eskenosen
dari kata kerja skenoo yang artinya “membentangkan
kemah”. Kata ini diterjemahkan dalam Hebrew New Testament, yaitu
terjemahan dalam bahasa Ibrani modern untuk komunitas Yahudi, dengan kata yishkon dari kata shakan yang artinya “kemah”. Kata “Pondok Daun” dalam Imamat 23:42
dalam bahasa Ibrani disebut dengan sukkot
dan oleh Septuaginta, terjemahan TaNaKh dalam bahasa Yunani pada Abad III sM,
diterjemahkan dengan skenais dari kata skenoo.
Berdasarkan kajian kata dan bahasa di atas, maka Yohanes 1:14 dapat
dibaca, “Firman itu telah menjadi
manusia, dan berkemah di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh
kasih karunia dan kebenaran”. Apa arti penting kata “berkemah” pada ayat
14? Pertama,
Yohanes hendak memberikan pesan tersembunyi bahwa Yesus Sang Mesias lahir pada
saat orang Yahudi merayakan sukkot atau eorte
skenon. Data ini diperkuat bahwa pada hari kedelapan, Yesus di sunat di
Bait Suci. Tradisi penyunatan tidak harus jatuh pada saat Shemini Atseret (hari kedelapan Sukkot) namun Lukas 2:21 pasti
terkait :, jika memang benar terbukti bahwa Mesias lahir pada saat orang Yahudi
merayakan Sukkot. Hal ini senada dengan kesaksian dalam Lukas 2:11, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat,
yaitu Mesias, Junjungan Agung, di kota Daud”. Kapan persisnya yang dimaksud hari ini? Apakah pernyataan ini hanya
merupakan pernyataan konotatif atau justru bersifat historis? Peristiwa yang
benar-benar pernah terjadi? Perkataan hari ini bukan ungkapan konotatif
melainkaan bersifat historis. Kata “hari ini” menunjuk pada konteks ruang dan
waktu bahwa Mesias sebagai tanda keselamatan bagi dunia telah lahir, yaitu pada
bulan Tishri saat orang-orang Yahudi merayakan Sukkot.
Kedua, bahwa Sang Firman menjadi manusia dan
berkemah di antara manusia memberikan makna teologis yang mendalam bahwa YHWH
telah melawat manusia, berdiam diantara manusia, menyatakan kemuliaan-Nya
ditengah-tengah manusia. Dan Mesias akan menyatakan diri-Nya kembali dan
berkemah di bumi untuk mengadili bangsa-bangsa sebagaimana dikatakan dalam
Wahyu 21:1-3 sbb, “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit
yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari
Tuhan, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah,
kemah Tuhan ada di tengah-tengah manusia dan Dia akan diam bersama-sama dengan
mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Tuhan mereka”.
Kedua, Yesus merayakan
Tujuh Hari Raya termasuk Sukkot, sebagaimana dikatakan “Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak
perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia
datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang
dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air
hidup." (Yoh 7:37-39).
Akurasi Perayaan atau Makna Perayaan?
Haruskah kita merayakan Pondok Daun
sebagaimana orang-orang Yahudi penganut Yudaisme melaksanakannya? Sebagai orang
Kristiani yang merayakan peristiwa Mesianis dalam hari-hari raya termasuk
Perayaan Pondok Daun, kita tidak terlalu terikat dengan adat istiadat Yahudi
dalam menyemarakkan Hari Raya Sukot. Landasan kita adalah apa yang dikatakan Rasul
Paul, “Karena itu janganlah kamu biarkan
orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya,
bulan baru ataupun hari Sabat;” (Kol 2:15).
Tidak sebagaimana banyak kalangan
Kristen menafsirkannya, Kolose 2:16-17
bukanlah larangan agar orang Kristen melaksanakan perayaan yang
ditetapkan oleh YHWH di Sinai namun perihal larangan agar jemaat Mesias non
Yahudi jangan membiarkan diri mereka dihakimi oleh beberapa kelompok mazhab
Yahudi yang menekankan praktek legalistik dalam pelaksanaan Torah yang
dipaksakan terhadap jemaat non Yahudi.
DR. David Stern menjelaskan sbb: “Namun di sini nampaknya orang-orang non
Yahudi yang di yahudisasi, seperti di Korintus yang meletakkan pada diri mereka
dalam ketaatan kepada pelaksanaan Torah yang legalistik (1 Kor 9:20) harus
membebaskan diri dari aturan-aturan dangkal (Shaul memberikan contoh pada ayat
21) mengenai kapan dan bagaimana makan dan minum agar menjadikan... tawanan”
(Jewish
New Testament Commentary, 1992:610). Pernyataan Rasul Paul memberikan
pemahaman bahwa perayaan yang ditetapkan YHWH di Sinai merupakan bayangan yang
wujud nyatanya adalah Mesias. Barney Kasdan memberikan penjelasan mengenai
relevansi Tujuh Hari Raya bagi kehidupan iman pengikut Mesias sbb: “Hari Raya YHWH atau Hari Raya Biblikal
mengajar kita mengenai sifat Tuhan dan rencana-Nya bagi umat
manusia...singkatnya semua Hari Raya YHWH telah diberikan bagi Israel dan orang
beriman yang ditempelkan untuk belajar dalam cara yang sederhanan mengenai
Tuhan dan rencananya bagi dunia” (God’s Appointed Times: A Practical Guide for
Understanding and Celebrating the Biblical Holidays, 1993: vi).
Sejumlah pernak-pernik khas Yahudi dalam
merayakkan Sukot yang masih bisa diadaptasi dalam ibadah Kristiani adalah
membuat gubuk dari kayu dengan atap pepohonan palem, menghias rumah ibadah
dengan daun-daun palem, menghias gunuk dengan sejumlah buah-buahan sebagaimana
karakteristik Sukot yang merupakan pesta panen buah-buahan.
Berbicara perihal Arba Minim (empat jenis) sebagaimana diatur dalam Imamat 23:40, “Pada hari yang pertama kamu harus mengambil
buah-buah dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon korma,
ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan
kamu harus bersukaria di hadapan YHWH Tuhanmu, tujuh hari lamanya”, penganut
Yahudi Orthodox yang melandaskan pada ajaran rabinik, biasanya mengikat bersama
tiga jenis cabang dan satu jenis buah dan melambai-lambaikannya ke empat
penjuru mata angin pada hari kedelapan pada perayaan Sukkot.
Buah yang dimaksudkan adalah Etrog? Jika kita membaca informasi dari
Wikipedia, Etrog dijelaskan sbb, “The citron (Citrus medica) is a large
fragrant citrus fruit with a thick rind” (Citron (Citrus medica) adalah buah jeruk
wangi besar dengan kulit tebal – Citron,
Wikipedia.org). Dalam salah satu artikel lain dikatakan bahwa etrog adalah
masih keluarga jeruk sebagaimana dikatakan, “Lemons and citrons are just a few of the fruits that belong to the
citrus family (Lemon dan Citron hanyalah beberapa buah yang dimiliki oleh
keluarga jeruk - Differences Between Lemon and Citron, www.differencebetween.net).
Jika kita tidak bisa mendapatkan etrog maka dapat diganti dengan lemon karena
bentuk dan warnanya yang mirip dan masih satu keluarga jeruk. Tidak perlu
begitu kaku harus menggunakan etrog sementara tidak mudah mendapatkannya. Yang
penting adalah tujuan dan makna perayaan tersebut telah sampai dan terwakili
melalui simbol-simbol yang dipergunakan.
Perlu dikatehui bahwa Lulav dan Etrog hanyalah interpretasi Rabinik belaka sebagaimana dikatakan
Mittch dan Zhava Glaser, “The actual term
lulav and etrog are not found in the Bible but rather began to be used in the
time of the Rtalmudic rabbis. The word lulav, which originally meant ‘a sprout’
come to refer to the willow, myrtle and palm branches that are bound together and
waved in rejoicing during the festival of Sukkot. Etrog, an Aramaic word
meaning ‘that which shines’ speaks of a citrus fruit, the citron, which is
carried along with lulav” (Istilah lulav dan etrog yang sebenarnya tidak
ditemukan dalam Alkitab tetapi mulai digunakan pada zaman para rabi talmud.
Kata lulav, yang aslinya berarti ‘a sprout’ datang untuk merujuk pada cabang
pohon willow, myrtle dan palm yang terikat bersama dan melambaikan sukacita
selama festival Sukkot. Etrog, kata
bahasa Aram yang berarti 'apa yang bersinar' berbicara tentang buah jeruk,
sitrun, yang dibawa bersama dengan lulav – The Fall Feast of Israel, 1987:191).
Philiph Goddman dalam bukunya The
Sukkot and Simhat Torah Anthology menjelaskan bahwa beberapa rabi
menafsirkan dengan metode gematria
(penjumlahan angka dibalik huruf Ibrani) dan menemukan bahwa frasa Ibrani, “pri ets hadar kapot temarim” (buah-buah
dari pohon-pohon yang elok) sama dengan nilai kata Ibrani etrogim (1973:158).
Perihal kata Hadar, Mittch dan Zhava
Glaser kembali menjelaskan, “However, the
word hadar used in the passage and translated ‘beautiful’ or ‘goodly’, is
associated with the idea of beauty, adornment or splendor. Some Jewish commentators
believe the root of the word to be ‘dur’ meaning that which remains on the tree
from year to year (Sukkah 35a). It can then be taken to mean any kind of citrus
fruit: lemon, lime, orange and so on” (Namun, kata hadar yang digunakan dalam ayat dan diterjemahkan 'indah' atau
'bagus', dikaitkan dengan gagasan kecantikan, perhiasan atau kemegahan.
Beberapa komentator Yahudi percaya bahwa akar kata itu adalah ‘dur’ yang
berarti apa yang tersisa di pohon dari tahun ke tahun (Sukkah 35a). Kemudian
bisa diartikan jenis jeruk apa saja: jeruk nipis, jeruk nipis, jeruk dan
sebagainya - The Fall Feast of Israel, 1987:191-192).
Dari kutipan di atas, maka keharusan
secara detail menggunakan simbol-simbol yang mewakili lulav dan etrog ataupun
hadar, tidak memiliki dalil yang kuat. Justru kita bisa mencari bentuk-bentuk
yang mewakili. Jika tidak ada palem gunakan pakis. Jika tidak ada citrun
gunakan lemon dst.
Dalam banyak kesempatan, saya
memperkenalkan model akulturasi dengan kebudayaan setempat sehingga setiap
jatuh Sukot jemaat-jemaat yang bergabung dalam ibadah diwajibkan membawa buah
apapun atau apa saja dan mengumpulkannya dalam satu meja dengan ditata rapih
dan dinamai Grebeg Sukot dimana
setelah ibadah selesai maka buah-buahan yang sudah dikumpulkan dan ditata
didoakan dan dapat diambil untuk dimakan atau di bawa pulang.
Merayakan Sukot sebagai puncak hari raya
yang dimulai dari Pesakh, kita bukan hanya merayakkan apa yang telah Tuhan YHWH
Sang Bapa Surgawi lakukan bagi umat yang dipilihnya yaitu Israel dengan
mengeluarkan dari Tanah Perbudakkan di Mesir hingga tiba di padang gurun hingga
memasuki Tanah Perjanjian, melainkan kita merayakan peristiwa
Mesianis/Kristologis berkemah-Nya Sang Firman dalam wujud manusia Yesus Sang
Mesias (Yoh 1:14) dan berkemah-Nya kemuliaan Tuhan dalam langit yang baru dan
bumi yang baru kelak (Why 21:1-3).
Lebih dari itu, kita sedang menggenapkan
rencana Tuhan di zaman akhir dalam nubuatan yang disampaikan Nabi Zakharia sbb,
“Maka semua orang yang tinggal dari
segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem, akan datang tahun demi tahun
untuk sujud menyembah kepada Raja, YHWH semesta alam, dan untuk merayakan hari
raya Pondok Daun. Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke
Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, YHWH semesta alam, maka kepada
mereka tidak akan turun hujan. Dan jika kaum Mesir tidak datang dan tidak masuk
menghadap, maka kepada mereka akan turun tulah yang ditimpakan YHWH kepada
bangsa-bangsa yang tidak datang untuk merayakan hari raya Pondok Daun. Itulah
hukuman dosa Mesir dan hukuman dosa segala bangsa yang tidak datang untuk
merayakan hari raya Pondok Daun” (Zakh 14:16-19).
Khag
Sukkot Sameakh 5779
Sugeng Riyoyo Pondok Daun 2018
Selamat Merayakan Pondok Daun 2018
“Charis
humin kai eirenen apo Theou Patros hemoon kai Kuriou Iesou Christou ( Philipois 1:2 - Westcot
and Hort Greek New Testament)
“Khesed
weshalom lakem me’et ha Elohim Avinu we ha Adon Yeshua ha Mashiakh”(ha Philipim 1:2 – Hebrew
TaNaKh and Brit Chadasha with Nikud)
“Kasih
karunia dan damai sejahtera dari Tuhan, Bapa kita, dan dari Tuan/Junjungan
Agung Yesus Sang Mesias menyertai kamu” (Filipi 1:2)
No comments:
Post a Comment