Pernah mendengar istilah Dementor? Ya, bagi mereka penggemar film-film Harry Potter (yang
diangkat dari novel-novel J.K. Rowling) tentu tidak asing dengan nama sosok
yang ditakuti ini.
Dementor merupakan sejenis makhluk yang digambarkan setinggi manusia dewasa, tanpa mata, bertampang mengerikan, berkerudung, dan yang terlihat hanya tangannya yang hijau menyeramkan. Mereka ditugaskan untuk menjaga Penjara Azkaban.
Dementor merupakan sejenis makhluk yang digambarkan setinggi manusia dewasa, tanpa mata, bertampang mengerikan, berkerudung, dan yang terlihat hanya tangannya yang hijau menyeramkan. Mereka ditugaskan untuk menjaga Penjara Azkaban.
Dementor kemudian
dibebaskan dan ditempatkan di tempat-tempat tertentu di Hogwarts untuk
menangkap Sirius Black yang telah
melarikan diri dari penjara. Dementor menghisap segala kenangan kegembiraan dan
kebahagiaan seseorang hingga tinggal segala kesedihan dan ketakutan yang
tinggal di kepala. Hal inilah yang sering membuatkan tawanan Azkaban gila dan
membunuh diri atau mogok makan hingga mati kelaparan.
Dalam novel Harry Potter and Orde Phoenix mereka
memberontak dan memihak Lord Voldemort
dalam petualangannya untuk menguasai dunia sihir dan meneror rakyat sihir
dengan menghisap kebahagiaan mereka serta menghisap cahaya yang ada dan membuat
kabut yang sangat tebal.
Kecupan Dementor (Dementor
Kiss) adalah istilah yang digunakan bagi merujuk perlakuan dementor
menghisap jiwa seseorang sehingga jasad itu kosong seperti tempurung atau lebih
parah daripada mati. Korbannya tetap hidup, tetapi tidak memiliki pikiran dan
orientasi hidup lagi. Salah satu korbannya adalah Barty Crouch Jr. pada akhir
Harry Potter dan Piala Api.
Setiap
manusia memiliki sifat-sifat ketakutan, kekuatiran, kegelisahan disamping
keberanian serta kepercayaan diri. Namun saat kita membiarkan rasa kuatir,
gelisah dan takut menguasai kesadaran dan melumpuhkan keberanian serta kepercayaan
diri, kita seolah-olah membiarkan rasa takut dan kuatir menjadi Dementor yang mengambil alih keseluruhan
kesadaran diri kita.
Pemazmur mengatakan, “Waktu
aku takut, aku ini percaya kepada-Mu” (Mzm 56:3). Dalam teks Ibraninya
berbunyi, “Yom ira, ani eleka evtakh”
(Pada hari aku takut, aku percaya kepada-Mu). Inilah yang membedakkan antara
orang beriman dengan tidak beriman.
Tuhan, bukan hanya sebuah pengetahuan
melainkan bagian dari keyakinan yang menghidupi dan mengusir segala bentuk
ketakutan dan kegelapan sebagaimana dikatakan, “kepada Tuhan aku percaya, aku tidak takut” (be Elohim batakhti, lo ira
– Mzm 56:4).
Adakah Anda selalu terkoneksi dengan Tuhan, layaknya lampu pijar di rumah kita memberikan cahaya karena terkoneksi dengan arus listrik? Jika Anda terkoneksi dengan-Nya melalui ibadah harian, permenungan sabda Tuhan dan doa-doa yang bersifat personal, maka kekuatan yang tidak pernah habis akan senantiasa memenuhi kehidupan kita.
Jika Tuhan lebih besar dari diri kita dan ketakutan kita, tiada lain kita harus terkoneksi dengan-Nya, memiliki relasi yang personal sebagaimana Tuhan kita panggil dengan sebutan YHWH Sang Bapa Surgawi dan kita menghampiri-Nya melalui Putra-Nya Yang Tunggal, Yesus Sang Mesias
No comments:
Post a Comment