Berikut sebuah penggalan
percakapan di meja makan antara Huang Peiyu (penguasa Shanghai generasi kedua)
kepada istrinya, Xiao Yuegei yang mempertanyakan tindakkan pembunuhan yang
dilakukan suaminya, dalam film layar lebar Lord
of Shanghai. “Kamu pikir apa mungkin menjadi berhasil di Shanghai tanpa tangan
berlumuran darah? Itu angan-angan khayalan belaka!”, teriak Huang Peiyu.
Sang istri bergumam di hati, “Haruskah
ini menjadi satu-satunya cara untuk menyelesaikan perbedaan? Membunuh tanpa belas
kasihan. Saling membunuh dan dibunuh. Apakah ini satu-satunya cara untuk
mendapatkan kekuatan?”.
Penggalan dialog di atas mengungkapkan betapa dibalik kesuksesan seseorang ternyata dibangun di atas kekerasan, kejahatan, persaingan tidak sehat, menghalalkan segala cara untuk meraih kesuksesan material dan kekuasaan ekonomi.
Penggalan dialog di atas mengungkapkan betapa dibalik kesuksesan seseorang ternyata dibangun di atas kekerasan, kejahatan, persaingan tidak sehat, menghalalkan segala cara untuk meraih kesuksesan material dan kekuasaan ekonomi.
Pertanyaan Huang Peiyu mewakili mereka yang
berfikir dan bertindak pragmatis bahwa tidak ada nilai-nilai moral yang ideal
untuk memandu sebuah pendakian keberhasilan. Mereka yang kuat dan mampu
beradaptasi dengan lingkungan yang keraslah yang berhasil dan memperoleh
kekuasaan ekonomi. Sementara gumam Xiao Yuegei mewakili mereka yang masih
melihat sebuah jalan keluar untuk dapat berhenti dari lingkaran setan
kekerasan, persaingan yang tidak sehat bahkan pembunuhan agar dapat meraih
kejayaan dan kekuasaan.
Apakah Kitab Suci tidak memberikan petunjuk perihal
memperoleh rezeki dan pendapatan
material sehingga kita mengikuti aturan main yang jauh dari moralitas
dalam bisnis dan usaha keekonomian?
Kitab Amsal (Sefer Mishley) 10:2
berkata, “Harta benda yang diperoleh
dengan kefasikan tidak berguna, tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut”.
Yeremia 17:11 menegaskan perihal nasib mereka yang memperoleh rezeki dengan
tidak halal bahwa mereka akan kehilangan segalanya. Frasa, “menggaruk kekayaan secara tidak halal” dalam bahasa Ibrani, osye osyer welo bemishpat, lebih tepatnya diterjemahkan “yang mendapatkan kekayaan dengan tidak berdasarkan keadilan/hukum”. Hasil dari semua rezeki yang diperoleh dengan melanggar hukum – mencuri, membunuh, memeras, menyuap, memanipulasi, merampok, menipu, korupsi – adalah “kehilangan semuanya” (ya’azvenu) dan disebut sebagai "orang bebal” (naval).
Tuhan YHWH memerintahkan kita jujur dan adil serta bersih dalam menjalankan usaha, sehingga keluarlah firman Tuhan, “Neraca yang betul, batu timbangan yang betul, efa yang betul dan hin yang betul haruslah kamu pakai; Akulah YHWH, Tuhanmu yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir” (Im 19:36). Perhatikan frasa, “neraca yang betul” (moshney tsedeq), “batu timbangan yang betul” (avney tsedeq), “efa yang betul” (eyfat tsedeq), “hin yang betul” (hin tsedeq). Kata Ibrani tsedeq bisa bermakna “adil”, “benar”, “akurat”, “jujur”, “tepat”. Dari kata tsedeq kita menerima kata tsadiq atau orang yang jujur, orang yang benar, orang yang adil. Dari kata itu kita menerima kata tsedaqa atau perbuatan benar, perbuatan derma.
Tuhan YHWH memerintahkan kita jujur dan adil serta bersih dalam menjalankan usaha, sehingga keluarlah firman Tuhan, “Neraca yang betul, batu timbangan yang betul, efa yang betul dan hin yang betul haruslah kamu pakai; Akulah YHWH, Tuhanmu yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir” (Im 19:36). Perhatikan frasa, “neraca yang betul” (moshney tsedeq), “batu timbangan yang betul” (avney tsedeq), “efa yang betul” (eyfat tsedeq), “hin yang betul” (hin tsedeq). Kata Ibrani tsedeq bisa bermakna “adil”, “benar”, “akurat”, “jujur”, “tepat”. Dari kata tsedeq kita menerima kata tsadiq atau orang yang jujur, orang yang benar, orang yang adil. Dari kata itu kita menerima kata tsedaqa atau perbuatan benar, perbuatan derma.
Adil dan benar (tsedeq) adalah sifat Tuhan YHWH. Adil dan benar adalah tumpuan Tahta Tuhan sebagaimana dikatakan,”keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya”(tsedeq umishpat mekon kisso) – (Mzm 97:2). Oleh karena itu, berbisnislah dengan benar dan menjauhi tipu daya. Bersainglah dengan sehat dan berjiwa kesatria.
No comments:
Post a Comment