Thursday, February 24, 2022

MENINGGALKAN KASIH YANG MULA-MULA (Pelajaran Dari Jemaat di Efesus)


https://davidjeremiah.blog

Tujuh Jemaat di Asia Kecil merupakan tujuh gereja di Provinsi Romawi yaitu Asia (meliputi wilayah Asia Kecil, bukan seluruh benua Asia). Yohanes sedang berada di pulau Patmos dalam pembuangan atas perintah Kekaisaran Romawi karena mengajarkan iman Kristen.

Ketika di sana ia mendapatkan penglihatan di mana ia melihat dan mendengar Yesus Sang Mesias berbicara kepadanya dan memerintahkannya untuk menulis surat kepada tujuh jemaat tertentu. Ke tujuh jemaat itu adalah: Efesus (Wahyu 2:1-7), Smirna (Wahyu 2:8-11), Pergamus (Wahyu 2:12-17), Tiatira (Wahyu 2:18-29), Sardis (Wahyu 3:1-6), Filadelfia (Wahyu 3:7-13), Laodikia (Wahyu 3:14-22). Julukan pembuka “malaikat jemaat” menurut Origenes dianggap sebagai “malaikat pelindung” namun Ephipanius menganggapnya sebagai “penilik jemaat” atau “penatua”.

Kelebihan Jemaat Efesus: Bertekun dalam iman dan mampu menelanjangi perbuatan para nabi palsu yang meyelusup dan sabar menderita oleh karena nama Yesus (Why 2:2-3). Kelemahan Jemaat Efesus: Telah kehilangan kasih yang mula-mula (Why 2:4). Apakah yang disebut dengan την αγαπην σου την πρωτην Aαφηκες  (ten agapen sou ten protoon agapekes) atau “kasih yang mula-mula?” Kasih yang mula-mula adalah pengalaman pertama saat seseorang mengenal dan bertumbuh dalam kebenaran setelah menerima Yesus sebagai Mesias dan Anak Tuhan.

Sebuah pengalaman yang memberikan pengetahuan dan pengenalan serta intimasi dengan Tuhan yang mengubah cara pandang kita mengenai hidup, sesama manusia, masa depan, ibadah dll. Namun kasih yang mula-mula itu tidak bertahan lama karena mulai mengalami perubahan dan kemerosotan.

Himpitan ekonomi, tekanan lingkungan, berbagai peristiwa yang bertubi-tubi menimbulkan kedukaan dan kekecewaan, kehidupan yang bergelimang harta, semuanya itu dapat menyebabkan seseorang kehilangan kasih yang mula-mula. Kitapun dapat kehilangan kasih yang mula-mula, oleh karena itu, Rasul Paul mengingatkan, “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” (Rm 12:11-12).

Dengan menjaga jarak dari persoalan-persoalan yang bertubi-tubi datang dalam kehidupan kita dan menjaga jarak dari kehidupan materil yang bertubi-tubi mendatangi diri kita, maka kita terhindar dari kesedihan yang mendalam ataupun kebahagiaan yang melenakkan dan membunuh kasih kita yang mula-mula pada Tuhan.

Bacaan sebelumnya:

MIDRASHIM: KEUTAMAAN MEMBACA KITAB WAHYU (bet-midrash.blogspot.com)

 

1 comment: