Seiring dengan minat terhadap kajian-kajian perihal latar
belakang semitik yudaik untuk memahami sabda Yesus dalam Kitab Perjanjian
Baru, sejumlah orang kerap melibatkan tafsir gematria dalam melakukan tafsir terhadap teks Kitab Suci.
Layakkah
menggunakan tafsir gematria? Gematria adalah sistem numerologi dimana
setiap huruf Ibrani mewakili angka tertentu, misalkan alef 1, bet 2, kaf 10 dst. Sistem ini dikembangkan oleh
para praktisi Kabbalah (mistisisme Yahudi), berasal dari pengaruh Yunani dan
menjadi alat untuk menafsirkan teks-teks Kitab Suci. Satu kata memiliki nilai
numerik dengan menambahkan bersama nilai-nilai setiap huruf di dalamnya.
Dalam
ranah penafsiran Kitab Suci, para komentator mendasarkan argumen pada
kesepadanan numerologi kata-kata. Sekalipun gematria
digunakan secara berkala dalam Talmud dan Midrash, namun itu tidak menjadi
bagian penting bagi sastra rabinik.
Para rabi kadang-kadang menggunakan gematria untuk membantu mendukung
penafsiran Kitab Suci, tetapi tidak terlalu bergantung padanya. Mereka lebih
banyak menghabiskan waktunya dalam penggunaan penalaran dan argumentasi logis
untuk mendukung posisi mereka. Sebaliknya, gematria
sangat penting untuk Kabalah, tradisi mistik Yahudi. Nama-nama Tuhan dan
permutasi nama Tuhan (pengubahan urutan angka) dalam Kabalah memiliki
nilai-nilai numerik yang diyakini mengandung kekuatan ampuh.
Istilah gematria sendiri berasal dari geometria Yunani, dan konsepnya dapat
ditemukan dalam tulisan-tulisan filsuf Yunani Plato. Sefer Yetzirah, teks kabalistik paling awal, diyakini telah ditulis
pada abad ke-2 Ms, adalah teks kabbalistik pertama untuk menguraikan sistem gematria.
Teks ini berkaitan dengan
ciptaan Tuhan tentang alam semesta melalui kekuatan abjad Ibrani, dan dengan
permutasi dari nama Tuhan. Karena unsur spekulasi yang tinggi dibalik kalkulasi
bilangan dalam setiap huruf dan kata Ibrani dan cenderung terjatuh pada
ramalan, maka metode ini sebaiknya tidak menjadi yang utama.
Kata Ibrani drash (Am 5:4) bukan hanya “mencari”
melainkan “menyelidiki”. Kata ini menjadi pedoman utama bagi kita dalam
memahami Firman Tuhan dengan melakukan analisis teks dan konteks serta perbandingan
dengan teks-teks lainnya.
Yang tersembunyi biarlah menjadi milik-Nya sebagaimana dikatakan, הנסתרת ליהוה אלהינו - hanistarot la YHWH Eloheinu) sementara yang disingkapkan biarlah menjadi bagian kita untuk diselidiki dan dipahami sebagaimana dikatakan, והנגלת לנו ולבנינו - wehaniglot lanu ulevanenu). Demikianlah selengkapnya dikatakan, "Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi YHWH Tuhan kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini" (Ul 29:29).
Yang tersembunyi biarlah menjadi milik-Nya sebagaimana dikatakan, הנסתרת ליהוה אלהינו - hanistarot la YHWH Eloheinu) sementara yang disingkapkan biarlah menjadi bagian kita untuk diselidiki dan dipahami sebagaimana dikatakan, והנגלת לנו ולבנינו - wehaniglot lanu ulevanenu). Demikianlah selengkapnya dikatakan, "Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi YHWH Tuhan kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini" (Ul 29:29).
No comments:
Post a Comment