Burung rajawali adalah
burung yang menarik. Peneliti pernah mengamati bagaimana cara burung rajawali
membangun sarangnya. Akhirnya ditahui bahwa: Pada saat ia membuat sarang, maka
ia mencari tempat yang paling tinggi. Burung rajawali mencari tebing yang
tinggi, pohon yang paling tinggi hingga menara-menara yang tinggi.
Setelah mendapatkan tempat yang menurutnya cocok, burung rajawali pertama kali akan mengumpulkan ranting-ranting yang cukup tajam dan benda-benda apapun yang cukup tajam atau runcing yang tampaknya tidak cocok untuk sebuah sarang anak burung yang nyaman.
Setelah mendapatkan tempat yang menurutnya cocok, burung rajawali pertama kali akan mengumpulkan ranting-ranting yang cukup tajam dan benda-benda apapun yang cukup tajam atau runcing yang tampaknya tidak cocok untuk sebuah sarang anak burung yang nyaman.
Setelah sarang burung yang
tajam itu sudah jadi cukup kokoh untuk ditinggali, maka burung rajawali akan
mengumpulkan ranting-ranting lunak dan dedaunan kering menaruhnya di atas
sarangnya yang tajam-tajam tersebut, sehingga sarang tersebut tidak terasa
tajam lagi untuk ditinggali.
Rajawali akan mengumpulkan bulu halus dari
mangsanya atau bulu halusnya sendiri untuk dijadikan penghangat sarang. Setelah
induknya melihat bahwa anak-anaknya yang menetas semakin dewasa, maka itu
berarti sudah saatnya pula untuk anak-anaknya
meninggalkan sarangnya yang nyaman itu.
Untuk membuat anak-anaknya
keluar dari sarang yang nyaman itu maka burung rajawali mendorong-dorong
anaknya keluar dari sarang supaya mau belajar terbang. Tetapi biasanya
anak-anak burung rajawali tersebut tidak mau beranjak dari sarangnya, sebab
mereka lebih nyaman berada dalam sarang. Maka, dengan cakarnya yang kuat,
burung rajawali itu mulai mencabuti dan mengobrak-abrik lapisan atas dari
sarangnya dan mulai membuang bulu-bulu halus sarang itu.
Kemudian burung
rajawali juga mulai mencabuti dedaunan kering dan membuangnya sehingga disarang
itu hanya tertinggal ranting-ranting tajam dan kayu-kayu tajam saja. Bentuknya
masih sama seperti sarang burung, namun keadaannya sungguh berbeda, sangat
tidak nyaman untuk ditinggali. Keadaan ini akhirnya membuat anak-anak rajawali
tidak nyaman lagi berada di dalam sarangnya, sehingga mereka berusahan keluar
untuk pergi kemana saja.
Cara Tuhan mendewasakan dan menolong kita terkadang di
luar apa yang kita inginkan. Sebagaimana Tuhan Yahweh יעיר קנו (yair qino) alias “menggoyangbangkitkan
sarang” laksana rajawali demi memperlihatkan penyertaan terhadap leluhur Israel
(Ul 32:11-12), demikianlah Dia dapat memakai segala bentuk ketidaknyamanan
dalam hidup kita untuk membuat kita semakin dewasa dan mandiri.
Apakah Anda hari ini merasa "digoyangbangkitkan" dari kenyamanan? Hadapilah sebagai bagian dari proses kedewasaan dan terhindar terus menerus di zona nyaman
No comments:
Post a Comment