Saat Yesus dikelilingi orang banyak yang penasaran
apakah diri-Nya adalah Mesias yang dinanti-nantikan atau bukan (Yoh 10:24), Yesus memberikan analogi Gembala dan Domba untuk memberikan penegasan bahwa
hanya mereka yang terhubung seperti domba pada gembalanya akan mengerti apakah
diri-Nya Mesias atau bukan.
Selanjut-Nya Yesus menegaskan kesatuan diri-Nya
dengan Sang Bapa sebagai yang mengutus diri-Nya (Yoh 10:30). Pernyataan-pernyataan
tersebut dianggap provokatif dan hujatan sehingga mereka melempari Yesus (Yoh
10:31).
Saat dilempari, Yesus berkata,
“Banyak pekerjaan baik
yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di
antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" (Yoh 10:32). Orang-orang Yahudi yang marah menjawab, “Bukan
karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena
Engkau menghujat Tuhan dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja,
menyamakan diri-Mu dengan Tuhan" (Yoh 10:33).
Di saat
itulah Yesus mengutip
Mazmur 82:6 dengan mengatakan, “Tidakkah
ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah
(tuhan)?” (Yoh 10:34).
Dengan mengutip
Mazmur 82:6 ini Yesus bukan bermaksud menjelaskan pada orang-orang yang
melempari bahwa diri-Nya adalah Bapa dan Tuhan Pencipta melainkan membangun
jembatan pemahaman bahwa jika para nabi saja bisa dianggap seolah-olah sebagai Elohim (Tuhan), “...masihkah kamu berkata kepada Dia
yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau
menghujat Tuhan! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Tuhan?” (Yoh 10:35-36). Bandingkan
dengan kasus Musa yang dipersonifikasikan sebagai Elohim (Tuhan) dan Harun sebagai nabi dalam konteks perutusan
kepada Firaun (Kel 7:1).
Dalam
kasus pelemparan batu orang-orang Yahudi kepada Yesus, bukan dikarenakan
diri-Nya mengklaim diri-Nya
sebagai Elohim/Theos (Tuhan).
Tidak pula dituding dikarenakan telah mengklaim diri-Nya adalah Sang Bapa.
Yesus dilempari dikarenakan
ucapannya dianggap provokatif dan avodah
zarah alias syirk karena menyetarakan
diri-Nya dengan Tuhan karena berani menyebut diri-Nya berkuasa memberikan
kehidupan kekal (Yoh 10:28), satu kesatuan dengan Tuhan (Yoh 10:30) serta
menyebut sebagai Anak Tuhan
(Yoh 10:33).
Pengutipan Mazmur 8:2 oleh Yesus hanyalah argumen dan
penegasan kedudukann-Nya sebagai Anak Tuhan.
No comments:
Post a Comment