Praktik
manipulasi nubuat demi kepentingan pribadi dan kelompok rupanya sudah menjadi gejala
yang tua usianya dan bukan hanya menjadi karakter kehidupan beragama di era
modern belaka. Terbukti di masa kerajaan Israel dipimpin Ahab yang lalim, dia
selalu menginginkan nubuat-nubuat yang baik dan menyenangkan hati serta
mendukung berbagai tindakan dan keputusan yang dilakukannya tinimbang
benar-benar mendengar suara dan petunjuk Tuhan.
Tindakan lalim Raja Ahab
membelah para nabi menjadi nabi-nabi yang melacurkan diri demi uang dan
kedudukan serta masa depan karir kenabiannya dan mereka yang meniti jalan sunyi
untuk hanya mengatakan apa yang Tuhan katakan, benar adalah benar dan salah
adalah salah dan tidak memutar balikkannya.
Adalah Mikha ben Yimla yang dibenci
oleh raja Ahab karena tidak pernah menubuatkan apa yang dikehendaki raja
melainkan apa yang didengar Mikha dari Tuhannya untuk disampaikan pada raja.
Oleh karenanya saat raja Yosafat besan Ahab hendak mencari restu dan petunjuk
Tuhan untuk penyerangan ke wilayah Ramot Gilead, para nabi yang masuk arus
utama dengan jumlah empat ratus beramai-ramai melantunkan satu suara merdu yang
menyenangkan telinga Ahab : "Majulah! Tuhan akan menyerahkannya ke dalam tangan raja” (2
Taw 15:5).
Namun keraguan Yosafat menuntunnya untuk mencari konfirmasi
terakhir. Ahab sudah mengetahui ada satu nabi yang hanya akan mengatakan yang
berbeda dengan para nabi kalangan istana itu, namun dia membencinya karena
selalu mengatakan yang berlawanan dengan ambisinya sebagai raja (2 Taw 18:7).
Benar saja, ketika Mikha dipanggil ke istana, dia mengatakan yang berkebalikan
dengan nabi-nabi istana (2 Taw 18:16) dan menimbulkan kemurkaan Ahab (2 Taw
18:17) serta reaksi keras para nabi istana yang diwakili Zedekiah ben Kenaana
(2 Taw 18:23).
Praktik membeli nubuat palsu masih terjadi dan berulang hingga
kini, baik demi tujuan politik maupun kekuasaan. Tugas seorang rohaniawan
sebagai penerus para nabi bukanlah menyampaikan apa yang disenangi telinga
banyak orang melainkan menyampaikan apa yang seharusnya mereka dengar dan
lakukan sekalipun tidak menyenangkan di dengar oleh telinga, seperti Mikha yang
berani berkata "Demi Yahweh yang hidup,
sesungguhnya, apa yang akan difirmankan Tuhanku, itulah yang akan kukatakan” (2 Taw 18:13)
No comments:
Post a Comment