Ujaran
kebencian, fitnah, dusta, hoax,
kemarahan yang diartikulasikan melalui media sosial kerap dan semakin
menjadi-jadi hari ini. Kita bisa melihat dan menemukan disetiap status Facebook seseorang pernyataan-pernyataan
provokatif, ajakkan melakukan kekerasan, ujaran kebencian.
Media sosial yang
semula dipergunakkan untuk kebutuhan hiburan dan informasi telah mengalami
pergeseran menjadi instrumen atau alat untuk menyebarluaskan gagasan, pikiran
dan ujaran kebencian dan mengekspresikkan kemarahan. Hampir setiap saat kita
dapat membaca berbagai komentar yang tidak sepatutnya dari banyak orang perihal
sebuah persoalan di media sosial.
Hampir setiap waktu kita bisa melihat
ekspresi wajah orang-orang yang mempertontonkan emosi dan kemarahan mereka pada
suatu hal yang tidak mereka sukai. Hampir setiap saat kita dapat mendengar dan
melihat pernyataan seseorang yang seragam dalam mengutarakan kemarahan dan
kebencian melalui sebuah sumber yang dia rujuk berupa pernyataan seorang tokoh
agama atau tokoh politik.
Sensitifitas masyarakat kita terhadap perasaan dan
pikiran orang lain semakin tergerus dan mereka dengan mudah mengeluarkan
pernyataan dan tindakkan yang sebenarnya bisa menyakiti orang lain baik secara
verbal maupun simbolik bahkan secara fisik.
Tepatlah yang disabdakan Yesus Sang Mesias Juruslamat kita, “Dan karena
makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi
dingin” (Mat 24:12). Kata yang diterjemahkan dengan “kedurhakaan” dalam
teks Yunaninya dipergunakan kata Anomos.
Kata Yunani Anomos diterjemahkan
berbeda-beda dalam terjemahan LAI yaitu “melanggar hukum Tuhan” (1 Yoh 3:14),
“pembuat kejahatan” (Mat 7:23) serta “kedurhakaan” (Mat 24:12).
Merajalelanya
kejahatan, kedurhakaan, pelanggaran hukum baik hukum moral dan hukum negara
bisa menjadi nilai dan norma publik dalam menyelesaikan berbagai kasus dan
persoalan.
Dalam bahasa religius inilah yang disebut “kasih menjadi dingin”
yaitu sebuah kondisi dimana orang sudah kehilangan kendali dan penguasaan diri
serta menempuh penyelesaian dengan cara-cara di luar hukum normal. Manusia
semakin sulit memaafkan dan mengampuni dan lebih mudah menghakimi dan merespon
dengan kemarahan dan hujatan serta caci maki. Adakah kasih dalam hati kita
menjadi dingin oleh situasi dan kondisi hari-hari ini?
No comments:
Post a Comment