Banyak tulisan dan renungan dibuat untuk mengingatkan
kesadaran seorang anak agar berbakti pada orang tua atau seorang menantu agar
tidak bertindak semena-mena hingga berlaku durhaka.
Bahkan ada tulisan dan
renungan yang terkesan menempatkan orang tua bahkan seorang ibu seperti seorang
dewi yang dipuja dan tidak bisa melakukan kekeliruan dan kejahatan sehingga
yang dilakukan seorang anak adalah mematuhinya sekalipun orang tua atau seorang
ibu khususnya memerintahkan sesuatu yang sebenarnya mematikan kemandirian
berfikirnya bahkan masa depannya.
Namun tidak semua orang tua dan mertua
menyadari kedudukan dan kewajibannya sehingga gagal membangun komunikasi dan
relasi yang sehat dengan anak dan menantunya, bahkan mereka berlaku semena-mena
mengatasnamakan otoritas sebagai orang tua.
Berikut ini beberapa contoh. Pada
tahun 2013 Diana Reaves Costarakis seorang nenek berusia 70 tahun dari Florida
ditangkap polisi karena menyewa seorang pembunuh bayaran untuk menghabisi
menantunya. Kasus lain terjadi pada tahun 2006, dimana pengadilan Nottingham County di Inggris menghukum
Dalbir Kaur Bhakar untuk membayar denda 35.000 pounds kepada Gina Satvir Singh,
menantunya. Singh yang menikah karena dijodohkan dengan Hardeep Bhakar pada
November 2002, mengaku menderita lahir dan batin setelah menikah. Setiap hari
Singh harus bangun pagi-pagi untuk memulai aktifitas di rumahnya sebagai “pembantu”.
Sang mertua yang tinggal bersamanya mulai bangun tidur hingga tengah malam
memaksanya untuk melakukan aktifitas pekerjaan rumah menggantikan tugas para
pembantu yang sebelumnya telah dipecat oleh sang mertua.
Bagaimanakah sikap kita
terhadap disfungsionalitas orang tua dan mertua sementara Tuhan memerintahkan, “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut
umurmu di tanah yang diberikan Yahweh Tuhanmu, kepadamu” (Kel 20:12).
Sejahat apapun perlakuan orang tua dan mertua terhadap anak dan menantunya,
pembalasan memang bukan cara yang dibenarkan.
Namun diam dan tidak melakukan
perlawanan serta tidak berani berbeda pendapat serta menegurnya berarti kita
telah menyetujui secara diam-diam terhadap semua perilakunya yang keliru. Jadi
cara yang paling baik adalah seperti menggunakan gelang karet dimana ada
saatnya kita mentolerir tindakkannya yang masih dapat diterima akal dan
bertindak tegas menentangnya jika telah melewati batas dan merusak harkat
kemanusiaan kita.
Semua anggota rumah tangga (ayah, ibu, anak-anak) dan hubungan kekeluargaan yang lebih luas (mertua dan menantu) berkewajiban untuk menjalankan tugas dan kewajibannya demi menjaga keharmonisan dan keseimbangan hubungan dalam rumah tangga dan keluarga yang lebih luas sebagaimana dikatakan, "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam YHWH, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat YHWH" (Ef 6:1-4)
Orang tua termasuk mertua tidak bisa menuntut secara sepihak sebuah sikap penghormatan dan ketundukkan buta dari anak atau mantunya jika dirinya berkata dan bertindak di luar batas nilai dan norma kewajaran bahkan melanggar sabda Tuhan karena dikatakan, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh Torah dan kitab para nabi" (Mat 7:12). Sudahkah para orang tua dan mertua memperlakukan anak-anak dan mantunya sebagaimana mereka mengharapkan anak-anak dan mantunya memperlakukan baik pada mereka?
ReplyDelete"Saya sakit hati dengan mertua saya. Setiap kali saya teringat saat ia membentak saya bertahun-tahun yang lalu, saya rasanya mau marah dan masih kesal! Hati saya rasanya sakit setiap kali saya mengingat atau teringat-ingat kejadian itu. Hal itu membuat saya setiap kali melihat mukanya (mertua) saja sudah kesal dan mau marah!".
Tahukah Anda kenapa ada banyak menantu yang merasa kesal, benci, marah, sedih, tertekan dan sakit hati dengan mertuanya?
Tahukah Anda kenapa banyak sekali mertua yang memperlakukan menantunya begitu buruk sampai menantunya sakit hati dan berlinang air mata selama bertahun-tahun bahkan hingga berpuluh-puluh tahun?
Tahukah Anda saat kita marah, benci, kesal, dendam, kecewa, sedih, dsj dengan seseorang maka sesungguhnya kita sedang mengalami “kebocoran energy?” itu sebabnya kita menjadi begitu mudah lelah dan rentan terkena penyakit karna daya tahan tubuh juga ikut menurun. Itu diluar secara LOA (Law of Attraction) ternyata kita otomatis “menarik” problem yang sejenis.
Tahukah Anda, ternyata sakit hati dengan mertua selama bertahun-tahun, terbukti bisa sembuh dengan cepat dan tuntas hanya dengan teknologi… https://goo.gl/UqVJzd
Baca kisah nyata bagaimana seorang menantu baik hati yang terluka hatinya karna perlakuan buruk mertua, berhasil menyembuhkan luka batin di hatinya dan melanjutkan hidupnya dengan bahagia, hanya di… https://goo.gl/UqVJzd