Dalam bukunya Dare To Believe, Dan Baumann membagikan
beberapa pemikiran tentang penyaliban yang seharusnya memperdalam rasa syukur
kita atas apa yang Juruselamat lakukan bagi kita. Dia menulis, “Abad ke-20 telah lupa betapa penyaliban
yang kejam dan mengerikan itu sebenarnya. Kita mungkin secara tidak bijaksana
dan kadang-kadang secara tidak sadar mengagungkan salib. Perhiasan dan menara disemati
ornamen yang menarik tetapi tidak membawa kisah penyaliban yang sebenarnya.
metode kematian publik yang paling menyakitkan di Abad Pertama. Seseorang
diletakkan di atas kayu salib. Dipaku dan tidak diragukan lagi kayu didorong ke
tangan dan kaki korbankemudian salib itu diangkat dan ditancapkan ke tanah,
merobek daging orang yang disalibkan dan memeras tubuhnya dengan rasa sakit
yang luar biasa. Sejarawan mengingatkan kita bahwa bahkan para prajurit pun
tidak bisa terbiasa dengan pemandangan yang mengerikan itu, dan sering minum
minuman keras untuk mematikan indra mereka”.
Yesus menanggung kesedihan yang demikian selama 6 jam, hanya untuk kita agar kita dapat diampuni dari semua dosa kita! Bukankah seharusnya kita membalas semua yang telah dilakukan Sang Juruslamat dengan hidup sesuai ajaran dan perintah-Nya?
Yesus menanggung kesedihan yang demikian selama 6 jam, hanya untuk kita agar kita dapat diampuni dari semua dosa kita! Bukankah seharusnya kita membalas semua yang telah dilakukan Sang Juruslamat dengan hidup sesuai ajaran dan perintah-Nya?
Janganlah hendaknya berperilaku berkebalikan yaitu sebagai “seteru salib” sebagaimana dikatakan, “Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang
kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai
seteru salib Mesias” (Fil 3:18).
Dan jangan pula “menyalibkan Anak Tuhan
yang kedua kalinya” sebagaimana dikatakan, “namun
yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka
bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Tuhan bagi diri mereka dan
menghina-Nya di muka umum” (Ibr 16:6).
Apa yang dimaksudkan hidup sebagai
“seteru salib?” (τοὺς ἐχθρος τοῦ σταυροῦ τοῦ Χριστοῦ - tous echtrous tou staurou tou Christou) Yaitu mereka yang hidupnya bertentangan dengan nilai-nilai
ajaran Yesus dan mengkhianati ajaran-ajaran Yesus dengan berbagai perbuatan
berdosa dan tercela. Apa yang dimaksudkan dengan “menyalibkan Anak Tuhan kedua
kalinya?” (ἀνασταυροῦντας ἑαυτοῖς τoν υἱoν τοῦ θεοῦ - anastaurountas heautois ton huion tou Theou) Yaitu mereka yang murtad dan berpaling dari kebenaran.
Oleh karena
itu, ketika kita berbuat kejahatan (korupsi, mencuri, merampok, berjudi, mabuk,
zinah dll) setelah mengenal kebenaran, ingatlah enam jam penderitaan Yesus di
kayu salib. Penderitaan ini bukan untuk diri-Nya melainkan untuk kita semua
orang berdosa yang menerima-Nya sebagai Mesias dan Anak Tuhan.
No comments:
Post a Comment