Tanggal 15 Agustus 2008 lalu, seorang mantan Uskup Katolik Fernando Lugo resmi menjadi Presiden Paraguay dalam sebuah upacara di Asuncion, Paraguay, Lugo dikenal sebagai ”Uskup Kaum Papa”, bertekad tidak menerima gaji presiden. Acara pelantikan Lugo disaksikan sejumlah pemimpin sosialis dari Amerika Latin yang dikenal sangat anti-Amerika.
Lugo, yang sering membantu kaum papa di negaranya, mengakhiri kekuasaan Partai Colorado selama 61 tahun di Paraguay. Dia memenangi pemilu April lalu, untuk memimpin negara paling miskin di Amerika Latin, yang berpenduduk 5,6 juta orang. Sukses Lugo dikenang sebagai pemimpin berbagai demonstrasi antipemerintah. Dia juga dikenal sangat vokal memperjuangkan hak-hak petani tanpa tanah.
Pada malam sebelum upacara pelantikan untuk masa jabatan lima tahun, Lugo mengatakan akan menolak menerima gaji presiden sekitar 4.000 dollar AS (sekitar Rp 37 juta) per bulan. Seruan ini mendapat sambutan meriah dari ribuan pendukungnya yang berkumpul di sebuah stadion olahraga. Sekalipun banyak tugas berat harus diselesaikan Lugo namun akhirnya semua dapat dipertanggungjawabkan dengan baik hingga berakhir masa jabatannya pada 22 Juni 2012 lalu.
Keputusan Hugo mengingatkan kembali kepada kemuliaan hati Nehemia yang ketika diangkat menjadi pekham beerets Yehuda (gubernur tanah Yehuda. LAI menerjemahkannya sebagai “bupati”) menolak untuk menerima upahnya sebagai seorang pemimpin politik saat ditunjuk untuk mengadministrasi seluruh proyek pembangunan dan pemulihan kehidupan orang-orang Yahudi (Neh 5:15).
Nehemia memisahkan dan membedakan dirinya dari gubernur sebelumnya yang lalim dengan mengambil 40 syikal perak sehari bahkan anak buah petinggi tersebut menindas rakyatnya namun dirinya tidak mau melakukan kelalilam tersebut. Mengapa? Sebagaimana dikatakan Nehemia, Ken mipenei yir’at Elohim (karena Takut akan Tuhan).
Bukankah telah dikatakan, Yir’at Yahweh shenot ra’a (takut akan Yahweh membenci kejahatan, Ams 8:13)? Kata kunci dari semua perilaku Nehemia bukan perihal tidak mau menerima gaji yang menjadi haknya, melainkan kesalehannya mencegah dirinya dari perbuatan lalim dengan menyalahgunakan gaji yang harus diterimannya. Apabila Anda adalah pejabat pemerintah, sadarilah bahwa tugas Anda adalah pengemban amanat rakyat yang harus melayani dan mengusahakan kesejahteraan rakyat.
No comments:
Post a Comment