Kita tidak bisa memilih bahwa kehidupan yang kita jalani
akan berada dalam kondisi bahagia, gembira, damai sentosa, berhasil, sukses
terus menerus. Jika Anda meyakini bahwa hidup sebagai anak-anak Tuhan hanya
akan mengalami kemenangan dan keberhasilan dan tidak mengenal kekalahan,
kerugian, maka Anda telah menjadi korban para penganjur Teologi Kemakmuran yang
mengajarkan absolut positivism namun
tidak menyadari ada sisi negatif dari pemujaan terhadap segala sesuatu yang
serba positif.
Mereka yang menganut absolut positivism menganggap kemiskinan,
kerugian, kecelakaan, sakit penyakit sebagai tanda-tanda kutuk yang harus
disingkirkan melalui doa-doa pelepasan. Jika membaca teks Roma 8:28 dalam
bahasa Yunani dituliskan, “tois agapoosin
ton Theon panta sunergei eis agathon” yang kurang lebih terjemahannya, “bagi mereka yang mengasihi Tuhan, semua
(peristiwa) bersinergi untuk kebaikkan”.
King James Version (KJV)
menerjemahkan, “That all things work
together for good to them that love God”. Dalam kaca mata iman, semua
peristiwa (positif dan negatif, untung dan rugi, suka dan duka, bahagia dan
derita) bersinergi alias bekerja sama untuk mengerjakan kebaikkan bagi mereka
yang mengasihi Tuhan.
Kata Yunani sunergeo
menjadi asal kata Inggris synergy yang
bermakna selaras atau bekerjasama. Frasa Yunani panta sunergei mengandaikan semua peristiwa dan bukan sebagian
peristiwa. Semua peristiwa baik dan buruk bersinergi untuk kebaikkan bagi orang
yang mengasihi Tuhan. Teks ini mengemakan kembali apa yang disabdakan Tuhan
YHWH, “...yang
menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan
menciptakan nasib malang; Akulah YHWH yang membuat semuanya ini” (Yes 45:7).
Perhatikan frasa Ani YHWH osyeh kol elle yang setara dengan frasa Yunani panta sunergei. Tanpa kearifan dan pengakuan
peran Tuhan dalam semua peristiwa yang kita alami, kita akan kerap jatuh dalam
berbagai kekecewaan karena hanya bersukacita saat peristiwa yang baik
menghampiri kehidupan kita namun murung dan menyalahkan Tuhan ketika sesuatu
yang buruk menghampiri kehidupan kita.
Teladanilah Ayub yang berani mengatakan
“Ya” terhadap segala bentuk kehidupan yang dialami dengan berkata, “apakah kita mau menerima yang baik dari
Tuhan, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” (Ayb 2:10)
No comments:
Post a Comment