Tuesday, September 9, 2025

HARI BURUK DAN JAWABAN KITA

Sumber gambar:christophert.me


Saat kita bangun pagi dan membuka pintu atau jendela rumah dan membiarkan udara pagi yang sejuk menenerobos memasuki paru-paru memberikan kesegaran baru. Memberikan suasana yang menenangkan dan memberikan semangat. Sementara di kejauhan semburat jingga pertanda matahari bersiap memberikan terang dan menemani berbagai aktivitas baik diri kita maupun orang lain mulai dari berjalan pagi di taman kota, berjualan di pasar, pergi ke sekolah dan bekerja ke kantor. Suasana di atas mewakili good day, hari yang indah dan menyenangkan hati dan pikiran.

Namun situasi dan suasana yang digambarkan di atas tidak selalu terjadi setiap hari bukan? Ada kalanya kita terbangun di pagi hari yang dijatuhi hujan deras semalaman dan terbangun pada pagi hari dengan situasi rumah sudah dikepung banjir. Lalu lintas macet dan aktivitas ekonomi dan pendidikan mendadak berhenti. Suasana di atas mewakili bad day, hari yang buruk dan menggelisahkan hati dan pikiran.

Demikianlah kehidupan yang kita jalani tidak melulu berisikan gelak tawa bahagia, canda ria, kebahagiaan, kesuksesan, keberhasilan, kemenangan. Pada satu titik tertentu kehidupan berbalik menjadi kesedihan, tangisan, kemurungan, kepanikkan, kerugian, kebangkrutan, krisis ekonomi. Kehidupan selalu menampakkan wajah good day dan bad day.

Hari naas, bad day, memang tidak memiliki kalender. Datang tanpa diundang. Kompol Cosmas mengalami situasi bad day gegara mobil rantis Baracuda yang ditumpangi bersama anak buahnya melindas seorang sopir ojol bernama Affan sehingga menimbulkan kemarahan massa berujung sidang kode etik internal kepolisian yang menyebabkan pemberhentian dengan tidak hormat dirinya. Mantan Menteri Pendidikkan Nadiem Makariem mengalami situasi bad day gegara kebijakkan chromebook yang diduga mengandung sejumlah pelanggaran hukum. Masyarakat Indonesia mengalami bad day saat Covid-19 dinyatakan masuk ke Indonesia Maret tahun 2020. Ekonomi lumpuh dan penghasilan setiap orang mulai terganggu bahkan sejumlah pengusaha mengalami gulung tikar.

Tidak ada satupun di antara kita yang mengharapkan terjadinya bad day namun suka atau tidak suka, bad day selalu menguntit dan membayangi eksistensi kehidupan manusia. Dia akan berulang datang dalam rupa dan bentuk serta situasi yang berbeda, untuk menghancurkan, melumpuhkan, memporakporandakan sekaligus memperbarui, memperluas, mengembangkan eksistensi dan kesadaran manusia.

Pertanyaannya adalah bukan kapan dan mengapa situasi bad day akan datang atau datang kembali, karena belum tentu kita akan mendapatkan keseluruhan jawaban yang memuaskan hidup kita. Adalah baik mengetahui mengapa bad day terjadi karena membuat kita belajar memahami dan introspeksi serta berefleksi. Adalah baik mengetahui kemungkinan bad day terjadi karena membuat kita belajar mengantisipasi. Namun yang terutama adalah bagaimana kita menjawab situasi bad day yang tidak pernah datang tanpa meminta ijin dan kesiapan kita?

Mazmur 112:1-10 mengajarkan kepada kita bahwa orang benar bukan berarti tidak akan mengalami hal-hal yang merugikan dan sulit dilanda penderitaan, seolah hidupnya hanyalah keberhasilan dan kekayaan serta kebahagiaan. Sekalipun Mazmur 112:2-3 berkata, “Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya” namun diikuti dengan kalimat, “Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil” (Mzm 122:4). Apa artinya? Orang saleh, orang benar tetap akan mengalami situasi gelap yang menyergap kehidupannya alias situasi bad day, namun dirinya akan mendapatkan cahaya dan terang Tuhan. Jadi pertolongan Tuhan terjadi melalui situasi bad day yang harus dilewati. Fakta teologis ini perlu ditekankan karena beberapa pengkotbah kerap mengutip frasa, “engkau akan tetap naik dan bukan turun” (Ul 28:13) seolah-olah bentuk kehidupan hanya tunggal yaitu kemenangan dan keberhasilan. Padahal, bangsa Israel yang menerima janji Tuhan di atas saja kerap berada dalam situasi “turun” dalam wujud kemerosotan moral dan penyembahan berhala yang berujung mendapatkan kemurkaan Tuhan berupa pembuangan dari Yerusalem.

Apa jawaban orang saleh, orang benar menjawab situasi bad day yang tiba-tiba mengusik kemapanan dan kenyamanan? Mazmur 112:7 menuliskan, Mishmu’ah ra’ah lo yira, nakon libo, batuakh ba YHWH (Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada YHWH). Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia memandang rendah para lawannya. Jumlah 365 hari yang harus kita jalani selalu ada patahan, gangguan, kekacauan yang menjadi mishmu’ah ra’ah alias bad day. Sikap orang benar adalah lo yira (tidak takut) artinya kita bisa mengambil jarak dari situasi agar dapat mengambil tindakkan terukur. Tidak ada satupun yang tidak akan takut ketika bahaya mengancam kehidupannya. Namun bersikap tenang justru akan mengumpulkan keberanian dan kejernihan melihat persoalan dan menemukan jawaban. Bukankah telah dikatakan, “Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin” (Pengk 4:6). Demikian pula dikatakan, “ Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu” (Ams 24:10).

Sikap orang berikutnya adalah nakon libo (hatinya tetap) artinya menguasai diri dan mengambil kendali atas situasi yang merampas kebahagiaan, kedamaian, ketenangan, kenyamanan, seberat apapun situasinya dan seburuk apapun kita ingin berlari menjauhinya. Setiap peristiwa yang menyebabkan kesulitan dan kesedihan selalu menimbulkan lubang dalam hati kita yang tidak satupun dapat mengukur kedalamannya dan menutup dalam tempo waktu yang tidak bisa ditentukan. Apapun itu, kita harus memegang kendali atas hidup dan tidak tersandera oleh kesedihan dan rasa sakit serta kekecewaan. Hati kita harus tetap utuh.

Sikap terakhir adalah batuakh ba YHWH (percaya penuh pada YHWH).Sebagaimana Anda mempercayakan perjalanan Anda pada driver pribadi atau driver umum saat berkendara atau mempercayakan seseorang untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan karena mereka semua dapat diandalkan, demikianlah kita selayaknya sepatutnya sebagai orang beriman mengakui kekuatan yang melampaui semua rasa takut dan kekecewaan serta penderitaan kita yaitu Tuhan YHWH, Sang bapa Surgawi yang kita sembah dalam Yesus Sang Mesias dan Juruslamat serta Junjungan Agung Yang Ilahi. Bukankah dikatakan, “Dalam takut akan YHWH ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya” (Ams 14:26).

Apapun situasi kita hari ini bahkan jika hari ini kita sedang dalam mengalami bad day, ingatlah tidak selamanya badai menyerbu dan tidak seterusnya hujan menderu.It’s only a bad day not a bad life (ini hanya hari yang buruk bukan kehidupan yang buruk). Hadapilah dengan kekuatan yang muncul dari keteguhan hati dan kepercayaan pada kuasa Tuhan yang melampaui kekuatan kita dalam mengatasi situasi apapun.

No comments:

Post a Comment