Thursday, May 23, 2024

TIDAK MENYANGKALI IMAN (Belajar Dari Jemaat Pergamus)

Tujuh Jemaat di Asia Kecil merupakan tujuh gereja di Provinsi Romawi yaitu Asia (meliputi wilayah Asia Kecil, bukan seluruh benua Asia). Yohanes sedang berada di pulau Patmos dalam pembuangan atas perintah Kekaisaran Romawi karena mengajarkan iman Kristen.

Ketika di pulau Patmos, Yohanes mendapatkan penglihatan di mana ia melihat dan mendengar Yesus Sang Mesias berbicara kepadanya dan memerintahkannya untuk menulis surat kepada tujuh jemaat tertentu. Ke tujuh jemaat itu adalah: Efesus (Wahyu 2:1-7), Smirna (Wahyu 2:8-11), Pergamus (Wahyu 2:12-17), Tiatira (Wahyu 2:18-29), Sardis (Wahyu 3:1-6), Filadelfia (Wahyu 3:7-13), Laodikia (Wahyu 3:14-22).

Julukan pembuka “malaikat jemaat” menurut Origenes dianggap sebagai “malaikat pelindung” namun Ephipanius menganggapnya sebagai “penilik jemaat” atau “penatua”. Julukan pembuka “malaikat jemaat” menurut Origenes dianggap sebagai “malaikat pelindung” namun Ephipanius menganggapnya sebagai “penilik jemaat” atau “penatua”.

Kelebihan Jemaat Pergamus: Sekalipun berada di “Tahta Satan” (sebuah umgkapan simbolik mengenai komunitas jemaat yang sesat), namun jemaat tidak menyangkal nama Yesus Sang Mesias (Why 2:13). Kekurangan Jemaat Pergamus: Ada beberapa jemaat yang mengikuti ajaran Bileam dan Nikolaus (Why 2:14-15).

Sekalipun tidak dijelaskan apa yang dimaksudkan dengan τὴν διδαχὴν Βαλαάμ (ten didachen Balaam) dan τὴν διδαχὴν Νικολαϊτῶν (ten didachen Nikolaton) namun dengan membaca kisah Bileam dalam Bilangan 22-24 dan Ulangan 23:4 kita mendapat gambaran bahwa Bileam adalah tukang tenung dari Mesopotamia yang diperintahkan oleh Balak, raja Moab, agar ia mengutuki bangsa Israel. Bileam saat itu menyerukan kepada bangsa Israel adalah tidak apa-apa bagi mereka untuk memakan makanan persembahan berhala dan berzinah dengan bangsa-bangsa di Kanaan. Bileam adalah contoh dari seorang guru yang mempengaruhi orang untuk meninggalkan Tuhan dan menyembah berhala.Karena tidak ada keterangan yang memadai perihal Nikolaus, kita hanya bisa menafsir dan menduga kurang lebih ajaran Nikolaus sama dengan ajaran Bileam.

Belajar dari jemaat Pergamus, hendaklah kitapun menjadi orang-orang yang setia dan memelihara iman sekalipun berada dan tinggal di sebuah lingkungan yang tidak menyembah Tuhan yang kita sembah dan tidak beribadah.

Himpitan ekonomi, tekanan lingkungan, lingkungan pergaulan yang tidak toleran dan terbuka pada perbedaan, lingkungan pekerjaan yang mensyaratkan kesamaan agama tinimbang kompetensi akademik dan skill, hubungan pria dan wanita selama berpacaran dengan yang berbeda agama, dll dapat menyebabkan seseorang kehilangan iman dan mengalami pengeroposan iman.

Ingatlah perkataan dalam surat Yudas, “…supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus”(Yud 1:3). Janganlah kita mengalami pengeroposan dan kehilangan iman sehingga kehilangan Kasih Karunia dan Anugrah kehidupan kekal karena kita menyangkal Sang Juruslamat.

Sebaliknya pertahankanlah iman dengan kesetiaan dan kegigihan karena iman tidak datang dan tumbuh dengan sendirinya melainkan harus dipertahankan sedemikian rupa agar iman menghidupi seluruh aktifitas keseharian dan pekerjaan serta masa depan kita.

Bacaan sebelumnya:

MIDRASHIM: KEUTAMAAN MEMBACA KITAB WAHYU (bet-midrash.blogspot.com)

MIDRASHIM: MENINGGALKAN KASIH YANG MULA-MULA (Pelajaran Dari Jemaat di Efesus) (bet-midrash.blogspot.com)

MIDRASHIM: MISKIN NAMUN KAYA (Pelajaran Dari Jemaat di Smirna) (bet-midrash.blogspot.com)


No comments:

Post a Comment