Thursday, December 8, 2011

APAKAH YESUS SANG MESIAS MEMBATALKAN HUKUM KASHRUT DALAM IMAMAT 11?

Bagian Pertama

Mengkaji ayat-ayat yang disalahpahami

Jamak dalam pemikiran orang Kristen bahwa semua makanan dapat dimakan karena Yesus telah membatalkan peraturan dalam Imamat 11. Benarkah pemahaman tersebut? Apakah Yesus dan para rasul memberikan isyarat perihal pembatalan hukum Kashrut?

Sikap dan pemikiran demikian didasarkan pada pembacaan teks terjemahan Kitab Suci tertentu. Kita akan menyoroti sejumlah teks dan menganalisis baik berdasarkan kajian teks dan konteks untuk mendapatkan maknanya yang utuh.

Kasus pembasuhan tangan (Mrk 7:1-23)

Pernyataan dalam Markus 7:1-23, sering dimaknai secara keliru sebagai ayat-ayat yang menjadi dasar untuk menolak relevansi penetapan Imamat 11 mengenai hewan yang dikategorikan tahor dan tame. Namun jika kita menelaah dan menganalisis secara cermat, baik teks dan konteks perikop tidak mendukung sama sekali pemahaman mengenai pembatalan relevansi Imamat 11. Konteks keseluruhan perikop membicarakan mengenai Yesus yang sedang terlibat diskusi dengan Ahli Farisi mengenai “Netilat Yadayim” (pembasuhan tangan) BUKAN mengenai pembatalan makanan tahordan tame (Mrk 7:5-7).

Kalimat, “Dengan demikian Dia menyatakan semua makanan halal” (ay 20) dalam terjemahan LAI adalah tidak tepat. Dalam versi Darby Bible 1890 sbb: “because it does not enter into his heart but into his belly, and goes out into the draught, purging all meats?” (sebab itu tidak masuk kedalam hati melainkan kedalam perut dan lewat menuju tempat pembuangan, membuang semua makanan?). Demikian pula dalam Young’s Literal Translation sbb : “because it doth not enter into his heart, but into the belly, and into the drain it doth go out, purifying all the meats” (Sebab itu tidak masuk kedalam hati melainkan kedalam perut dan kedalam tempat pembuangan, membersihkan semua makanan). Frasa ini sesuai dengan kalimat dalam naskah Greek sbb : καθαριζων παντα  τα  βρωματα (katarizon panta ta bromata).

Kasus penglihatan Petrus (Kis 10: 1-48)

Demikian pula peristiwa rasul Petrus menerima penglihatan di Yope, sering dianggap sebagai bukti bahwa Yahweh Bapa Surgawi telah membuat tidak berlaku penetapan mengenai hewan-hewan yang dikategorikan tahor dan tame. Konteks keseluruhan perikop ini sebenarnya membicarakan bahwa Tuhan memberikan lambang makanan tame dijadikan tahor untuk menggambarkan bahwa dirinya menerima Bangsa non Israel untuk menjadi pengikut Mesias (Kis 10:34) BUKAN pembatalan makanan tahor dan tame.

Bahkan jika kita cermat menganalisis, kita mendapat informasi bahwa rasul Petrus tetap memelihara Imamat 11, sehingga dia tetap menolak untuk memakan hidangan yang diperlihatkan oleh Yahweh Bapa Surgawi (Kis 10:14). Lebih jauh, jika memang penglihatan yang diterima Petrus adalah pembatalan mengenai Imamat 11, mengapa Petrus masih bertanya-tanya akan arti penglihatan tersebut, meski sudah terdengar suara dari langit, “apa yang Kunyatakan bersih, jangan kamu katakan kotor!” (Kis 10:17).

Indikasi bahwa makna penglihatan yang diterima Petrus menjadi jelas ketika Petrus bertemu dengan Kornelius, perwira Italia yang non Yahudi yang telah memutuskan untuk menjadi murid Mesias. Petrus mulai mengerti arti penglihatan tersebut, bahwa Yahweh tidak ingin Petrus sebagai bangsa Yahudi membeda-bedakan secara ekslusif hak untuk menerima keselamatan, terhadap bangsa non Yahudi (Kis 10:34)
Kasus surat dan pengajaran Paul

Kata “Tidak ada suatupun yang haram” (1 Tim 4:3-4) demikian pula kata “Segala sesuatu adalah suci” (Rm 14:20) dalam terjemahan LAI, adalah tidak tepat. Kata “Koinos”Katharos” (Rm 14:20), dalam Darby Bible 1890 diterjemahkan sbb :”… that nothing is unclean of itself”… All things indeed are pure”. Kata “Kalon” dan “Apobleton” (1 Tim 4:3-4) dalamDarby Bible 1890 sbb : For every creature of God is good and nothing is to be rejected.


Sanggahan rasul Paul dalam Roma 14:14-20 dilatarbelakangi adanya sikap yang saling menghakimi diantara murid-murid, dimana yang tidak makan daging menyalahkan seseorang yang makan daging (Rm 14:15), meski tidak jelas daging apa yang dimakan dalam ayat ini. Sikap menghakimi tersebut mendatangkan batu sandungan bagi murid-murid yang lain (Rm 14:20), sehingga rasul Paul merasa perlu untuk menguraikan hakikat berbagai makanan atau ciptaan Tuhan yang sesungguhnya adalah baik (Rm 14:14,20) dimana pernyataan ini merujuk pada Kejadian 1:25.

Patut diduga ada segolongan mazhab dalam Yudaisme yang begitu ketat memelihara tradisi Kashrut dan memaksakan kepada jemaat pengikut Mesias yang baru bertobat, sehingga menimbulkan ganguan doktrinal.Demikian pula konteks 1 Timotius 4:3-4 dilatarbelakangi oleh nubuatan yang diterima Rasul Paul bahwa kelak jemaat Mesias akan diesatkan oleh sekelompok orang yang mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (1 Tim 4:1). Ciri-ciri penyesatan ini adalah:Pertama,Kedua, melarang makanan yang diciptakan oleh Tuhan, karena semua makanan itu baik, hal mana Rasul Paul menghubungkan hakikat segala yang diciptakan Yahweh, termasuk hewan adalah baik dan tidak ada satupun yang diciptakan terkutuk (Kej 1:25). Kelompok-kelompok bidat ini membahayakan kehidupan jemaat Mesias, karena mengalihkan mereka dari Kasih Karunia Tuhan dan hanya berputar-putar dalam persoalan lahiriah. mereka melarang untuk melakukan pernikahan, sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh semua umat manusia karena itu adalah natur yang telah ditetapkan Yahweh, dimana manusia harus melakukan reproduksi biologis (Kej 1:28).

Baik 1 Timotius 4:3-4 maupun Roma 14:14,20, tidak ditujukan pada persoalan Imamat 11 khususnya dan tidak pula ditujukan bagi mereka yang hendak mengajarkan nilai dan relevansi Imamat 11 dalam konteks modern. Yang dipersalahkan adalah sikap menghakimi dan terfokus pada makanan sebagai alat pengukur keimanan seseorang yang baru bertobat.

No comments:

Post a Comment