Seseorang bertanya pada saya, “bolehkah kita bermeditasi? Sebelum saya menjawab pertanyaan tersebut, marilah kita lihat satu kata Ibrani יהגה - Yehgeh (Bentuk imperfek dari Khaga). Kata Ibrani Yehgeh dibeberapa tempat dan diterjemahkan secara beragam dan dalam beberapa versi terjemahan berbahasa Inggris diterjemahkan denganMeditate (merenungkan). Kita simak sbb:
Merenungkan/Meditate (Mzm 1:1-2)
“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Torah YHWH, dan yang merenungkan(yehgeh) Torah itu siang dan malam.”
Melahirkan (Ayb 27:4)
“Maka bibirku sungguh-sungguh tidak akan mengucapkan kecurangan, dan lidahku tidak akan melahirkan (yehgeh)tipu daya”
Mengucapkan (Mazmur 37:30)
“Mulut orang benar mengucapkan (yehgeh) hikmat, dan lidahnya mengatakan hukum”
Mengatakan (Ams 8:7)
“Karena lidahku mengatakan (yehgeh) kebenaran, dan kefasikan adalah kekejian bagi bibirku”
Menimbang (Ams 15:28)
“Hati orang benar menimbang-nimbang (yehgeh) jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan hal-hal yang jahat”
Memikirkan (Ams 24:2, Yes 33:18)
“Karena hati mereka memikirkan (yehgeh) penindasan dan bibir mereka membicarakan bencana”
“Dalam hatimu engkau akan memikirkan (yehgeh) kengerian yang sudah-sudah: "Sudah lenyapkah juru hitung, sudah lenyapkah juru timbang, dan sudah lenyapkah orang yang menghitung menara-menara?"
Mengeram (Yes 31:4)
“Sebab beginilah firman YHWH kepadaku: Seperti seekor singa atau singa muda menggeram (yehgeh) untuk mempertahankan mangsanya, dan tidak terkejut mendengar teriakan seluruh pasukan gembala yang dikerahkan melawan dia, dan tidak mengalah terhadap keributan mereka, demikianlah TUHAN semesta alam akan turun berperang untuk mempertahankan gunung Sion dan bukitnya.
Mengaduh (Yer 48:31)
“Sebab itu aku akan meratap karena Moab, akan berteriak karena Moab seluruhnya, dan akan mengaduh (yehgeh)karena orang-orang Kir-Heres!”
Dari aspek kajian bahasa, meditasi artinya aktifitas merenungkan dan memikirkan. Jika dihubungkan dengan Tuhan dan Firman-Nya, maka kita merenungkan, memikirkan, memperkatakan Nama Tuhan dan Firman-Nya. Dalam Teologi Islam aktifitas ini disebut dengan Tafakur dan Tadzakur dari kata Fikr dan Dzikr yang artinya kurang lebih merenungkan, memikirkan Tuhan dan Firman-Nya.
Setiap agama memiliki sistem meditasi. Yang jadi persoalan bukan meditasinya melainkan meditasi manakah yang kita lakukan? Meditasi Budhisme? Meditasi Hinduisme? Meditasi Islam? Meditasi Kristen? Setiap meditasi ada Akidah atauEmunah yang mendasarinya.
Dari perspektif Judeochristianity, kita diperbolehkan melakukan meditasi atau tafakur yaitu meditasi terhadap Nama Tuhan dan Firman-Nya sebagaimana petunjuk dalam Mazmur 1:2.
Kajian terhadap kata Ibrani Yehgeh menunjukkan bahwa kata ini muncul bukan dalam pengertian mistis dan pasif melainkan aktif dan dinamis serta penuh kesadaran. Kata Yehgeh bisa menunjuk pada aktifitas pikiran yang merenungkan Firman Tuhan dan bisa pula menunjuk pada aktifitas mengucapkan atau berkata-kata mengenai Nama Tuhan dan Firman Tuhan.
Mengucapkan atau memperkatakan Firman dalam budaya Semitik Yudaik kadang dilantunkan dalam nada-nada tertentu. Budaya ini dilestarikan dalam Agama Islam dan agama-agama lainnya seperti Budha dan Hindu. Dengan melantunkan ayat-ayat Firman Tuhan maka akan menentramkan hati dan fikiran serta memfokuskan kita pada Kasih dan Kuasa Tuhan semata.
Pemazmur mengatakan, “...tetapi yang kesukaannya ialah Torah YHWH, dan yang merenungkan (yehgeh) Torah itu siang dan malam.”(Mzm 1:2). Ayat ini mendorong kita untuk merenungkan, memikirkan, memperkatakan Firman Tuhan yaitu Torah baik siang maupun malam.
Pikiran yang dipenuhi dengan Firman Tuhan akan menolong kita untuk mengalami kesadaran dan keterhubungan terhadap Tuhan. Pikiran yang dipenuhi dengan sabda-sabda Tuhan akan menyegarkan diri kita sebagaimana dikatakan dalam Mazmur 19: 8-9 mengatakan, “Torah YHWH itu sempurna, menyegarkan jiwa (meshivat nafesh); peraturan YHWH itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman (makhimat petiy) Titah YHWH itu tepat, menyukakan hati (mesyakhey lev); perintah YHWH itu murni, membuat mata bercahaya (me’irat ‘enayim)”. Pikiran yang dipenuhi isi hati Tuhan yang terkandung dalam Firman-Nya akan membuat jalan yang kita tempuh menjadi terang benderang sebagaimana dikatakan dalam Mazmur 119:105, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku danterang bagi jalanku” (ner leragliy devareka we’or lintivati).
Bagus sekali. Kepada Bapak Teguh Hindarto Yth, saya berterima kasih buat pengajaran firman-Nya. Saya banyak mendapat berkat rohani dari setiap tulisan yang Anda publikasikan di dunia maya. Suatu pengajaran firman yang jarang dan bahkan tidak pernah saya dapatkan di tempat kebaktian atau buku-buku rohani yang banyak saya baca selama ini. Kalau diijinkan, saya ingin mempublikasikan Tulisan-Tulisan Anda yang menarik di blog saya: "aatprosperityelohim.blogspot.com". Tetapi, apabila Anda keberatan, saya tidak akan memaksa Anda untuk meluluskan permintaan saya. Terima kasih.
ReplyDeleteYHWH bless you. Dan saya juga ingin memuji Bapa, "KAVOD LEKA, KAVOD LEKA, YHWH ELOHEINU, AMN."
Saya berterimakasih atas apresiasi dan kesediaan Anda menjadi mitra dalam meneruskan dan menyebarluaskan berita kebenaran yang memang langka disampaikan di Indonesia karena menggunakan pendekatan Judeochristianity Perspective. Silahkan menyebarluaskan dan memposting ulang, asalkan tidak dilekatkan dengan artikel-artikel polemik dengan non Kristen.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteOh ya Bapak Teguh, kalau Bapak tidak keberatan bolehkan saya tahu alamat e-mail Bapak. Kadang-kadang saya menjumpai ketidakmengertian setelah membaca artikel-artikel Bapak yang sangat tinggi tingkat ilmiah teologinya atau perkataan pendeta-pendeta yang kotbah di gerjea. Misalnya, di gereja Bethany, saya mendengar Bapak Pdt Yusufroni berkata: KAVOD LEKA, KAVOD LEKA, ADONAI ELOHEINU. Segala kemuliaan, segala kemuliaan hanya bagiMu Adonai Tuhanku."
ReplyDelete==> Pertanyaan saya, apakah perkataan "Adonai Tuhanku" itu benar? Bukankah Adonai berarti TUAN. Bila demikian perkataan Adonai Tuhanku dapat diartikan TUAN TUHANKU? Bukankan semestinya YHWH ELOHEINU." Dalam kotbah yang lain, beliau juga mengatakan kepada jemaat bahwa nama Bapak di surga itu YAHWEH, atau ADONAI. Beliau tidak terbiasa mengucapkan YAHWEH ELOHAINU atau YAHWE Tuhanku, melainkan ADONAI TUHANKU. Hmm, apakah beliau sudah tepat? Sebab, menurut banyak tulisan Bapak yang saya baca, Adonai bukan nama pribadi melainkan sebutan, yang artinya TUAN, MAJIKAN, JUNJUNGAN AGUNG ILAHI. Mohon penjelasan. Terima kasih. YBU. Saya, Abraham A. Teyfoer (agusteyfoer_phd@yahoo.com)
Saya senang dan apresiatif dengan pemahaman Anda yang nampaknya sudah banyak membaca dan belajar memahami pemikiran-pemikiran saya yang saya tuangkan dalam blog.
ReplyDeleteMengenai terjemahan "Adonai Tuhan kami" terhadap frasa Ibrani "Adonay Eloheinu" tentu saja keliru besar karena menyetarakan bahwa Adonay adalah nama Tuhan padahal Adonay adalah nama jabatan (generic name) sebagai pengganti atau bentuk penghormatan terhadap YHWH (Yahweh).
Bukan hanya keliru karena menyetarakan Adonai sebagai nama Tuhan, namun juga keliru dalam menerjemahkan. Seharusnya frasa "Adonai Eloheinu" diterjemahkan "Tuan yang adalah Tuhan kami". Namun tentu saja terjemahan ini semakin mengacaukan akidah Ketuhanan kita. Maka sebaiknya gunakanlah nama YHWH baik dalam doa, kotbah, pembacaan Kitab Suci agar tidak terjadi kerancuan pemahaman
Terima kasih Bapak Teguh.
DeleteAda hal-hal lain yang ingin saya sampaikan atau pertanyakan kepada Bapak. Tetapi, saya tulis dan kirim ke alamat eMail Bapak. Mohon maklum, maksud saya, supaya lebih leluasa menulisnya.
Sekali lagi mohon maklum.
Terima kasih.
Y2O.